enough [vi]

15 5 1
                                    

📍bagian enam - kesal📍

'Ceklek'

Rise baru saja memasuki kamarnya dengan rasa letih serta malas yang menyambar. Ia berbaring di kasur empuk kesayangannya, rasa lelah kecapekan pun berdatangan, ia menutup matanya sebentar. Rise baru saja pulang dari rumah Ankaa, tetapi ia tidak menemukan orang yang dicari di sana. Hanya ada beberapa pelayan rumahnya dan juga adeknya, Kate.

Ia sudah menanyakan keberadaan Ankaa, tetapi para pelayan hanya memberitau bahwa Ankaa belum pulang dari sekolahnya. Mereka terlihat kaget saat ia datang ke rumahnya. Dan ia pun hanya bermain dengan Kate hingga malam menjelang. Bahkan ia pun ikut makan malam di rumah Ankaa, menemani Kate hingga tertidur lelap setelah itu baru Rise pulang ke rumah.

Fyi, Ankaa dan Kate terpaut jarak yang sangat jauh, yaitu sepuluh tahun. Berhubung umur Ankaa sudah 17 tahun, maka tidak diragukan lagi bahwa umur Kate masih 7 tahun. Karena memang Kate bukan adek kandung Ankaa, melainkan adek tirinya. Papanya, Owen, bercerai dengan mamanya, Juri, saat dia berumur 8 tahun. Dan akhirnya Owen menikah lagi dengan Lilya dan dikaruniai anak perempuan, Caitlyn, atau sering dipanggil Kate.

Kate merupakan tipe adek yang selalu manja dengan kakaknya, Ankaa. Jika Ankaa berada di rumah, maka dia akan terus mengikutinya, bahkan sampai meminta untuk menemaninya hingga tidur. Kate tak mengetahui jika Ankaa adalah kakak tirinya, yang dia tau bahwa dia benar-benar menyayangi kakaknya.

"Ankaa kemana sih?? Kok gak pulang-pulang?" Tanya Rise pada dirinya sendiri berharap yang mempunyai nama pun bisa mendengar perkataannya, sambil membuka matanya, menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kecewa.

Rise bangkit dari tidurnya dan memposisikan dirinya untuk duduk, mengambil handphone miliknya yang masih berada di dalam tasnya. Ia pun hanya bisa menghela nafas saat tidak menemukan notif dari Ankaa, melainkan dari teman-teman lainnya.

Aslinya Rise tak ingin membuang tenaganya dengan sia-sia, hanya saja ia ingin atau mungkin benar-benar ingin bertemu dengan Ankaa tentang perihal tadi siang yang belum terselesaikan. Tak perlu menunggu ia langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan segera menyusul ke alam tidurnya.

*****************************************

And there goes the alarm ringin' in my head
Like somebody said, "Don't you trust him?" No.
Textin' from his ex, what did you expect?
Now you're lyin' here knowin' where he goes
Now he gotta get you
Karma is a bitch, yeah
Same way that they come that's the way they go

Bunyi lagu di pagi hari membuat orang yang mempunyai handphone tersebut merasa terusik, menganggu waktu tidurnya. Sang pemilik pun hanya bisa mengerjap-ngerjapkan matanya berkali-kali, mencoba mengumpulkan nyawanya yang baru saja berkeliling di alam bawah sadarnya.

Now he gotta get you
Rewindin' the picture
There goes the alarm and the sirens go
There goes the alarm

"Ck. Rame banget sih!!" Erang Rise mendengar alarm yang sudah ia setting di hpnya tak kunjung mati. Ia segera mencari hpnya tersebut dan mematikan alarmnya.

Pukul 06.23, tertera di layar handphone milik Rise. Ia hanya menggeliatkan tubuhnya di bawah selimut kesayangannya nan tebal dan halus ini. Ia seperti tak memiliki semangat untuk bersekolah hari ini. Baginya tanpa Ankaa di sekolah ibaratkan tanpa moodbooster dalam hidupnya. Ia bahkan tak beranjak dari kasurnya sama sekali. Tapi apa boleh buat, akhirnya ia segera turun dari kasur empuknya itu dan langsung menuju ke kamar mandi, mengingat bahwa hari ini ada pelajaran Pak James.

enough (on hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang