Assalamualaikum. Maaf karna aku lama. Happy reading ya ❤
*****
Hanya keheningan yang tercipta diantara mereka kala seseorang di dalam sana sedang ditangani. Hingga sebuah suara memecah keheningan tersebut. Suara deringan handphone seseorang, yang membuat seseorang tersebut berjalan sedikit menjauh dari temannya yang lain.
Ya, mereka adalah Ali, Feeya, Mila, Gritte, Kevin, dan Arief, yang menunggui Prilly yang sedang ditangani di ruang UKS. Dan handphone Ali-lah yang berdering tadi. Memang tidak ada yang menyuruh mereka untuk menunggu di luar. Namun, mereka hanya ingin penjaga UKS yang menangani Prilly tidak terganggu dengan adanya mereka.
Samar-samar Feeya mendengar Ali yang berbicara dengan seseorang di seberang sana.
"Yaudah Om tunggu disana, Ali samperin."
"Gue kedepan bentar," Setelah menuai anggukan dari para sahabatnya, Ali langsung berlari menuju tempat yang dimaksudnya.
"Emang dasar ya, ngakunya aja sahabat. Sahabat kok, ninggalin sahabatnya yang lagi sakit. Sahabat macem ape tuh?!" Dumel Feeya dalam hatinya.
Sementara para sahabatnya hanya menatap bingung pada Ali yang langsung pergi.
Tak lama kemudian, Bella, siswi yang hari itu bertugas sebagai penjaga UKS, keluar dari ruangan tersebut. Namun, belum sempat Bella berucap, Feeya sudah menanyakan sesuatu yang baru saja akan Bella jelaskan.
"Gimana Bell?"
"Apanya yang gimana?" Bella bertanya dengan polosnya.
"Ya Prilly-nya gimana Bella?" Feeya berucap dengan gemasnya terhadap kelolaan Bella.
"Oh...hehe, bilang dong," Bella menjawab dengan cengiran khasnya. Baru saja Bella ingin melanjutkan ucapannya, namun terhenti karena kedatangan Ali bersama seseorang di sampingnya.
"Gimana Prilly?" Kini Ali bertanya dengan senyum ramah yang biasa ia berikan. Namun tersirat kekhawatiran yang mendalam di balik senyuman tersebut.
"Hah? Oh... Prilly ya? Itu--anu-- aduh gimana ya? Itu loh--anu-" Fix. Bella gugup setengah mati ketemu plus ngomong sama Ali.
"Aduh Bella, kasian si anu-anu itu lo sebutin terus, ntar dia keselek biji duren lagi," Feeya menyahut dengan perasaan jengkel dan gemas yang menjadi satu.
"Udah, stop. Fee, Bell, ini Om Hendra dokter pribadi keluarga gue dan sahabat gue yang lainnya, termasuk keluarga Prilly. Gue minta Om Hendra ke sini buat nanganin Prilly supaya lebih optimal. Dan Gue rasa itu gak masalah kan?" Ali bertanya kepada Bella, namun matanya melirik Feeya. Mungkin dengan maksud lain yang ingin menyindir Feeya yang selalu protes terhadap tindakan yang dilakukannya, tidak perduli baik atau buruknya.
Feeya yang merasa tersindir pun hanya memutar bola matanya dengan jengkel.
"Tau kok, asal SAHABAT GUE gak sakit lahir-batinnya aja," Feeya balas menyindir Ali dan para sahabatnya, juga memberi tekanan pada kata 'Sahabat Gue'.
"Lo--" Gritte menunjuk Feeya dengan tatapan marahnya.
"Udah Tte, nanti aja berantemnya. Sekarang lebih baik kita fokus ke Prilly dulu. Om Hendra langsung masuk aja dan lo, Bella, bantuin Om Hendra di dalem," Mila melerai pertengkaran yang baru saja akan dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong
Fiksi Penggemar"Ketika cinta menuntunmu ke jalan yang menyakitkan" Ketika Tuhan mengkehendakinya. Kita bisa apa? *** Sebuah kisah tentang persahabatan, cinta, dan keegoisan. Sebuah cerita tentang persahabatan yang hancur karena cinta yang tidak terucap. Persahabat...