4

142 6 0
                                    

Menemukan coklat ntah dari mana asal nya, setau ku tak ada yang tau jika aku begitu menyukai coklat aku bingung harus senang atau panik. "dari siapa pun itu TERIMAKASIIH!!" teriak ku di ruang loker sambil melihat kanan dan kiri.
Aku pun menuju ruang kelas menemui Anisa dan Gita, "ini dari kalian?" tanya ku "bukan" jawab mereka serentak "lalu dari siapa?" tanya ku lagi "mana aku tau" jawab mereka serentak lagi "kalian samaan terus jodoh kali dah jadian aja sono" ucap ku sambil melangkah dan aku mendengar mereka bicara "yuk lah jadian" aku tertawa sedikit. Aku menuju ruang adik kelas menemui huda dan bertanya "ini dari mu?" "bukan" jawab dia dengan muka polos dan aku berpikir, batin ku pun berbicara "apakah ini dari Gastar? Ntah lah. Aku tak peduli yang penting aku makan coklat, lagian aku sudah berterimakasih tadi di ruang loker".
Aku pun pulang. Hari selasa ini tak ada yg menyenangkan kecuali coklat itu dan hari ini tak ada Gastar yang menyandung atau pun Gibran yabg menahan ku, hanya ada ayah yang harus pergi dulian dan hujan.
"Rain! Kenapa kau menyobek buku adik mu?" teriak ibu ketika aku baru saja membuka pintu sedikit, "Rain ga mau nyobek tapi dia duluan yang buat Rain kesal dan menggangu Rain!" jawab ku ketus "lalu dengan peralatan dandan kakamu? Dan gunting dapur kau kemana kan Rain?" tanya ibu dengan nada keras "peralatan kakak? Sama dengan Arnold dia yang menggangu ku. Gunting dapur? Aku tak memegang nya bun!" jawab ku mulai kesal. Ayah pun datang "oh Rain kamu yg menumpahkan kopi ke berkas ayah ya?!" tanya ayah dengan nada menuduh "bukan Rain yah.. Bukan" jawab ku kesal sambil berlari menuju kamar ku.
Sampai di kamar aku pun berbicara sendiri "aku kira hanya ayah yang pergi duluan untuk hari ini taunya aku juga harus kena dengan ibu dan ayah ku. Aku capek!". Aku pun menangis dan mengunci pintu, tiba tiba "Rain?... Buka pintu Rain" seseorang dengan suara berat itu abang ku, "tidak bang Rain hanya ingin sendiri" jawab ku sambil mendekat ke pintu "baiklah" jawab abang ku. Keesokan hari nya, karna kamar mandi ku lagi di perbaiki aku harus mandi di kamar mandi luar, aku pun membuka pintu dan ternyata abang ku tidur di depan pintu ku aku kira abang ku sudah di kamarnya. Aku tidak tega, aku bangunkan dia "bang.. Bang.. Bang Gafran bangun" ucap ku sambil menggoyangkan bahu nya, abang ku pun terbangun "kenapa abang tidur disini?" tanya ku "abang ga mau adik abang kesepian" balas abang ku sambil menggosok muka "idih.. Sudah lah aku ingin mandi" jawab ku sambil melangkah menuju kamar mandi.
Setelah mandi aku sudah siap untuk berangkat. "Raiiiiin!! Sarapan cepat sudah ditunggu semua ini!" teriak bunda ku dari ruang makan. Aku masih kesal dengan kejadian tadi malam, aku pun menuruni tangga dan langsung menuju pintu "eh Rain mau kemana kamu?" tanya mereka serentak. "Rain pergi dulu yah, bun, bang, kak, dek" teriak ku sudah di luar pintu. Baru ingin berjalan abang ku menyusul dan berkata "mau abang anter?". "tidak.. Biar kan Rain sendiri" jawab ku melanjutkan jalan. "hmm hati hati dek" jawab abang ku dengan sedikit teriak.
Selama aku berjalan menuju halte bus aku hanya melihat kanan kiri tiba tiba... "wuuung" motor cross melintas dan tak sengaja menyerempetku lalu lengan ku luka sedikit. Sudah di serempet motor dan kali ini tak ada Anisa yang melewati halte bus jadi mau tidak mau aku harus menunggu bus nya, untung saja tidak lama. Sesampai di sekolah aku langsung menuju ruang UKS untuk mengambil plester.
Ternyata disana ada Gastar sedang mengecek peralatan UKS, aku pun tak tahan dengan pedih luka di lengan ku jadi aku harus mengambil nya. Aku pun masuk ke dalam UKS dan mencari plester, tiba tiba "tangan mu knp?" tanya Gastar. Aku diam, "knp diam? Aku minta maaf soal kemarin aku tak sengaja dan tak bermaksud untuk mempermalukan mu" ucap Gastar. Aku tetap diam dan langsung keluar dari UKS, karna Gastar aku lupa kalau aku harus mengambil plester. Bantinku bilang "ah sudah lah perih sedikit saja.. Ga saja sih.. Tapi aku malas bertemu Gastar di sana". Aku menuju ruang kelas, ketika aku di depan pintu hendak masuk tiba tiba ada yang berkata "stop.. Kak". Yaa, itu Huda. "ini buat kakak.." kata Huda sambil memberikan plester dan obat luka. Batin ku bertanya "kenapa dia tau aku membutuhkan ini? Padahal aku tidak ada bertemu dia" aku pun memilih untuk bertanya "darimana kamu tau aku butuh ini?" tanya ku sambil menyelidik. "iyaa sejak tadi kakak keluar bus aku melihat tangan kakak luka" jawab Huda. "oooh baiklah, terimakasih adik kecil" jawab ku sambil menggoda. "hahaha, sudah kak aku harus pergi.. Daaah" ucap huda sambil berlari menuju kelasnya.
Aku pun memasuki kelas, disana sudah ada Gita dan Anisa. Tiba tiba Gita bertanya "kenapa kamu membawa plaster dan obat...." anisa pun memotong ucapan Gita "kan padahaaaaaal.....

Nama Ku Rain Where stories live. Discover now