Cinta Terlarang (Never Ending Love Story)

170K 4.8K 597
                                    

Jika aku memang tercipta untukmu, aku akan kembali padamu tanpa harus bersusah payah berusaha. Jika kita memang berjodoh, benang merah itu akan selalu menuntunku padamu. Percayalah. Tuhan punya ribuan cara untuk memisahkan ataupun menyatukan kita. Bersama siapa pun kita nantinya, kau akan tetap menempati sudut hatiku yang paling dalam. Yang takkan pernah tersentuh oleh siapa pun kecuali dirimu.

-Rivanno-

----

Jalan yang kita lalui memang tak mudah. Banyak duri yang membuat kita terluka dan menangis. Tapi yakinlah, Kak. Suatu saat bahagia itu akan datang menghampiri. Dengan ataupun tanpa aku di sisimu, tanpamu di sisiku. Dan jika saat itu datang, kau tetap jadi yang pertama dan terakhir di hatiku.

-Reina-

=====

Rivanno POV

Mataku menyipit saat sinar mentari pagi menerobos masuk ke dalam kamar. Rasanya baru sebentar saja aku terpejam tapi pagi sudah datang lagi. Apa sebegitu nyenyaknya tidurku?

Aku merasa ada yang hilang pagi ini. Dan begitu mataku terbuka, dia memang sudah tak ada di sampingku. Digantikan oleh guling yang kupeluk saat ini. Kemana dia?

"Sarapan datang!"

Baru saja aku hendak keluar dari hangatnya selimut, ia sudah muncul membawa nampan berisi secangkir kopi dan sepiring pancake panas kesukaanku. Aku tertawa kecil melihat ia kesusahan membuka pintu sekaligus membawa nampan dengan perutnya yang sudah mulai membuncit. Dan ia memberiku pelototan sadisnya, yang menurutku malah terlihat manis. Semenjak mengandung, istri yang kunikahi setahun yang lalu ini jadi agak galak, namun sangat manis.

"Jahat deh, ngetawain. Hubby jelek!"

Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya dan tetap memperhatikannya menaruh nampan di atas nakas dengan wajah cemberut. Tuh, kan. Jadi gampang ngambek juga. Tapi itu membuatku makin jatuh cinta padanya.

"Aku jelek ya, Sayang, gendut begini? Lucu?" Ia duduk di sampingku, masih dengan wajah cemberutnya. Aku tersenyum, membelai rambutnya yang akhir-akhir ini diikatnya.

"Enggak. Kamu makin cantik, kok," ujarku menghiburnya. Bukan sekedar menghibur. Karena ia memang makin cantik tiap harinya. Dan cintaku padanya makin bertambah juga tiap harinya.

"Bohong!" Dia memukul lengan atasku pelan. Bukannya meringis kesakitan, aku terkekeh melihatnya seperti itu.

"Bener, kok, Sayang. Kamu jadi lebih cantik semenjak hamil." Aku tak bohong sama sekali. Sudah kubilang kan tadi kalau Reina, istriku, makin cantik.

Ya, dia Reina yang itu. Reina si gadis kecil yang kubenci dulu. Reina yang membuatku jatuh hati saat lebih mengenalnya, yang mengaku memiliki perasaan yang sama denganku. Reina yang membuatku jatuh dan terjerembab dalam perasaan yang teramat dalam. Ia yang kutinggalkan karena merasa hubungan kami takkan mungkin. Namun nyatanya, sekarang ia menjadi istriku. Dan dalam dua bulan ke depan, buah cinta kami akan lahir.

Kami melalui perjalanan panjang untuk sampai pada titik ini. Banyak kerinduan, kesakitan dan air mata yang kami habiskan. Bertahan hidup meski tak ada 'oksigen' disamping kami. Aku dan dia melewati semuanya kesakitan karena rahasia yang ayah pegang teguh sampai ia tak sanggup lagi menahan rasa rindunya padaku dan Reina yang menjauh sejak hari di mana kami dipisahkan. Aku yang pergi jauh dan tak pernah sekali pun pulang juga Reina yang perlahan tapi pasti berubah menjadi orang lain. Menutup diri dan hatinya. Membentengi dirinya dari kemungkinan tersakiti lagi.

Flashback

Aku berlari menuju stasiun. Meninggalkan kota yang menjadi tempat pelarianku selama lebih dari 2 tahun ini. Aku harus cepat pulang untuk memastikan sesuatu. Ayah harus menjelaskan ini sejelas-jelasnya padaku.

Cinta TerlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang