Malang, Mei 2013
Setahun menjalani perkuliahan di salah satu universitas ternama kota Malang, Nira merasakan dunia yang sungguh berbeda dari SMA. Tidak hanya jadwal kuliah saja yang berubah-rubah mengikuti waktu, melainkan aura persaingan serta pertemanan. Jika di sekolah dia masih merasakan aura solidaritas antar kelas meskipun pada berkubu, di dunia kuliah aura perkubuan terlihat semakin kental. Buktinya adalah pada saat pengisian KRS, mereka hanya mau satu kelas dengan teman sekubu.
Semester kemarin memang benar-benar pengenalan terhadap mata kuliah hukum. Indeks prestasinya juga nggak buruk-buruk amat, tiga koma tiga masih bisa bikin Papanya tersenyum walau tidak tulus. Semester kedua termasuk lumayan berat bagi Nira, walau kuliahnya cuma sampai hari Kamis. Bayangkan, empat SKS untuk semua mata kuliah wajib seperti Hukum Perdata, Hukum Pidana, Hukum Tata Negara, dan Hukum Administrasi Negara sudah bikin otak Nira direbus.
Setidaknya hari jumat dan akhir pekan bisa dia pakai untuk kerjaan part time terbarunya di kedai kopi dekat kampus. Mumpung gajinya bagus, dan bisa buat tambahan uang jajan karena semakin hari uang yang dikirim orang tuanya semakin berkurang.
"Ra, kon wes siap ambek (kamu sudah siap sama) presentasi kelas HTN hari ini?" tanya Ella ketika Nira sedang latihan untuk materi presentasi kelompok suatu siang di kelas Hukum Tata Negara.
"Lumayan," jawab Nira pendek. Matanya masih terfokus pada kertas latihannya.
Ella ingin menanggapi lebih lanjut, tetapi terhenti ketika Danang dan Yanti sudah masuk kelas.
"Wusss, tumben kalian nggak telat," cibir Ella.
"Demi presentasi HTN kelompok kita." Danang menjawab terlebih dahulu sembari meletakkan tasnya di samping kursi Nira. Dia diam-diam mengintip pekerjaan Nira, sungguh totalitas sekali.
Nira mengalihkan pandangan dari kertas latihan presentasi. "Bawa laptop, kan? Awas kalau nggak." Mata Nira yang penuh ancaman membuat Danang sedikit bergidik.
"Tenang aja, Ra."
Nira, Ella, Yanti, dan Danang adalah kelompok yang akan presentasi dalam kelas Hukum Tata Negara. Dosen yang mengajar adalah seorang perempuan kalem bernama Bu Weni, ada yang unik dari kelasnya kali ini karena dia membawa seorang anak kecil yang baru saja pulang sekolah. Bu Weni tampak antusias ketika kelompok Nira yang presentasi kali ini. Prediksi beliau tepat hari ini, pertanyaan yang dilontarkan lebih dari 4 orang. Bu Weni sudah memastikan akan beri nilai plus dan akan dapat bonus lagi ketika kelompoknya Nira bisa menjawab semua pertanyaan dengan baik dan benar. Nira dan ketiga temannya lagi-lagi bisa menjawab pertanyaan dengan jawaban yang argumentatif, walau tadi Yanti terlihat agak sedikit gugup ketika menjawab pertanyaan dari salah satu mahasiswa yang bernama Adrian.
Kelas HTN selesai dalam waktu satu jam. Yanti sedang membereskan barangnya ketika ada seseorang datang menghampirinya.
***
Kantin yang mereka tuju terletak di belakang fakultas. Makanan yang tersedia jauh lebih lengkap. Mereka mengambil kursi panjang di pojokan, dan memakan makanan masing-masing sambil membicarakan hal-hal ringan.
"Oh gitu, Dri. Makan nggak ngajak-ngajak." Ada salah satu kawan Danang berujar persis di belakang Nira.
"Wutssss, bro. Ayo join sini." Danang menyahut dan langsung mengajak mereka duduk.
Nira mengetahui bahwa mereka adalah teman sekelas di kelas Hukum Tata Negara tadi yang duduk di sebelah Adri. Adrian sedari tadi berusaha memancing obrolan dengan Yanti, dan itu berhasil. Sementara Ella berbaur dengan teman-teman Adri. Belakangan Nira baru tahu kalau Danang sudah berkawan cukup lama dengan gengnya Adri. Tidak heran mereka sebegitu akrabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Concrete Jungle | ✓ [REVISI]
Action[SERI PANDORA #1] [TAMAT & LAGI REVISI] Cover by: Shadriella (17+) Dewi Rembulan Aldenira (25) tidak menyangka bahwa dia bisa berada di New York yang hanya bisa dilihat di film maupun tv series. Semua berkat kerja keras dan dukungan dari orang yang...