Happy Valentine's Day, Agnes.

17 5 2
                                    

Cerita ini kupersembahkan untuk Omanes Cari Jodoh (oreovanila) semoga dapat jodoh. Haha 🤣
.
.
.
"Boleh aku memiliki hatimu?" - Vero.
.
.
.

Berjalan menyusuri sisi jalan gang  gelap. Aku mempertajam pandangan sekadar memastikan jalan yang kupijaki aman.

Konon katanya, ada beberapa lubang yang hanya ditutupi rerumputan kering. Tidak dalam memang, tapi jika salah satu kaki kita memasuki lubang itu. Kita akan berjalan pincang.

Setengah jam aku menyusuri jalanan ini menuju kediaman Agnes. Kakiku tiba di depan pintu kontrakan kecil tempat ia berada.

Tangan kiriku masih setia menyembunyikan sesuatu. Aku mulai mengetuk.

Kayu persegi panjang itu berderik. "Hai. Aku pikir kau tidak jadi datang." Agnes dengan kaos tipis putihnya tersenyum padaku.

"Tentu saja aku akan datang. Aku akan menepati janjiku."

"Masuklah." Ia mempersilakanku dengan wajah semu merahnya yang terlihat meski dalam keadaan remang.

Aku berhenti di ruangan beralas karpet plastik. "Kau mengatakan ingin sesuatu di Hari Valentine, bukan?"

Ia menatapku sebentar dan menunduk. Gerakan mengangguknya sangat pelan sekali.

"Aku ada sesuatu untukmu." Ia mendengak dan matanya membola menatap tiga tangkai mawar merah di tangan kanan yang aku serahkan padanya seraya menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Boleh aku memiliki hatimu?"

Dia mengedip beberapa kali. Malu-malu ia mengangguk. "Tentu saja."

"Ambillah." Dia menurutinya. "Selamat Hari Valentine, Agnes. Sekarang aku akan memiliki hatimu," tutupku menyeringai.

"Selamat Hari Valentine, Vero. Aku men ... cintamu...." Ia menutup wajahnya dengan tiga tangkai mawar di genggamannya.

Aku memeluknya. "Ya, aku ambil hatimu sekarang oke."

"Euh?" Dia hendak melepas pelukanku. Namun, urung saat benda runcing mengilat mendarat di bagian perut tepat di hatinya. "Ka-kau? Ke-ke-napa kau la-la-ku-kan i-itu?" Tangannya justru mempererat pelukan kami.

Aku tersenyum lebar di balik punggungnya. "Aku ingin hatimu, Agnes. Bukannya sudah kukatakan itu?" Tangan kiriku turun perlahan seraya memperdalam benda runcing itu dalam perut Agnes.

"A-aakh!" Dia terdengar bahagia sekali aku melakukan itu. Aku melepas pelukan kami dan ia terjatuh. Tubuhnya telentang di bawah kakiku.

Mata tajam hitamnya, membulat ke arahku. Ah, menggemaskan sekali. Aku jadi ingin memilikinya.

Baiklah, nanti setelah aku berhasil mengambil hatinya.

Aku turun dan memegangi perutnya yang tertutup kaos tipis put—tidak, merah seperti mawar yang kubawakan tadi. Aku membuka perutnya. Hatinya terlihat. Kuambil benda itu setelah mendapatkannya, aku mendekatkan wajahku pada Agnes.

Hidung kami menyatu. Matanya tetap menatapku. Sungguh menggemaskan! "Terima kasih, Agnes. Akhirnya aku memiliki hatimu." Setelah mendaratkan kecupan ringan di keningnya, aku pun berdiri.

"Selamat malam. Aku harus bergegas. Di malam Valentine membuatku sangat sibuk di toko. Aku akan kembali besok." Setelah mengucapkan itu aku keluar dari rumahnya dengan perasaan bahagia.

Aku telah memiliki hati Agnes di Hari Valentine. Aku meletakan hati itu di saku celana yang kukenakan.

Aku sangat bahagia. Dia pun begitu. Besok aku akan datang lagi, Sayang!

Belum satu menit aku meninggalkan rumahnya, aku sudah sangat merindukan mata indahnya. Ah, Agnes. Mengapa matamu sungguh indah. Aku jadi sangat bergairah untuk memiliki semua yang ada padamu.

Sampai jumpa besok!

[].

Cerita ini aku buat untuk memenuhi challenge yang diadakan oleh iwfofficial_ setelah sekian lama, akhirnya bisa ikutan challenge IWF lg hihi 😳

Hope you like it! Happy Valentine's guys.


Love love 💞
Hldrsd.

Katanya DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang