Hari pertama sekolah ayah memilih mengantar Qatan terlebih dahulu daripada Mentari. Sampai-sampai waktu yang terus berjalan tidak dihiraukan. Seharusnya jam masuk sekolah Mentari adalah pukul 07.15 namun sekarang sudah pukul 07.25.
"Aduh kak, ayah lupa sekolah kakak udah di mulai 10 menit yang lalu"
"Apa yah? Astaga ini hari pertamaku dan aku telat, oh ya Tuhan makin terasa sulit memulai hari pertamaku di sekolah, hufftt."
Ayah yang sedikit merasa bersalah hanya bisa diam dan menambah laju mobilnya di jalan.
Mereka berdua sekarang sudah sampai di sekolah SMA BHINEKA RAYA. Mentari yang sedikit takut meminta ayahnya untuk mengantar sampai ke ruang guru dan menjelaskan semua.
Saat sampai di ruang guru dan menjelaskan apa yang harus dijelaskan, Mentari langsung di pandu oleh seorang guru untuk ke kelas yang seharusnya ia masuki sedari tadi.
Hati Mentari terasa gusar karena khawatir apa yang akan dikatakan orang-orang yang sama sekali belum ia kenal. Apakah orang-orang disana akan terus menjadi temannya ketika ia sampah huh! Dan guru yang mengajar di sana akan mengatakan apa padanya.
Mentari terus berjalan di koridor menuju kelasnya sambil menunduk melihat langkahnya sendiri, tanpa sama sekali ia melihat ke depan.
Sampai ia sadari guru yang di depannya kini sudah tidak ada. Ia tambah bingung dan bertanya-tanya dalam hatinya sendiri.
"Nak... nak (kode tepuk tangan), sini sayang kamu kelewatan, kelas nya disini" panggil guru tadi dari arah belakangnya.
"Ah.. iya Bu, aduh bodoh nya akuu" sahut Mentari dan berbalik kebelakang dengan menutupi sebagian wajahnya dengan telapak tangan.
Mentari tambah tidak siap dengan kejadian bodoh yang baru saja ia alami. Namun sekarang Mentari sudah berada di kelasnya itu XI ipa 6. Tangan nya yang sudah gemetar sedari tadi di tambah dengan reaksi -2°C . 'hahahah' .
"Vuwit-vuwit" goda salah satu cowo di kelas itu.
"Oke nak sekarang perkenalkan diri kamu ke teman-teman kamu yang ada di sini" suruh guru yang ada di kelas itu.
"Nama saya Mentari arizka Wisnu, emm sayaa em .."
"Baiklah, sudah cukup Mentari. Silahkan kamu duduk diantara dua bangku yang kosong itu"
"Iya Bu,"
Mentari sedikit lega karna guru itu membantunya dari kegugupan. Namun dilema nya di mulai karena bingung mau duduk dimana. 1 pilihan bersama cowo di paling belakang, dan pilihan lain bersama cewe berambut pendek yang terus menatap handphonenya selagi waktu belajar.
Mentari takut cewe itu tidaklah orang yang menyenangkan. Namun pilihannya adalah cewe berambut pendek itu. Bahkan cewe itu masih terus tetap menatap hp nya meskipun Mentari sudah berada di samping nya.
"Billa! Apa yang kamu lihat di bawah itu?" Bentak guru.
"Eh iya Bu, ini lagi lihat hp eh enggak deng liat kaos kaki sebenernya, hehe."
Oh Billa namanya ternyata. Bila menatap kesamping(ke Mentari) dan kembali lg ke hp nya dan kesamping lagi.
"Aaaaaaaaaa! Eh lu siapa? Astaga copot banget. Kok lu tiba-tiba sih disini? Kapan dateng nya coba?"
"Maka nya, jangan ngestalk ig gua terus lu bil". kata orang di belakang Mentari.
"Apaan sih lu vid, geer bat lu jadi org".
Mentari hanya bisa sedikit tertawa nyengir, karna Billa yang sepertinya super kocak. Mentari berfikir sepertinya Billa lah temannya nanti, ia merasa tidak terlalu tegang karena sifat teman seperti inilah yang Mentari idam-idamkan.
"Eh.. lu memangnya tadi udah perkenalan apa? Sorry deh buat lu ga nyaman, gua gak denger lu tadi, gua Billa azhani panggil aja Angel, hahaha"
"Aku Mentari, hahahaha iya Angel. Aku harap kita temenan yah, hehe"
"Berezzzs" .
**************
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTROYER of DREAM
Teen FictionJika bermimpi adalah satu-satunya cara untuk mencintai seseorang, apakah Mentari harus terus menutup matanya? Mentari selalu berkata "apakah bermimpi harus tertidur dan menutup mata? apakah mimpi dan berkhayal itu tidak sama?. Jadi kalau membuka ma...