3. MAKSA

41 10 0
                                    

  Bel istirahat berbunyi, semua orang di kelasnya sudah keluar untuk ke kantin. Sementara Mentari tidak tau harus apa, Mentari pikir Billa akan mengajaknya ke kantin namun begitu bel berbunyi, Billa langsung tergesa-gesa keluar kelas.

"Okelah aku di kelas aja, aku dengerin musik aja deh."

Mentari hanya mendengarkan musik dengan earphone sambil sedikit menggerakkan kepalanya dan merantukkan  pulpen yang di tangannya ke atas meja. Tanpa ia sadari pukulan kecil mendarat di bahunya.

"Woy! Kekencangan tuh. Lu ga ke kantin?"

"Hah, ah! Mmm sorry sorry aku ga denger, enggak aku ga lg laper nih."

"Iya gpp biasa aja kaleeee, oh iya, lu masih inget kan sama muka orang yg godain lu waktu perkenalan tadi. Kenalin gua David, ketua kelas disini."

"Hahaha, iya aku inget kok. Oh kamu ketua kelasnya?"

"Udah jangan bacot! Ayo kekantin, gua laper dan baper."

Mentari hanya terkejut dan pasrah tangannya di tarik paksa oleh David.

Sampai di kantin, Mentari agak risih karena David terus menggenggam tangannya. Ia risih karena banyak orang yang mengenal David di sekolah itu, setiap bertemu orang
mereka selalu berfikir Mentari adalah gebetannya.

Bagaimana ia tak terkenal selain David ketua kelas, Mentari pun tak bisa bohong bahwa pesona David itu standart cowok yg disukai cewek-cewek. Hidungnya yg mancung dan rambut yg lemas tanpa pomade itu begitu mempesona setiap orang yang baru saja melihatnya.

"Ehh.. David bentar dulu, aku mau kesana"

"Oh oke oke."

"Huuuh, lega juga. Untung ada alasan."

Mentari berjalan mundur untuk menjauhi David sekaligus berniat pergi diam-diam. Namun naas kaki Mentari menginjak kaki orang di belakangnya.

"Awww! Adu duh."

"Eh bila mmmaaaf gak sengaja."

"Ooo, Mentari eh maaf juga yaa tadi aku ga ngajak kamu ke kantin, soalnya aku buru-buru karna kebelet pipis, trus pas aku mau balik ada yang narik-narik."

"Oo, sama dong kita."

"Hah sama? Apanya? Siapa?"

"Eh enggak ga pa apa."

Jam pelajaran selesai, hari pertama Mentari di sekolah terlewati meski dengan nilai 'b aja'. Kali ini ia tidak di tinggal oleh Billa lagi, melainkan mereka berjalan bersama sambil mengobrol.

*saat di gerbang*
"Tar, gua duluan yaa. Udah di tunggu noh sama mami gua."

"Oh okok, hati-hati yaa" sambil menebarkan senyum ke mami Billa.

Mentari sendiri sekarang, ia terus mencoba menelpon ayahnya. Tiba-tiba ia terkejut karena baju seragamnya terciprat genangan air di depannya oleh seorang pengendara motor yang ia ketahui siswa itu juga.

"Wooy! Berhenti dong! Kurang ajar banget sih!"

Mentari sangat kesal dengan kejadian itu. Yang ia ingat hanya gelang yang di pakai si pengendara motor kurang ajar. Tidak lama kemudian ayahnya datang menjemputnya dan mereka sudah sampai di rumah sekarang dengan wajah yg sangat kusut.

"I'm home"

"Mentari, kamu kenapa dan bajumu?" Tanya Mama yang bingung.

"Ini tadi kecipratan lumpur ma, gara-gara cowok brengsek itu"

"Hah? Cowo brengsek? Siapa?"

"Ah enggak bukan siapa-siapa"

"Yaudah cepet ganti baju mu, dan turun kebawah makan siang, Qataaan jangan maen game terus, ganti baju dulu cepat!"

"He'eh ma."

Mentari jalan menuju anak tangga dan ke kamarnya.
Sampai di kamar ia tidak seperti anak sekolah zaman sekarang yang selalu mencampak-campakkan tas maupun baju seragamnya di sembarang tempat. Ia akan selalu rapi meskipun hati atau keadaannya sedang tidak baik.

Mentari menghidupkan AC di kamarnya dan langsung memembalkan dirinya di kasur, ia menutup sejenak matanya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya seirama ia juga membuka matanya kembali.

Itulah yang selalu mentari lakukan jika ia dalam keadaan yang tidak baik.

"Akan ku ingat ciri-ciri nya. Sehabis makan aku mau pergi ke...."

***

(^.^) : halo guys, keep reading, vote, and comment. Ayaflu(i love you). <°.°>

DESTROYER of DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang