"Ra, kamu akan mulai kerja besok. Sekarang kamu beli pakaian untuk ngantor, terus beli bedak sama alat make up, terus sepatu. Mama udah bilang Sarah buat nemenin. Pokoknya harus mau, Mama gak mau tau, besok udah siap." Tegas Mama.
"APPAAHHH?!!" Balas Rara kaget.
"Halah gausah lebay gitu bung. Sana siap siap, gue tunggu di sini." Tiba tiba Sarah muncul, entah dari mana.
"Yah mama.. Kok gak bilang dari sebelumnya sih maa?" Bukannya menjawab, Mama Rara hanya menaikkan bahunya acuh, kemudian membaca majalah yang ada di tangannya.
"Ih!" Rara menghentakkan kakinya menuju Kamarnya. Merasa sudah siap, kemudian turun dan langsung berpamitan pada Mamanya.
"Ck.. habis sudah masa indah pengangguran gue" keluh Rara dalam mobil
"Haha.. lo tuh harusnya bersyukur Ra, yang lain nyari kerja susah. Nah, lo kerjanya molor doang tetiba dapet kerja."
"Justru karena itu Sar, gue itu ngalah buat orang yg lbih butuh dari gue. Gue sengaja ga nyari kerja biar mereka bisa dapetin kerjaan itu." Kilah Rara.
"Iya deh Ra, semerdeka lo aja deh. Yuk, turun."
Mereka sekarang berada di dalam Mall milik Raihan. Berkeliling sebentar untuk mencari cemilan. Mereka akhirnya berada dalam toko pakaian khusus pakaian formal. Untuk masalah ini, Sarahlah yang memegang kendali penuh atas apa yang akan di gunakan Rara.
"Oke, ini lo cobain semua gih" perintah Sarah sambil memberi beberapa setelan kerja pada Rara.
Beberapa menit kemudian, Rara keluar dari ruang ganti. Anggun. Pikir Sarah.
Merasa cukup dengan pakaian, Mereka kemudian menjejakkan kaki mereka di toko kosmetik. Dan Sarah lagi lagi yang mengambil alih barang yang akan di gunakan Rara untuk kerja.
Beberapa kali bibir Rara dipasangi Lipstik berbagai warna. Kata Sarah 'lo harus jadi cewek terelegan di kantor lo. Dan rebut hati CEOnya.' Rara yang mendengar penuturan sahabatnya itu hanya dapat menggelengkan kepalanya sambil tertawa. Ada ada saja Sarah itu.
Sementara para wanita itu berbelanja, seorang pria di kantornya sedang tersenyum miring merencanakan sebuah rencana. Kena kamu sekarang. Aku penyek penyek kamu disini. Haha.
Selesai membaca email nya, Putra memilih untuk istirahat makan siang di Cafe miliknya. Al's Cafe. Di sana manik matanya menangkap bayangan gadis kurang ajar yang selalu memanggilnya 'Pak' itu. Terlihat dia sedang bercanda bersama Sarah. Kakak iparnya. Putra lebih tua dua tahun dari Sarah jadi Putra tidak memanggil Sarah dengan sebutan 'mbak'.
Putra menghampiri meja Sarah untuk sekedar menyapanya. Tidak sopan jika dia mengabaikan kakak iparnya itu, bisa bisa Raihan memukul bokongnya.
"Hai, Sar."
Sarah sempat tersentak, kaget dengan sapaan Putra yang terkesan sangat tiba tiba. Rara juga terlihat hampir saja memuntahkan minuman yang baru di sesapnya.
"Oh.. hai Put. Lunch kah?" Tanya Sarah. Putra menarik salah satu kursi di meja itu untuk kemudian didudukinya.
"Iya, sekalian ngecek keadaan cafe. Lama gak mampir." Balas putra. Dia masih belum menyapa Rara yang sudah kelihatan risih karena duduk bersebelahan dengan Putra. Nih orang main duduk aja. Batin Rara.
Putra dan Sarah sedang membahas anggota keluarga Raihan yang masih belum Sarah kenal baik. Menanyakan ini itu, tanpa meperdulikan Rara. Oke, gue cabut aja.
