"APA.."
aku menggelengkan kepalaku dengan keras. Maksudnya apa. Kenapa aku harus di jodohkan? Ini sudah zaman modern bukan zaman Siti Nurbaya.
"Tidak oma,aku tidak mau!" ucapku sedikit menaikan nada suaraku.
"Oma tidak memaksa mu sayang, kami akan memberi waktu untuk kalian saling mengenal satu sama lain terlebih dahulu. Jika kau tidak menyukainya kau bisa menolak perjodohan ini"
Ucap Oma kepadaku."Baiklah. Tapi bagaimana jika aku tidak menyukai. Apakah Oma akan langsung memutuskan perjodohannya" ucapku kepada oma.
"Iya. Oma akan langsung memutuskan perjodohan nya. Tapi Oma sangat yakin. Kau pasti akan sangat menyukai-nya Angel.."
Mana mungkin aku menyukainya. Tapi kalau yang dibilang Oma benar-benar terjadi bagaimana? Dan siapa yang akan di jodohkan denganku.
" bye the way siapa sih yang cowok yang akan dijodohkan dengan ku?"tanyaku kepada Oma. Semua keluarga menatapku termasuk kak Sean yang tadinya hanya melamun sekarang menatapku.
Kenapa? Apa pertanyaan ku salah?"Kau akan tau nanti." ucap papa
Kenapa mereka seperti menyembunyikan sesuatu dariku.
*****
Drrttt drtttt
Handphoneku bergetar. Aku mengambilnya dari atas tempat tidurku. Aku duduk di sisi ranjangku dan membuka notif SMS dari Zahra.
From Zahra
-njel besok jalan yuk?
_________
To Zahra
-kemana? Jam berapa? Siapa aja?
___________
From Zahra
-kita hangout bareng ke mall. Jam 12 siang. Yang ngikut Gue,Lo,anggi sama Gita.
____________
To Zahra
-Okay. Kumpul tempat gue!
___________
From Zahra.
-sipp angelot.
__________
To Zahra
-Kamvrettt Lo ziarah..😠
Aku melemparkan handphone ku diatas tempat tidur. Dan berjalan kearah nakas dan mengambil gelas kosong bekas air minum dan berjalann keluar untuk mengambil air putih.
Aku turun kebawah untuk mengambil air. Aku menuju dapur dan meletakan gelas kosong ke dapur dekat dengan kran air. Lalu mengambil gelas bersih yang berada di dalam lemari dan mengambil air yang ada di dalam teko.
Aku menuangkan air lalu kemudian aku berjalan ke ruang tamu sambil membawa air putih melihat televisi yang masih menyala.
"Siapa yang menonton malam-malam begini dan kenapa tv-nya gak dimatiin" batinku
Aku berjalan menuju ruang tamu dan melihat remove yang berada di atas meja didepan TV. Aku menekan tombol merah dan layar TV pun mati.
"Kenapa kau mematikannya!"
Kyaaa......!!!!
Aku berteriak keras mendengar suara itu yang mengagetkan ku. Aku memegangi dadaku yang masih berdetak cepat Karena kaget. Aku menarik nafas ku dalam mengoptimalkan detak jantungku lalu melihat kebelakang dan mendapati kak Sean menatapku sambil memicingkan matanya.