3

155 5 0
                                    

        Hmm, seseorang yang berdiri di tengah hujan yang deras sambil membawa payung biru tua dia adalah Gibran kembaran si Gastar.
    "ada apa dia mencari ku?" hati ku berbicara. Huda pun tak menjelaskan sesuatu dia langsung pergi dari tempat itu. "ada apa mencari ku?" teriak ku dari koridor sekolah "apa?!! Aku tak mendengar mu!" jawab Gibran dia hanya di tengah derasnya hujan tak ada niat untuk ke mendekat, aku pun kesal aku menuju tengah lapangan dan tepat di depan Gibran "kenapa kamu mencari ku?" ucapku sambil mendongak ke arah mukanya "Gastar ingin meminta maaf padamu soal dia menyandung mu, dia bilang dia tidak sengaja" ucap Gibran sambil tersenyum sedikit "tidak! Aku tidak akan memaafkan dia! Dia sudah membuat ku sakit dan malu dalam waktu bersamaan" jawab ku sambil memutar badan hendak menuju pintu gerbang, hujan mengenai ku Gibran pun menarik tangan kiri ku dengan kuat sehingga aku tertutupi oleh payung.
      "sudah lah Gibran aku ingin pulang" kata ku kesal melepaskan tangan dan berlari menuju gerbang sekolah, sampai di gerbang sekolah aman aman saja dia tidak mengikuti ketika hendak sampai di halte bus ada org yang tak asing di sana. Ya, dia Gastar. Aku terdiam di bawah lebat hujan aku tak membawa payung, Gastar pun maju 1 langkah ke arah aku sehingga tubuhnya juga terkena hujan dan dia teriak "maafkan aku Rain" "tidak akan! Aku membenci mu!" jawab ku sambil berlari mencari taksi yg ada, di sepanjang jalan aku hanya melihat lebatnya hujan dari kaca, dan batin ku berkata "disaat yang paling mengesalkan terjadi hujan".
        Sampai di rumah ibu ku bertanya "kenapa kau bermain hujan Rain?. Dan kenapa kau pulang telat?" "tidak bu aku tidak bermain hujan, aku tak membawa payung lalu ada anjing yang mengejar ku jadi mau tidak mau aku basah kuyup" jawab ku terbata bata "ooh begitu, sudah buruan mandi lalu kita makan malam bersama" kata ibu sambil menaruh piring di meja makan.
        Setelah makan malam bersama aku menuju kamar lalu abang ku menepuk pundak kanan ku sambil berkata dengan nada menggoda "gimana nih kakak kls 9 kita??" "aww" ucapku kesakitan "eh kenapa ini? Alay bgt cuma di tepuk langsung aw" ucap abang ku "ga apa" jawab ku tergesa menuju kamar lalu abang ku menghalangi dan memaksa memberi tau "aku akan kasih tau tapi tidak usah beritau ayah sama bunda atau siapapun itu ya?" ucapku "ya" jawab abang ku "janji?" tanya ku "iyaa bawel, mending di kamar aja deh kita ngobrol capek berdiri disini" kata abang ku. Aku pun menceritakan kejadiannya "siapa yang menyandung mu? Berani sekali dia" tanya abang ku dengan sedikit kesal "ntah lah aku pun tak tau pasti" aku memilih untuk tidak memberi tau siapa "oke lah lain kali hati hati yaa dek" ucap abang ku sambil keluar kamar.
        Ke esokan pagi, "bun ayah mana?" tanya ku heran "ayah ada urusan di kantor nya harus duluan berangkat, kamu naik bus saja" "hmm, aku pergi bun" jawab ku kecewa. Sesampai di halte bus untung saja Anisa lewat membawa motor jadi aku bisa nebeng kalau tidak aku bisa terlambat ke sekolah karna menunggu bus disini. Selama di perjalanan kami diam tiba tiba "kamu sakit Rain?" tanya Anisa membuka percakapan "eh awas ada kucing" jawab ku mencoba mengalihkan pembicaraan, hati ku berbicara "untung saja ada kucing kalu tidak aku mau jawab apa?". Sesampai di sekolah di jam istirahat pertama aku menuju ruang loker hendak menaruh barang, tapi aku menemukan....

Nama Ku Rain Where stories live. Discover now