Chapter 1| Stephanie

91.1K 3.5K 23
                                    

Ini dia chapter 1, enjoy reading :)

--------

I could not tell you if I loved you the first moment I saw you, or if it was the second or third or fourth. But I remember the first moment I looked at you walking toward me and realized that somehow the rest of the world seemed to vanish when I was with you.

-Cassandra Clare, Clockwork Prince (The Infernal Devices, #2)-

----------

New York,

Stephanie Rosé Anderson

Kring!!

Stephanie baru saja tertidur saat alarm kamarnya berbunyi menandakan bahwa sudah saatnya untuk bangun dari tidurnya. Dia meraih alarm tersebut dan mematikannya. Baru saja dia ingin menutup matanya lagi, saat smartphonenya mulai bergetar menandakan bahwa ada panggilan masuk.

Berusaha untuk tidak menghiraukannya, Stephanie beranjak dari tempat tidur dan berjalan dengan malas menuju kamar mandi. Entah kenapa dari semua hari, Stephanie lebih membenci hari senin. Semua orang juga membenci hari senin Stephanie, ujarnya dalam hati. Mungkin karena itu adalah awal dari segala hal, pikirnya datar. Saat berada di kamar mandipun, Stephanie sama sekali tidak bisa menghilangkan rasa malasnya. Seandainya hari senin tidak ada, pikirnya lagi dan menghembuskan napasnya saat air hangat menyentuh kulitnya.

Hampir dua puluh menit Stephanie habiskan di kamar mandi. Saat dia keluar dan melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh pagi, Stephanie langsung lari menuju lemarinya. Setelah berpakaian, Stephanie meraih smartphonenya yang terletak diatas nakas samping tempat tidurnya. Stephanie melihat smartphonenya untuk yang kedua kali dan melihat nama Lily yang muncul di layar, Stephanie hanya bisa menggerutu sebal lalu menjejalkan smartphone tersebut kedalam tasnya dan setelah itu dia beranjak keluar kamar menuju ruang makan.

Sesampainya di ruang makan, Stephanie bisa melihat seluruh keluarganya sudah duduk tenang di meja makan sedang menyantap sarapan mereka masing-masing. Dari ibunya, Sarah; ayahnya, Edward; kakak laki-lakinya, Xavier; dan adik perempuannya, Miranda. "Selamat pagi" sapa Stephanie saat dirinya duduk di sebelah kakak laki-lakinya Xavier.

"Pagi sayang, kamu mau sarapan apa hari ini?" Ibunya bertanya.

"Umm ..mungkin telur dan bacon boleh---" Stephanie melirik jamnya sekilas. Dan saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 07:30, Stephanie menghentikan ibunya yang mulai berdiri dan melanjutkan. "Tidak jadi mom, aku sudah terlambat kuliah" lalu dia berdiri dan menghampiri ibu dan ayahnya. "Kamu yakin?" Tanya ibunya saat Stephanie mengecup pipinya.

"Yes i'm sure mom"

"Setidaknya kamu bawa roti Fanny ..."

Stephanie hanya tersenyum mendengar protes ibunya lalu berjalan menuju ayahnya dan mengecup pipinya juga. "Bye dad"

Ayahnya hanya tersenyum. Lalu berkata "Bagaimana kalau kamu tunggu kakakmu dulu? Dia bisa mengantarmu ke universitas?"

Stephanie berpikir sebentar untuk menimbang tawaran ayahnya, lalu menoleh kearah kakaknya. "Bagaimana menurutmu Brother?"

Kakaknya haya mengangkat bahu tidak peduli. "Well aku tidak ada meeting pagi ini jadi tidak masalah." Stephanie masih menatap kakaknya tidak yakin. "Sudah kamu bisa berangkat bersamaku Fanny ... bukankah kalau bersamaku akan lebih cepat?" Kakaknya berusaha meyakinkan dirinya.

Stephanie menghembuskan napasnya. "Baiklah aku tunggu di mobil" setelah berkata seperti itu, Stephanie berjalan keluar ruangan dan menuju mobil kakaknya.

My Beautiful Rosè ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang