Sampai rumah aku langsung berjalan masuk melewati ruang tamu yang ramai oleh debat mom dan dad. Sungguh aku heran, betah banget si mereka adu cekcok? Ga pegel apa. Aku ngeliat doang udah capek.
Tanpa memperdulikan mereka aku tetap melangkah. Tapi suara berat dad menghentikan langkahku. Aku pun menoleh ke asal suara.
"Ya dad?" tanyaku kesal.
"Darimana saja kamu baru pulang jam segini?!" ujarnya dengan nada satu oktaf.
"Aku kan udah bilang keluar sama temen dad," ujarku sambil memutar bola mata.
"Keluar ke mana?!" sentaknya.
Ish over protective banget si, gue kan udah gede bisa jaga diri gue sendiri.
"Ke cafe." bohongku. Ga mungkin aku jujur kalo aku habis dari bar. Bisa-bisa di pecat jadi anak.
"Mulai sekarang kamu ga boleh keluar malam!" serunya padaku.
Apa?? Ga boleh keluar malem?!
"Ga bisa dad, aku ga bisa. Temen-temenku pasti bakal sering ngajak keluar. Lagian aku anak baru di sini." elakku ga terima.
"Karena kamu anak baru kamu ga boleh keluar!" tegasnya. Sial. Ini ga bisa terjadi. Dan ga bakal bisa.
"Tapi dad--"
"Ga ada tapi-tapian."
Aku menganga sedikit dan mataku terbelalak. Dad bukan seperti dad biasanya.
"Ava benci sama dad!" teriakku dan berlari ke kamar.
***
Aku menutup pintu dengan keras dan menguncinya. Tanpa mengganti baju aku tengkurap dan meraih gulingku. Hatiku sakit. Apa-apaan si Dad tadi? Aku ga mimpi kan? Ini nyata?
Ku cubit tanganku dan ternyata sakit. Ini bukan mimpi.
"Arrggghhh...." teriakku tertahan.
Aku kesal, bete, badmood, semuanya. Inginkan berteriak sepuasnya.
"Kenapa sih dad ngelarang gue? Kenapa cuma gue yang ga boleh keluar main? Allen aja boleh, kenapa gue enggak? Dad pilih kasih. Gue juga kan pingin bebas kayak Allen. Curang. Dad curang. Gue ga mau di kekang. Gue bukan anak kecil lagi." racauku. Air mataku perlahan menerobos keluar. Aku menangis dalam diam.
Semalaman aku ga bisa tidur dan hanya menangis. Hingga pagi ini aku ngantuk sekali. Sial. Buat apa aku buang-buang air mataku cuma karena Dad? Bego.
Dengan langkah malas aku menuju kamar mandi. Setelah itu mengambil seragamku di lemari dan memakainya. Aku masih memakai seragam lama karena seragam baru masih di jahitkan.
Lalu ku poles sedikit bedak dan memakai lipbalm karena bibirku pecah pecah. Sepertinya aku kurang vitamin C. Ish, aku ga suka lagi pake lipbalm. Lalu kuraih earphone dan topi hitamku. Setelah kurasa complete, aku mengambil tas dan keluar.
Aku menuruni tangga perlahan. Ku lihat di meja makan ada Allen dan Mom. Dad pasti sudah berangkat, yah lebih baik begitu. Aku sedang marah dengannya.
"Pagi Allen, Pagi Mom," ujarku pada mereka.
"Pagi Ava," balas mereka bebarengan.
"Al, hari ini gue bareng lo ya, mobil gue lagi di service." ujarku oada Allen di tengah-tengah memakan sarapanku.
"Ya,"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen
Teen Fiction[Hiatus] Avarine Queena, anak baru di SMA Garda. Yang menggemparkan sekolah karena dia jadian dengan cowok most wanted di SMA Garda yang terkenal dingin, cuek, dan datar. Entah apa yang membuat mereka bersatu, tapi awal mula yang buruk membuat hubun...