Prolog

703 67 17
                                    

Aku berlari mengejarnya. Tidak ada waktu lagi. Aku harus buru-buru sebelum Queen menaiki pesawat. Ya. Aku sadar apa yang telah aku lakuin. Aku tau aku salah. Dan aku baru menyadarinya.

Aku ga mau menyesal. Karena ini belum terlambat. Masih ada sedikit waktu untuk mencapai bandara. Aku terus lari dan berlari. Di pikiranku hanya ada satu kata terbesit 'Queena'. Gadis yang sudah cukup lama ini berada di hatiku. Gadis yang sudah merubahku. Dan aku ga akan membiarkannya pergi. Tidak semudah itu.

Maafkan aku karena telat mengetahuinya.
Maafkan aku karena tidak mau mendengar penjelasanmu.
Maafkan aku karena terlalu egois. Maafkan aku karena tak bisa memahamimu.
Maafkan aku karena terlalu cuek denganmu.
Maafkan aku. Ya. Maafkan aku.

Aku sangat menyesal. Dan aku benci penyesalan itu.

Aku melihat sekeliling. Tak ada seseorang yang mirip Queen. Tidak. Aku mohon jangan pergi dulu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi. Aku terus berjalan dan memperhatikan sekeliling dengan jeli.

Raut wajah panik. Baju yang berantakan. Dan rambut yang acak-acakan. Aku ga peduli. Aku hanya ingin menemui gadisku.

Hingga sudut mataku menangkap sosok Queen. Ya, itu benar Queen. Hanya dia yang selalu memakai earphone di lehernya. Hanya gadis yang sudah 6 bulan ini bersamaku yang selalu memakai topi warna hitamnya. Dan itu memang Queen.

Aku berlari mendekatinya. Hingga aku benar-benar dibelakangnya. Aku langsung memeluknya dari belakang. Aku tau dia kaget. Aku ga peduli semua orang menjadikan kami tontonan. Aku ga peduli tatapan aneh mereka. Aku hanya peduli dengan gadisku.

"Daniel, Apa yang kamu lakukan?!" ujar Queen sambil berusaha melepas pelukanku. Aku nggak akan melepaskanmu Queen. Nggak akan.

"Jangan pergi Queen." ujarku sambil tetap mempertahankan pelukanku agar ga lepas.

"Ga bisa. Aku harus pergi." ujarnya dingin. Aku tau Queen sedang marah. Dan itu karena aku.

"Kumohon. Cuma kamu yang bisa membuatku begini. Cuma kamu yang bisa membuat jantungku selalu berdetak kencang jika bersamamu. Cuma kamu yang bisa ngertiin. Ya, cuma Queen 6 bulan yang lalu yang bisa merubahku. Cuma kamu Queen. Ga ada cewek lain. Aku berani sumpah," ujarku panjang. Queen hanya diam.

"Tapi--"

"And, you'll always be my Quenna." selaku cepat dan berbisik tepat di telinganya.

------------------------

Hy guys, Happy reading di cerita keduaku;) Semoga kalian suka ya.
Dont forget to vomment guys;)
thank you:*

See you next part:*

My QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang