Semangat Industri Rakyat Part II

128 2 0
                                    

Selamat pagi saudara-saudaraku. Apakah kamu sudah Ngopi? Ngopinya ditemenani dengan apa? Roti, Kue, Snack yang mungkin kamu beli di Ritel Alfamart, Indomart, berbau "mart"

Oke.. Pagi ini kita ngobrol soal "Industri Rakyat Desa Kemana?"

Kemarin seorang kawan bercerita, saat ingin berkunjung ke gubukku. dia mengatakan, dirinya baru saja dari toko ritel "Mart". Ketika masuk ke dalam toko, dia mencari makanan ringan lokal. Ternyata jenis makanan itu tidak ada. Yang iya lihat hanyalah makanan yang sudah dipackging dengan label perusahaan capital. Lalu, ia pun mengurungkan untuk membeli, dan memilih membeli buah kecapi di pinggir jalan. Akhirnya sepenggal cerita perjalananya dari dan menuju gubukku dimuntahkan dalam obrolan.

Dirgan : Heran ya?

BangBenks : Lah, kenapa?

Dirgan : Ternyata produk rakyat desa itu hanya ada di pameran pemerintah. Komuditinya banyak didesa, masyarakat pintar mengolah, tapi kenapa pemerintah tidak cerdas menangkap peluangnya.

Bang Benks : Ntar,,, ini soal apa dulu ini? Soal bahwa masyarkat yang gak bisa ngolah ketahanan pangan, atau soal pemerintah yang hanya ngejual rakyat untuk dipamerin doang!!

Dirgan : Lah itu, harusnya industri rakyat di desa itu didukung bukan ditelantarkan.

Bang Benks : Bung,, sebenarnya pemeritah itu sudah mendukung industri masyarakat desa. Suksesnya pemerintah mendukung industri masyarakat desa, dengan contoh bahwa produk-produk pangan masyarakat desa itu gak pake "Trade Merk". Kan cerdas ini pemerintah, ngapain pake label, ngapain masuk ritel. Produk pangan desa itu biar dipajang aja dikantor dinas.

Dirgan : Wah.. Ko gitu,,

BangBenks : Industri rumah tangga desa menurut pemerintah hanya untuk ketahanan di dapur, ingat "didapur" bukan ketahanan kesejahteraan "rumah tangga". Makanya, mungkin mereka berpikir, ngapain memfasilitasi rakyat desa. Kerena selama ini mereka gak untung. Mereka lebih untung memfasilitasi pengusaha kapital. Dari ijin untung, ngobrol" diamplopin. Lah.. Kalau pengusaha kecil di desa seperti kita,, pasti repot menurut mereka.

"Jadi semangat industri rakyat desa itu, program  pemerintah untuk dipajang di kantor-kantor pemerintah. Bukan untuk dimarketingkan.

Dirgan : Untung saja saya beli diwarung jalan. Bukan di "Mart" kalau begitu nanti kita tanya kepala badan ketahanan pangan Provinsi Banten.

Bang Benks : Haruh.. Gak bakalan mau ngobrol, kemaren di telepon. Alasanya lagi beres- beres sertijab. Biarkan saja. Proses alam yang menjawabnya.

*Ketika pedagang besar menjadi raksasa, pedagang kecilpun gulung tikar, kondisi demografi yang dikatakan bonus tersebut, akan berbalik arah menjadi " beban demografi".

*Dan ketika "beban demografi" menjadi gemuk. Maka ia 10 kali lipat besarnya dari raksasa. Dan singkongpun kami makan berdua....Hi..Hu..

#SaveProdukDesa

Republik #laptopPakTaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang