Bermimpi (3)

75 8 0
                                    

7 jam berlalu dan akhirnya aku sampai di Yogyakarta. Hari sudah malam dan aku pergi ke hotel yang sudah disediakan.

"Lisa, jangan lupa nanti kita ke ballroom di hotel ini."
"Iya saf. Aku tahu."

*ballroom

Guru : anak-anak, kita akan melaksanakan kegiatan pertama. Silahkan kalian membentuk lingkaran.

"Saffire, apa yang mau kita lakukan disini?"

"Entahlah, hanya acara kecil."

Guru : malam ini kita akan mulai kegiatan kita dengan bersenang senang. Kita akan bermain dan bercerita.

"Ppfftt.. Seperti anak kecil saja. Sudah tahu kita 17 tahun."

"Sepertinya gak saff. Ini pasti seru."

Malam ini dangat menyenangkan.  Aku bisa berinteraksi dengan semua teman-temanku yang lain. Rasanya ringan sekali. Setiap detiknya aku semakin percaya diri saja.

Guru : hari sudah mulai larut. Sebagai penutup, mari kita bercerita. Ceritakan impian kalian di masa depan kalian. Kalian akan menceritakan secara bergantian. Mulai dari Miranda.

Miranda : saya ingin menjadi model. Karena saya yakin dengan badan saya ini pasti bagus...bla..bla...

Marcell : saya mau menjadi pebisnis......bla...bla..

Saffire : saya mau jadi musisi di Jepang. Karena saya suka dengan Jepang. Budayanya bagus dan musisi disana sangat terkenal. Jadi saya ingin masuk disana

Lisa : saya ingin bergabung dengan idola saya dalam waktu ini. Selagi saya masih muda!

*semua terdiam*

HAHAHAHAHAHAHA!!

apa? Apa ini? Mengapa semuanya tertawa? Apa aku salah mengucapkan kataku?

Miranda : apa? Bergabung dengan idolamu? Hhahaha! Jangan ngelucu deh. Mana mungkin!!?? Hahaha! Haduh, perutku sakit karena candaanmu.

"Tapi aku tidak bercanda!"

"Marcell : hahaha! Mana mungkin. Semoga bisa dekat dengan idolamu!!

Hiks..hiks...
"Sudah cukup! Aku mau keluar!!"
*lari*

"Lisa tunggu!"

****************
"Lisa, tolong jangan menangis. Aku tahu perasaanmu."

"TIDAK! Kamu gak tahu perasaanku! Hanya wanita bodoh yang bisa mengatakan ini. Aku tak punya tujuan lain. Sulit memilih jalan yang harus aku tempuh. Tapi aku menemukan tujuanku sendiri! Ini mimpiku! Apa salahnya kalau aku bermimpi seperti ini? Apa hanya bermimpi dan aku akan dikatai 'wanita delusi' oleh orang lain? Tidak! Aku ingin nyata! Semua orang bisa mengejar impiannya? Sementara aku tidak?"

"Itulah yang kurasakan juga lisa! Dengar, yang kamu perlukan adalah tetap berusaha sebaik mungkin! Mungkin ini sulit tapi percayalah ini akan berhasil. Meskipun orang lain meremehkan ucapanmu. Jika kamu tidak diremehkan orang lain lagi, jadikan ini nyata! Lakukan sekarang! Kejar dari sekarang! Buktikan pada mereka! Percayalah tidak ada yang mustahil. Jika kamu punya tekad dan keberanian tinggi. Aku yakin, pasti bisa."

Aku hanya terdiam. Aku masih takut. Tapi aku sadar, selama ini hidupku hanya dikekang oleh diriku sendiri. Diriku sendirilah yang membuat semuanya mustahil.

"Saffire.. Terima kasih... (Memeluk Saffire sambil menangis)"

"Tak apa. Itulah gunanya teman. Sekarang mereka pasti sudah kembali ke kamar masing-masing. Ayo kita tidur."

Guru : lisa, kamu gak apa - apa?

"Iya aku baik baik saja. Tolong jangan khawatirkan saya."

Guru : lisa, jangan dengar perkataan temanmu yang tidak baik. Tetap maju saja ya.

"Baik, saya mengerti."

Dream Come TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang