"Kamu rela mati demi aku?"
"Lagi?"
Laki-laki itu terdiam saat perempuannya menanggapi. Selanjutnya, hanya iringan musik kafe yang memenuhi pikiran mereka. Lirik per lirik dinyanyikan oleh sang penyanyi.
Aku yang minta maaf walau kau yang salah
Akukan menahan walau kau ingin pisah
Karena kamu penting
Lebih penting
Dari semua yang kupunyaSudah sejak satu jam mereka berada di kafe ini untuk melepas rindu masing-masing. Hubungan jarak jauh membuat mereka tak punya waktu lama untuk berduaan.
Nuansa Bening dan Garis Biru, sepasang kekasih yang terpaksa menjalin hubungan dalam jaringan dua tahun terakhir ini. Nuansa melanjutkan pendidikan di Depok, sementara Biru mendapat tawaran pekerjaan di Batam setelah berhasil mendapat gelar sarjana di Jakarta.
Jika kamu salah aku akan lupakan
Walau belum tentu kau lakukan yang sama
Karena untukku kau lebih penting dari egokuTepat saat sang penyanyi selesai membawakan lagu, barulah Nuansa memulai kembali percakapan. "Kamu menanyakan apakah aku rela mati untukmu?"
Netra sehitam jelaga itu menatap kekasih yang lama ia rindukan. Tidak ada yang berubah, hidungnya mancung, alis tebal, dan bulu mata lentik yang membuatnya selalu iri. Semua itu masih sama.
Beberapa waktu lalu, Nuansa menanyakan kelanjutan hubungannya dengan Biru. Ia sudah cukup bosan dengan hubungan yang begini-begini saja. Maksudnya, ia merasa berjuang sendiri sedangkan Biru selalu sibuk dengan pekerjaannya. Apakah laki-laki itu tidak tahu? Nuansa juga sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya. Akan tetapi, masih sempat untuk mengabari atau memberi perhatian lebih.
Tak menjawab sepatah pun, Biru hanya memperhatikan wajah Nuansa. Ada perubahan pada gadis itu, ia tak melihat lagi surai hitam yang selalu diikat tinggi yang ia lihat sekarang warnanya berganti menjadi cokelat gelap dan terurai. Rambutnya bergelombang, seperti dicatok. Putih masih ingat, gadisnya itu tak suka rambut lurusnya terkena catokan atau apalah itu yang mengubah rambutnya menjadi macam-macam. Ingin sekali menanyakan sesuatu. Namun, pertanyaan itu hanya tersimpan dalam pikirannya.
Bibir merah muda Nuansa beradu dengan gelas, ia meneguk isinya. "Kenapa diam?" katanya setelah minuman itu meluncur di kerongkongan. "Kamu masih meragukan cintaku?"
Jemari lentik itu menaruh gelas kembali. Wajah jelitanya masih enggan berpaling dari Biru. "Kamu ingin aku mati karenamu?"
Biru masih tidak menjawab.
"Aku sudah lama mati karenamu, perasaanku ... mati. Sekarang kamu meminta aku untuk rela mati, lagi?" Nuansa mendecap-decap.
"Aku hanya ingin hubungan kita ada kejelasan, tidak mengambang seperti ini. Sekarang, kamu malah menanyakan itu sekakan-akan ragu terhadapku. Lima tahun itu bukan waktu sebentar buat kita jalani hubungan, Bi. Aku hanya ingin kejelasan."
Masih tak menjawab, Biru memilih untuk menyeruput kopi hitam di cangkirnya. Sesekali melari-larikan pandangan agar tak selalu tertuju pada Nuansa.
"Aku selalu mementingkan kamu, aku selalu berusaha menjadi yang terbaik buat kamu, aku ... selalu mencintai kamu. Apa itu nggak cukup sebagai pembuktian cinta aku pada kamu?" Nuansa berpangku tangan agar tak terlihat sangat menggebu-gebu saat berbicara.
"Aku selalu fast respon saat kamu chat, aku nggak pernah lupa buat ucapin selamat pagi, aku nggak pernah lupa buat minta maaf kalau lupa nggak kasih tau kamu soal kegiatan aku. Aku selalu memprioritaskan kamu. Apa yang membuat kamu ragu?"
Biru mulai menatapnya lekat kembali. "Mungkin ... aku hanya ragu pada perasaanku sendiri."
Nuansa mendesah. Ia cukup pedar pada kekasihnya itu. "Ragu kenapa?" Alisnya terangkat.
Biru hanya menggedik.
"Kamu bukan ragu, aku tahu. Masih karena orang itu, kan? Aku lelah, Bi. Kita bicarakan ini besok. Aku ingin pulang." Nuansa menyerah. Ia bergegas untuk berdiri menenteng tas selempang kecil di bahunya kemudian melangkah meninggalkan Biru yang terpaku.
Pertemuan pertama mereka setelah dua tahun terakhir, berakhir tak menyenangkan.
[]
Lalalallalalala aku post ini di sini aja. Dapat prompt dari MosaicRile beberapa waktu lalu. Prompt yg berasal dari igeh aku lupa nama ignya 😂
Ratnasih, tunggu tahun baru, ya. Nanti kita kembali kalau aku kuat 😘
Bandung, 5 Desember 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katanya Drabble
Short StoryJangan dibuka! Nanti menyesal! Mending dibaca aja ceritanya.