III. Pelukan

179 98 123
                                    

Sekedar Informasi!

untuk kalian yang udah mau mampir ke ceritaku, aku ucapkan Terimakasih 💖
Semoga kalian terpuaskan dengan jalan ceritanya dan faham sama isinya :)

Aku akan lebih menghargai kalian yang membaca lalu memberikan Commentar dibandingkan dengan orang yang hanya ng'bom Vote doang tanpa tau jalan ceritanya.

Ingin dihargai?
Maka hargai karya orang lain.

And..

Maafkan karena typo bertebaran :)

Terimakasih :) 💖


❄❄❄

"Kami akan mengadopsi nya," ucap Alard yakin. Firda mengangguk untuk lebih meyakinkan.

.....

Ashley harus memilih.

Keluarga Baru?

Atau

Memilih bersama Relyta dan Zio?

Ingin sekali ia menolak, tapi Relyta dan putranya -Zio- sudah sering ia repotkan. Dengan sangat terpaksa, ia menyetujuinya.

Alard dan Firda menghampiri Ashley yang berdiri kaku menatap Panti -tempat tinggalnya- dari halaman depan, "Kami senang kamu menyetujuinya, Ashley."

Ashley tersenyum seadanya, ia sangat sulit untuk berpura-pura senang menerima ajakan orang tua angkatnya. Ia tidak ingin pergi, sama sekali tidak.

Tapi..

Ini untuk mereka
yang sudah banyak ia repotkan..

"KAK ASHLEYYYY!!!"

Dua suara yang dipadukan menjadi satu membuat siapapun yang mendengarnya akan merasa gemas, dan Ashley tau siapa yang memanggil namanya itu.

Dugghh

Semua orang yang menyaksikan terkejut. Ashley terjatuh setelah kedua adik manisnya tidak bisa menghentikan larinya dengan tepat.

Ashley tertawa melihat tingkah anak kembar ini. Lalu mereka saling berpelukan dan mengucapkan.

"Sampai bertemu lagi Kak."

Tanpa aba-aba, mereka mengucapkan kalimat yang sama.

Ashley mencium kening mereka bergantian. "Jaga diri kalian. Kakak akan menjenguk kalian sesering mungkin."

Dua anak kembar itu mengangguk faham dan mulai melambaikan tangannya.

Mobil Vios berwarna hitam yang tadi terparkir, telah menghilang di tikungan depan.

" Ashley." wanita cantik yang duduk disamping kursi kemudi membuka suara. "Apakah kau senang?" tanyanya lagi lembut.

Sedangkan Alard hanya tersenyum sambil melihat putri angkatnya dibalik kaca depan mobilnya.

Ashley membalas tatapan mereka bergantian. Ia menatap lebih dalam bola mata ibu angkatnya, terlihat kebahagiaan yang amat dalam yang sedang dirasakannya saat ini.

Ia berpikir mungkin Ashley adalah gadis paling beruntung karena telah mendapatkan orang tua angkat yang baik.

Ashley hanya tersenyum tipis. "Aku akan mencoba semuanya dari awal."

Alard dan Firda mengangguk tersenyum. Telah lama mereka mengingkan seorang putri dan kini Tuhan mengabulkannya. Mereka berjanji, akan menjadi motivator baru untuk anak angkatnya.

Ashley mengedarkan pandangannya, ia melihat Rumah Sakit dari dalam kaca mobil milik Orang tua angkatnya. "Apakah ada yang sakit, Om?" tanya Ashley heran.

Alard hanya menggeleng tersenyum, "kalo kamu mau tahu kamu harus panggil kami 'Papah sama Mamah' okee," pintanya.

Ashley menatap Firda heran, namun Firda melakukan hal yang sama seperti suaminya.

"Apa ada yang sakit, Pp—pah? Mah?" Ashley mengulang pertanyaan yang hampir sama dengan gugup. Pasalnya, baru kali ini ia memanggil sebutan papa mama.

"Ouh sayang, terimakasih!" pekik Firda dengan nyaring. Ia meraih tubuh Ashley lalu merengkuh dengan erat.

Apakah ini rasanya dipeluk seorang Mamah?

Terasa hangat dan nyaman.

Apakah yang kurasakan ini memang benar-benar sama dengan kalian yang selalu di dekap oleh Mamah?

Apakah air mataku ini benar adanya karena merasakan kebahagiaan?

Atau

Hanya anya karena aku terlalu sedih karena merindukan Bunda?

Apa arti dari air mataku ini?

Ashley bergumam didalam hatinya.

..

"Firda, lihatlah apa yang kamu lakukan? Kamu membuat putriku menangis."

Alard memecahkan tangis haru mereka dengan candaanya dan untuk yang pertama kalinya, Ashley tertawa.

Alard dan Firda menuntun putri angkatnya kedalam Rumah Sakit. Setiap perawat menyapa lembut ketika berpapasan dengan mereka. Itu karena pertemanan Alard dan Cilion, termasuk Firda dan Linda.

"Hai Alard." merasa namanya terpanggil, Alard berbalik badan dan menemukan seorang pria yang lebih tinggi 3 inci dari tinggi tubuhnya sedang berjalan ke arah nya.

Jas putih khas miliknya membuat ia dipandang lebih baik oleh semua kalangan para Dokter di Rumah sakit Victo yang telah terkenal di penjuru kota. Tak heran, jika Rumah Sakit ini menjadi Rumah Sakit unggulan di Nusantara.

Alard tersenyum lebar lalu merentangkan tangannya untuk membuka pelukan kerinduan. Hampir satu tahun mereka tidak bertemu dan sekarang mereka akan menganggap Rumah Sakit itu seperti dunia milik mereka berdua.

Firda mendekatkan wajahnya pada telinga Ashley "lihatlah tingkah mereka, sudah seperti bocah kecil yang baru dapet lolipop."

Ucapan Firda membuat Ashley terkekeh pelan. Ketika mereka ingin pergi, Alard memanggil nama Ashley denga semangat.

"Ashley"

Ashley dan Firda kembali berbalik badan, "Perkenalkan, dia Dr. Cilion teman kecil Papah dulu yang paling jail."

Cilion memasang wajah ramahnya dan mulai mencerna kalimat yang Alard ucapkan. "Papah? Apakah dia putrimu ? Kenapa tidak memberitahuku kalau kamu mempunyai anak lagi? Kau sungguh kejam Alard."

Tingkah Cilion yang seperti anak-anak membuat Alard dan Firda tertawa, sedangkan Ashley hanya menampilkan senyum tipisnya.

"Selamat siang, senang bertemu dengan anda Dr. Cilion" sapa Ashley lembut.

Cilion dibuat takjub, tidak menyangka masih ada remaja yang masih mempunyai sopan santun.

"Kamu sangat cantik, manis, pintar, dan sopan, Ash—"

Alard mengingatkan nama putri angkatnya, "Ashley"

"Ya, Ashley nama yang indah seperti orangnya" sambung Cilion tersenyum.

🎀🎀🎀🎀🎀

Tbc.

Terimakasih sudah mampir :)
Jangan lupa kasih Vomment yaa :)
Pahala 😁😘

Hargai Author yaks 😘

Sebening Embun #wattys2017 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang