2nd: Pencitraan

34 5 1
                                    

Karna yang Agatha dan semua keluarga Ari taunya Naumi dan Ari berteman baik.

“Nyebelin lo dasar beruang kutub,” Vanno membaca pesan balasan dari Naumi di hape Ari. “CIYEE ARII! JADI DARITADI LO DIEM AJA LAGI CHATTING SAMA NAUMI?! CIYEE!"

Ari menghela napas singkat begitu suara Toa milik Vanno terdengar, bahkan mungkin sampai ke ujung koridor. Ari memilih masah bodo dan kembali memasukan ponselnya ke dalam saku tanpa membalas Line dari Naumi.

“Ari mulai main belakang yaa!” celetuk Danu mengerling kearah Ari.

Dava langsung menoyor kepala Danu seenaknya. “Ambigu lo anjir!”

“Aduh! Gak usah pake noyor gue DADA!” Balas Danu sambil mengusap-usap kepalanya. Memanggil Dava dengan sebutan yang paling Dava benci, tapi Danu suka.

“EH AMBEGO!” Vanno seketika terbahak, Danu ikut-ikutan. Sementara Dava mendengus dan kali ini Ari terkekeh pelan melihat tampang Dava.

“ARI! LO KETAWA?! SUMPAH DEMI APA?! KEAJAIBAN YATUAN!” Dava yang awalnya cemberut, langsung heboh saat mendengar Ari kembali terkekeh. Seingatnya, sekitar sebulan lalu cowok itu terkekeh karna lelucon konyol Vanno.

“Mi apa, Ri! Mi apa, lo ketawa-eh! Terkekeh deh maksud gue-ah tapi sama aja. Mi apa, Ri?!” respon Danu tidak jauh beda dengan Dava.

“MIYABI.” tiba-tiba Vanno menimpali dengan cengiran lebarnya. Lebih-lebih dari Danu. Yang lain kecuali Ari tertawa menyahuti ucapan Vanno.

Karna mata Ari sekarang tertuju pada ponselnya, saat sebuah notifikasi salah satu sosial medianya masuk.

@Febbyy13 menandai anda dalam sebuah kiriman.

*An hour ago*

Balik lagi, Ari tetaplah Ari, tidak peduli dan tidak mau peduli. Jadi cowok itu kembali menutup ponselnya tanpa ada rasa penasaran sedikitpun.

“RI! LO UDAH PEER FISIKA?” Telinga ketiganya terasa pekak ketika Vanno kembali dengan suara Toanya.

Dava menggeram. “Eh Toa! Berisik lo, ngomong pake teriak-teriak segala! Namanya si Ari disamping lo juga.” lama-lama kesal juga kalau manusia kayak Vanno dibiarkan.

Vanno cengengesan. “Siapa tau aja Ari gak denger kan kalo gue ngomongnya pelan-pelan,” dia melirik Ari yang sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. “tuh liat aja! Gue nanyanya teriak juga masih gak dijawab.”

“Ulululuu~ Panoan, kudis, kurap baper oyy!” ceplos Danu diakhiri suara tawa membahananya.

“Lo sok-sok'an nanya peer Fisika, tugas disekolah aja gak pernah ngerjain. Makanya Van, ngaca.” kata Dava sengaja ketus.

Vanno pura-pura meremas dadanya. “apa yang kamu katakan itu ... Jahat Dava!” dia berucap menirukan gaya bicara Cinta dalam film Ada Apa Dengan Cinta Dua. Ya, Vanno udah nonton bareng Danu pula!

“NGACA VAN, NGACA! MAMPUS LO!” Danu ikut-ikutan terbahak bersama Dava.

“Emang cuma Ari sohib sejati gue, lo lo pada mah jahat!” Vanno semakin bergeser ke dekat Ari, sontak dihadiahi tatapan tajam oleh Ari. Vanno nyengir. “Ehehe, Ari yang bla'em-bla'em baik deh, vis, gak lagi-lagi, suerr!”

Ketika Vanno kembali ke posisi duduknya semula, Ari beranjak dari singgasananya setelah membaca pesan singkat dari Agatha.

“Mampus lo Panoan! Ari gak mau maafin!” ceplos Danu lagi.

Ari's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang