Hari ini adalah hari yang benar-benar baru untuk Mentari. Rumah, lingkungan, sekolah dan banyak hal lainnya.
Mentari dan keluarganya adalah keluarga yang cukup mumpuni, ayah Mentari adalah pengusaha furniture perumahan mewah yang lumayan terkenal. Pekerjaan ayahnya pula lah yang menuntut mereka harus berada di lingkungan yang benar-benar baru.
Mentari tidak begitu masalah dengan hal ini. Karena tidak ada yang membuat nya berat meninggalkan rumah maupun sekolah lamanya. Disekolah lamanya Mentari adalah siswa yang malas bergaul, bukan kesombongan alasan dibalik pergaulan yang tidak baik ini. Namun orang-orang di sekolah itulah yang menjadi masalah tersendiri baginya.
Bergaul dengan orang-orang yang benar-benar tekun belajar baginya terlalu membosankan.
Jangankan untuk berpikir menyukai lawan jenis nya disana, untuk dekat saja malas.
Apa yang diharapkan akan cinta dari cowo berkacamata setebal kaca nako. Begitulah rata-rata cowo disana.
"SMA BHINEKA RAYA, hufftt.. it's my new school. Berharap ketemu cogan deh, hahahaha. Tapi sekolahnya normal aja udah sukur lah."
Gerutu Mentari di depan meja rias sambil mengikat rambut sebahu nya longgar ke atas.Tentu saja ini adalah hari pertama di sekolah keduanya.
"Mentaaaariii..!"
"Iyaa Maaaa bentar lagi.."
Mentari meraih tasnya dan langsung berlari kecil untuk sarapan menuju kearah tangga, didapatinya sesosok buntel petentengan berseragam SD di anak tangga pertama.
"Apa Tan? Perutnya biasa aja kaleeee" Ejek kakaknya.
"Au ah gelap"
"Yeeeeeeeeeh ngambek woo Ndut"
Akhirnya sarapan mereka sekeluarga selesai. Ayah mereka bersegera mengantar mereka untuk sekolah.
"Ayo kak, dek, jangan lama-lama dek makannya"
"Have a nice day ya sayang-sayangku"
Pesan Mama sambil menciumi anak-anak nya."Tan! Ayok lomba siapa paling cepet ke mobil. Kalo Qatan menang semua uang jajan kakak untuk Qatan, tapi kalo kakak menang setengah uang jajan Qatan untuk kakak, oke?"
"Waah, ayok. Lumayan juga dapet 50rb, aku yang itung yaah,
1..2 lariiiiii , luan yaaaa hahahaha"."Kurang ajar, buntel ga bakal bisa lari".
"Stoooooooppp.. jangan lari-lari. keringetan, bau lagi ntar disekolah"
Qatan&Mentari "yaaaah Mama -_-"
Akhirnya taruhan batal dan uang jajan ga ada yang bertambah maupun berkurang. Begitulah keseharian Mentari yang selalu bodoh-bodohin adeknya dan Qatan yang selalu jahilin kakaknya.
a/n
Keep reading ya kakak-kakak. Hope all of you enjoy the story :)
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTROYER of DREAM
Teen FictionJika bermimpi adalah satu-satunya cara untuk mencintai seseorang, apakah Mentari harus terus menutup matanya? Mentari selalu berkata "apakah bermimpi harus tertidur dan menutup mata? apakah mimpi dan berkhayal itu tidak sama?. Jadi kalau membuka ma...