5

199 4 0
                                    

"padahaaaaal..... Gastar sudah menitipkan ini padaku untuk luka mu " kata Anisa dengan bingung sambil menyodorkan obat dan plester. Aku bertanya keherenan "Gastar?!". Hati ku berkata "untuk apa dia memberi ku.. Kenapa dia begitu perhatiann.. Sebaik apapun dia aku akan tetap membencinya".
     Hari ini terasa sungguh biasa sampai aku rasa ada yang berbeda pada Anisa dan Gita pada saat istirahat pertama, aku penasaran. Sekarang menunjukan jam 12:50 pertanda ini waktu istirahat kedua. aku, Gita, Anisa menuju kantin. Sesampai di kantin Gita memilih untuk tidak sebangku dengan kami, aku sangat bingung. "Anisa kenapa dengan Gita??" tanya ku. "ntah lah aku tak tau Rain.." jawab Anisa lesu. "dan.. Kenapa juga dengan dirimu? Cerita lah kepada ku.. Aku kan sahabat mu" tanya ku lagi sambil memandangin Gita yg sedang melamun. "baik lah Rain.. Sebenarnya kami menyukai lelaki yg sama.. Yaitu Gibran kembaran Gastar.. Tadi pagi kami baik baik saja.. Sampai pada jam istirahat pertama Gibran berbicara asik dengan ku.. Gita pun cemburu melihat nya, lalu dia pergi. Aku ingin meminta maaf tapi aku takut Gita tak memaafkan" jawab Anisa. "jadi Rain, aku harus bagaimana??" ucap Anisa sambil memeluk ku dan menangis. "kamu harus meminta maaf pada Gita dan menjelaskan bahwa kamu hanyalah mengobrol dan tak lebih" jawab ku. "tapi aku takuut Rainataaaa...." saut Anisa sambil tersedu sedu. "kamu mau persahabatan kita hancur karna salah paham nis??" tanya ku melas. "tidak Rain tidaaak.. Itu suatu hal yang akan membuag ku sangat menyesal telah mengobrol" jawab Anisa. Aku pun memaksa Gita untuk duduk di dekat Anisa, "Git aku minta maaf sama kamu.. Aku ga maksud apa apa.. Kok Git" Anisa memulai percakapan. "ENGGA NIS! AKU SELALU NGALAH SAMA KAMU! WAKTU ROK MU TERKENA PERMEN KARET KAMU PAKE ROK SIAPA? AKU KAN?!, WAKTU BAJU MU BASAH KUYUP TERKENA HUJAN SIAPA YG RELA GANTI BAJU NYA JADI BASAH SAMPAI HAMPIR DEMAM? AKU NIS AKUU MASIH BANYAK YANG LAIN.. sudah lah nis.. Aku capek." jawab Gita dengan mata berkaca kaca sambil bergegas berlari.
      Aku yang melihat itu hanya bisa diam, tak tau apa yang harus aku lakukan karna Gita tak pernah marah sama sahabatnya sebelum ini. Aku pun memilih membiarkan Anisa tenang dan aku menyusul Gita. Setelah sekian lama mencari taunya Gita sedang ada di ruang loker duduk sendiri menangis, aku pun mendatanginya. "Git?" sapa ku ragu. Gita mencoba berhenti menangis tapi tidak menjawab ku, "boleh aku duduk?" tanya ku. "yaa Rain.." jawab Gita sambil mengusap matanya. Aku pun duduk, Gita menatap ku lalu dia memeluk erat ku. "Git Are you okey?" tanya ku. "noo..." jawab Gita yang makin menangis tersendu sendu. "kamu kenapa Git?" tanya ku sambil mencoba menenangkan nya. "aku ga tauuu Rain.. Aku ga tau.." jawab Gita sambil melepas pelukannya. Aku hendak mengambil foto kami bersama di dalam loker. Aku kaget, karna ada Gita disana aku hanya berkata dalam hati "kenapaaaa??!....

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 01, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Nama Ku Rain Where stories live. Discover now