Happy reading, gaes ❤
*****
"PRILLYYY?!" Kaia dan Bunda Resi spontan berteriak ketika melihat wajah putih, cantik, nan menggemaskan itu.
"Hai, ka. Hai, bun," Prilly melambaikan tangan kanannya, sembari tersenyum kikuk.
"Ya amsyong Prilly, kangen banget gue," Kaia langsung saja menghampiri Prilly dan memeluknya erat. Kemudian Kaia menarik tangan Prilly menuju Bunda Resi. Badannya menyenggol keras bahu Ali yang berada di samping Prilly.
"Aww. Ish...pelan-pelan kali, Kai. Sakit nih bahu gue," Protes Ali.
"Emang gue sengaja. Wleee," Ucap Kaia. Ia menjulurkan lidahnya ke arah Ali. Sedangkan Ali, ia hanya memendam kekesalannya karena tidak ingin merusak suasana diantara mereka. "Lo liat aja nanti, gue bales lo," Ali membatin. Biar saja ia membalas perbuatan kakaknya nanti.
Bunda Resi hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat pertengkaran kecil diantara kedua anaknya. Sedangkan Prilly, ia hanya tersenyum kecil melihat hal tersebut. Kemudian, ia mengalihkan pandangannya ke arah Bunda Resi. Prilly tersenyum lembut ke arah Bunda Resi, yang sudah ia anggap seperti mamanya sendiri.
"Assalamualaikum, bunda," Prilly meraih tangan kanan Bunda Resi dan menciumnya.
"Waalaikumsalam, sayang,"balas Bunda Resi.
Bunda Resi juga tersenyum lembut pada Prilly. Senyumannya menyiratkan kegembiraan yang begitu kentara di wajah beliau yang keibuan. Rasa tak percaya juga mendera membuat hatinya senang tiada tara melihat gadis yang lama tak ia pandang berdiri di hadapannya dengan senyum lembut.
"Ya Tuhan, Prilly. Bunda kangen banget sama kamu sayang," Ucap Bunda Resi.
Kedua tangan beliau menarik tubuh mungil Prilly ke dalam pelukannya. Bunda Resi memeluk Prilly erat bermaksud menyalurkan rasa rindunya pada gadis mungil yang sudah ia anggap putrinya sendiri itu.
"Prilly juga kangen sama bunda. Maafin Prilly ya, bun. Jarang main kesini lagi,"
Prilly balas memeluk Bunda Resi sama eratnya. Keduanya saling menyalurkan rasa rindu yang selama ini terpendam, tanpa bisa diungkapkan. Rasa haru tiba-tiba saja menyelimuti hati keduanya, begitu kentara, sehingga membuat Ali dan Kaia yang sedari tadi hanya menonton juga terbawa suasana.
Kaia tersenyum kecil melihat sang bunda serta Prilly. Setelah sekian lama akhirnya kedua orang yang sangat ia sayangi itu bertemu kembali. Kaia turut bahagia, sangat bahagia tentunya. Air matanya hampir saja jatuh, jika ia tidak mengedipkan matanya berkali-kali kearah langit-langit rumahnya.
Di tengah keharuan itu, tiba-tiba saja Kaia merasakan seseorang merangkul bahunya dari samping. Ia menoleh, mendapatkan sang adik sedang menatap ke depan, ke arah Prilly dan Bunda Resi tepatnya. Kaia pun turut mengalihkan pandangannya ke arah yang sama. Namun, ia teringat sesuatu. Ini waktu yang tepat untuk mengeluarkan apa yang selama ini ia pendam.
"Li,"
"Ya?"
"Gue pengen ngomong,"
Ucapan Kaia membuat Ali menoleh dengan dahi berkerut bingung disertai pandangan penasarannya.
*****
"Gue pengen ngomong," Ucap Kaia, sama seperti yang sebelumnya ia katakan. Kaia tiba-tiba saja memasuki kamar Ali tanpa izin ataupun mengetuk pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong
Fanfiction"Ketika cinta menuntunmu ke jalan yang menyakitkan" Ketika Tuhan mengkehendakinya. Kita bisa apa? *** Sebuah kisah tentang persahabatan, cinta, dan keegoisan. Sebuah cerita tentang persahabatan yang hancur karena cinta yang tidak terucap. Persahabat...