'Gue duluan, Sar. -i' sebuah memo kecil yang ditinggalkan Rara karena tidak dapat berpamitan secara langsung pada Sarah dan Putra. Bagaimana tidak, saat Rara ingin bicara, Putra selalu saja mendahuluinya. Bertanya pertanyaan yang menurut Rara gak penting. Dan akhirnya saat Sarah dan Putra sedang asyik berbincang, Rara menulis memo kecil dan meletakkannya di atas meja, kemudian pergi diam diam meninggalkan keduanya.
Putra dan Sarah tidak sadar akan hal itu. Mereka terus berbincang hingga seorang pelayan mengintrupsi mereka menanyakan makanan yang akan dipesan. Saat akan bertanya pada Rara mau pesan makanan apa, Sarah kaget karena Rara tiba tiba menghilang. Putra ternyata juga tidak sadar akan hal itu. Sejak kapan dia menghilang? Dia menemukan memo yang Rara tulis. Membacanya sebentar, kemudian memberikannya pada Sarah. Putra menyunggingkan senyum penuh kemenangan.
"Ampunn dj! Abis gue ama tante Dewi. Gua balik duluan deh Put. Bye" Sarah langsung bangkit dan pamit pada Putra.
Yaampun gue ngacangin Rara lagi. Batin Sarah tidak enak. Barang belanjaan Rara juga sudah tidak ada. Ya tuhan, berasa jahat banget gue. Keasikan ngobrolin Raihan, sampe lupa temen lo sendiri. Katanya sahabat, katanya nganggep sodara. Tapi.. arghh! Sarah merasa sangat menyesal karena sempat melupakan kehadiran Rara. Dia pasti akan sangat kesal dan menangis kehilangan apabila dia berada di posisi Rara saat ini.
Drrtt drtt..
Dering handphone membuyarkan lamunannya. Sarah langsung menjawab panggilan itu.
"Iya kak, kenapa?"
"..."
"Oke, aku jemput sekarang"
Sarah mendesah, dia mengacak acak rambutnya. Raihan minta Sarah untuk menjemputnya di Kantor, dan sebagai seorang istri yang baik Sarah harus menuruti apa yang di minta suaminya.
To Inara: Sorry Ra, gue nyesel gamerhatiin lo tadi. Maap banget sampe gue gak sadar lo udah gaada. Gue harus jemput suami gue, jadi gabisa nyamperin lo. Sorry.
From Inara: iyah gak apah. Aku sadar, aku mah apa atuh :'v
Oke, sekarang Sarah bisa bernafas lega membaca pesan Rara yang ngaco. Menandakan dia memang baik baik saja.
To Inara: Jijik😝
From Inara: hahaha😂
Rara tidak terlalu mempermasalahkan pengkacangan yang dilakukan Sarah tadi. Yang mengganggu pikirannya saat ini adalah masalah pekerjaan barunya itu. Rara pernah bekerja mendampingi kakaknya, tapi kemudian mengundurkan diri karena merasa bosan. Semua tugasnya di kantor diselesaikan hanya dalam waktu 3jam, selebihnya dia melamun, streaming drama korea, mencorat coret note booknya, dan sebagainya. Dua bulan dia jalani hari hari membosankannya di kantor, kemudian menyerahkan surat pengunduran dirinya. Bohong. Dia hanya mengatakan pada kakaknya 'Rara bosen ngantor. Udahan yah,'. Ya, begitu. Dia mengundurkan diri, tidak secara resmi, tapi tetap di 'iya' kan oleh kakaknya.
"Terus gue harus kerja di kantor yang super membosankan itu lagi? Argh! Mending tidur deh!" Rara membantingkan tubuhnya ke atas kasur empuknya. Tak lupa berdoa sebelum memejamkan matanya.
Paginya, dia sampai di kantor baru yang mmang sangat baru. Bukan kantor kakaknya. Bangunannya terlihat sedikit lebih besar dari kantor milik kakaknya. Kantor yang sebenarnya lebih cocok disebut perusahaan.
"My God! Imposible!!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kaku Couple
Storie d'amoreOrang bilang jodoh itu harus saling melengkapi. Lah, kok yang ini nggak? Mereka sama-sama orang yang hemat kata-kata. Bedanya yang satu makhluk kaku, yang satunya lagi makhluk es.