6. That Moment

206 29 4
                                    

HAPPY READING^^

Aku memperhatikan sekitar. Ternyata tempat ini keren juga buat anak remaja. Memang sih, yang makan disini kebanyakan anak muda.

Lalu Arza menggandeng tanganku untuk menuju meja di dekat air mancur. Aku hanya mengikutinya.

Lalu kami pun duduk. Dan seorang pelayan mendatangi kami.

"mau pesan apa?" tanya pelayan itu.

"Hem, lo mau pesen apa Queen?" tanya Arza sambil melihat menu.

"Apa aja dah," ujarku dan terkekeh.

"Kok apa aja, gue kan ga tau kesukaan lo." ujar Arza.

"Haha, samain aja lah sama lo," ujarku dan tertawa pelan.

"Aish, okelah. Steak 2, sup jagung 2, chicken crispy 2, jus anggur 2," ujar Arza pada pelayan.

"Baiklah, tunggu sebentar ya," ujar pelayan itu dan pergi meninggalkan meja kami.

Lalu mataku tertuju pada air mancur di belakang Arza. Ternyata airnya berwarna seperti pelangi. Mataku berbinar melihatnya. Melihat aku yang terkagum-kagum, Arza menjentikkan jarinya.

"Lo liatin air mancur ya? Bagus kan? Lo mau gue buatin kaya gitu?" ujar Arza membuatku tersentak kaget lalu tertawa keras.

"Hahahaha, apa lo bilang? Lo mau buatin gue air mancur kayak gitu? Emang bisa?" ujarku sambil memegangi perutku yang sakit karena tertawa.

"Apa sih yang ga bisa buat lo?" goda Arza sambil menaik turunkan alisnya.

"Gombal," ujarku.

"Gue ga gombal," elaknya.

"Gombal kok," ujarku tak mau kalah.

"Ga gombal Queen sayang.." ujar Arza membuat pipiku memanas.

"Tuh kan gombal," ujarku lalu cemberut untuk menutupi pipiku yang merona merah.

"Ini beneran tau,"

"Masa?"

"Beneran bohong maksudnya," ujar Arza lalu tertawa ngakak.

Sial tu anak, gue kira beneran tadi. Untung gue ga baperan kan ya. Kalo gitu lagi, gue tabok tu Arza.

Lalu obrolan kami terpotong saat pelayan tadi mengantarkan makanan pada kami.

Aih, aku udah laper banget juga. Melihatnya saja sudah membuatku ngiler.

"Jangan di liatin doang makanannya," ujar Arza menyadarkan lamunanku.

"Ah ya, SELAMAT MAKAN!!" seruku akhirnya. Lalu kami pun memakan makanan kami.

Tak ada yang bicara sepatah kata pun. Hanya hening yang menemani. Tiba-tiba aku teringat momen manis saat aku masih berteman dengan Rendy.

FLASHBACK ON

Sore itu, cuaca sangat cerah. Aku udah janjian sama Rendy untuk pergi ke taman bermain yang baru dibuka.

Aku sudah siap dengan pakaian casual-ku. Aku pun menunggu di teras.

Tidak lama setelah itu, deru motor terdengar dari depan. Aku pun menghampiri motor itu. Disana Rendy udah siap. Rendy tersenyum ke arahku. Aku pun membalas senyuman itu.

"Ayo naik, keburu malem." ujar Rendy.

"Siap pak!" seruku padanya sambil hormat.

Rendy hanya terkekeh pelan, lalu aku pun naik ke jok.

My QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang