하녀4

1.4K 205 3
                                    

Keesokan harinya, Baekhyun terbangun dengan kondisi tubuh yang tidak begitu baik; kepalanya terasa berat, kakinya begitu lemas, tangannya pegal akibat membawakan belanjaan Heojoo yang begitu banyak kemarin, dan satu hal yang pasti.. Tak ada maidnya yang akan melayaninya hari ini. Ataupun selamanya. Siapa yang tahu, bukan?

Dengan helaan nafas, Baekhyun memaksakan dirinya ke kamar mandi untuk mandi dan memulai kegiatannya hari ini.

Baru saja ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi setelah ia mandi, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Ia hampir berteriak 'Masuk!' Tapi itu tak akan sopan mengingat ini bukanlah rumahnya sendiri.

Ia membuka pintu dan melihat ayah dari Heojoo, alias tuannya kini tengah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Ah, selamat pagi Tuan Cha." Baekhyun membungkukan badannya dengan kaku, mengingat ini yang pertama kalinya ia bersikap terlalu formal seperti ini.

Joowon tersenyum, "Tak usah kaku begitu, Baekhyun."

Baekhyun tersenyum kikuk.

"Aku hanya ingin menanyakan, bagaimana kemarin? Kudengar kau dan Heojoo pergi ke mall?"

Baekhyun membulatkan matanya, antara terkejut dan takjub.

"Ah ne. Heojoo memintaku menemaninya ke mall."

"Apakah anak itu berulah?"

Baekhyun ingin sekali berkata 'Ya, sampai-sampai aku ingin menamparnya.' Tapi itu hal yang mustahil untuk saat ini.

"Tidak, Tuan." Baekhyun menggeleng.

Joowon tersenyum, "Hmm aneh.. Biasanya ia akan banyak membuat ulah. Baiklah kalau begitu, aku pamit untuk pergi kerja dulu ya Baekhyun. Dan jangan lupa, jangan terlalu formal, oke?"

Baekhyun mengangguk, "Baiklah."

Tak lama kemudian, Tuan Cha pun meninggalkan rumahnya.

Baekhyun dengan segera memasuki kamarnya lagi, hendak tidur-tiduran lagi, namun tiba-tiba perutnya bunyi dengan sangat tidak tahu malunya.

Dan ia teringat ia tak makan apapun sejak ia pulang dari mall kemarin.

Jadilah ia bangkit dari tempat tidurnya dan turun ke lantai bawah dengan langkah perlahan.

Sampainya di bawah, ia langsung disambut oleh wajah ramah milih Nyonya Choi. "Selamat pagi, Baekhyun."

Baekhyun tersenyum kikuk, "Pagi, Bibi."

"Apa kau lapar?" Tanyanya yang, menurut Baekhyun, sangat tepat sasaran. Ia memang benar-benar lapar detik ini.

Baekhyun mengangguk dengan terlalu cepat.

Nyonya Choi tertawa kecil, "Baiklah, akan kubuatkan sesuatu. Kau mau makan apa?"

Baekhyun berpikir untuk memakan sesuatu seperti steak.. Tapi mana mungkin ia meminta hal itu pada Nyonya Choi, bukan? Lebih parah lagi, kalau Heojoo sampai tahu ia meminta steak di pagi hari, ia akan dicaci maki. Dan Baekhyun sudah sangat lelah menghadapi yeoja tersebut.

"Uhm.. Telur dan bacon saja, Bi.."

"Siapa bilang maid boleh makan duluan?" Tiba-tiba Heojoo datang dengan wajah tertekuk dan kedua tangan yang terlipat di dada.

Baekhyun hendak berkata 'Sialan! Aku juga butuh makan!' Namun lagi-lagi, ia mengurungkan niat tersebut.

"Aku juga manusia dan pastinya butuh makan! Memangnya salah sarapan di pagi hari?" Baekhyun menjawabnya dan balik bertanya dengan wajah tak senang.

Berhadapan dengan yeoja tomboy yang nyaris seperti laki-laki membuatnya ingin menjedukan kepalanya ke tembok.

"Yang salah adalah ketika kau makan lebih dulu daripadaku!" Heojoo memolotinya lalu duduk di salah satu meja makan dengan wajah yang tak ada ramahnya sama sekali. "Buatkan aku susu dan roti selai strawberry!"

Baekhyun mendengus kesal, "Buat saja sendiri!"

Heojoo memandanginya dengan tatapan tidak percaya, "Apa kau tak sadar bahwa kau adalah maidku?! Apa kau mau kupecat, huh?!"

Baekhyun menatapnya tanpa takut sedikitpun, "Memangnya kau pikir aku mau menjadi maidmu? Dan kalau kau mau pecat aku, silahkan! Karena aku dari awal sudah tak menginginkan pekerjaan macam ini!"

Heojoo tersenyum miring, "Baiklah kalau begitu."

Dan Baekhyun tidak sadar bahwa ia akan menyesali perbuatannya nanti.
===

"Baekhyun, apa kau tidak betah berada di sini?" Tanya Tuan Cha yang baru saja pulang dari urusan kantornya.

Baekhyun menunduk, tak berani melihat ke arah orang yang telah membantunya dan appanya.

"B-Bukan begitu.."

"Tadi dia bilang sendiri bahwa ia tidak mau menjadi maidku, dan ia sendiri juga yang bilang bahwa kalau aku ingin memecatnya, ia tidak keberatan!" Heojoo berkata sambil melipat kedua lengannya dengan angkuhnya.

Baekhyun diam-diam mengepalkan tinjunya. Kalau yang di hadapannya ini adalah namja, sudah jelas ia akan meninjunya saat ini juga. Tak peduli appanya ada di sisinya atau tidak.

"Itu benar." Baekhyun akhirnya bersuara. "Aku memang tak mau menjadi maid dan kalau Tuan ingin memecatku, aku tidak keberatan." Lanjutnya, yang membuat Heojoo sedikit melongo. Itu artinya yeoja itu tak mengira Baekhyun akan setenang dan menjawabnya dengan begitu.

"Tapi aku lebih tidak mau lagi aku bersikap tidak sopan dengan menolak ajakan bekerja oleh orang yang telah membantu appaku." Baekhyun tersenyum, senyum yang terlihat dipaksakan. Namun, senyum itu berhasil menangkap perhatian Heojoo. Ia penasaran bagaimana kalau Baekhyun bersikap ramah dan baik terhadapnya.. Ia pasti akan--

AH TIDAK TIDAK.

Ia pasti akan merasa jijik melihat sikap manis Baekhyun. Ya, pasti.

Tuan Cha terlihat lega dengan jawaban Baekhyun, "Baguslah kalau begitu. Jadi, kau tak akan mengundurkan diri, bukan?"

Baekhyun tersenyum kecil lalu melirik Heojoo yang masih melongo, "Tentu saja tidak."

Baekhyun mulai mengerti bahwa ia harus mengikuti permainan Heojoo sekarang.
===

A/N : Setelah berabad-abad, akhirnya aku memutuskan untuk nerusin ini FF. Semoga alurnya masih nyambung.

Aku gak berharap ada yang komen atau vote lagi sekarang:-) Aku nulis cerita ini buat fun aja.

Tapi tetep aja, makasih bagi yang mau vote dan komen. You're the best👍

하녀[Maid]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang