Part 2(a)

4.2K 220 9
                                    

Aku sudah tak tahan lagi, segera saja aku beranjak pergi ke kamar ku. Bukan, bukan lagi kamarku semua sudah berubah hari ini. Dan aku pun juga tidak akan tinggal disini lagi. Ya, aku pindah bukannya aku ingin menjadi istri durhaka tapi kenyataan nya aku tidak sanggup hidup satu rumah dengan suami ku dan istri kedua nya.

Setelah melewati perdebatan panjang yang menguras air mata dan emosi akhirnya aku jadi pindah dari rumah ini. Dengan syarat bahwa aku harus mengabarinya dimana pun aku berada.

Barang-barang ku sudah beres dan telah dipindahkan dari jauh-jauh hari. Aku ke kamar ini hanya ingin mengambil bingkai foto ku bersama suamiku yang tertinggal. Setelah itu aku pergi melalui pintu belakang dan berjalan menuju rumah baru ku bersama pembantu dan supir pribadiku. Aku pergi meninggalkan semua kenangan indah di rumah besar ini.

Aku sengaja memilih rumah yang jauh dan berbaur dengan alam meski tetap satu kota. Aku pergi karena aku tidak akan sanggup melihat mereka duduk bersanding. Nyatanya tidak akan ada yang mampu melihat nya hatiku begitu teriris rasanya. Mereka mengadakan pesta di hotel bahkan sudah menyiapkan liburan honeymoon. Walau ku tahu itu bukanlah keinginan suamiku, tapi aku tidak bisa apa-apa tidak mungkin kan aku merusak kebahagiaan orang lain hanya demi ego ku?.

***

Seminggu kemudian.....

Satu minggu sudah aku disini.... Semua ternyata sangat berubah. Tak ada lagi orang yang akan kutunggu pulang, tak ada lagi yang akan ku masakan,dan tak ada lagi yang akan ku manjakan sepeti biasanya. Kini sekarang sudah tak sama lagi, nyatanya aku sendiri disini. Aku yang mengalah ternyata memang benar-benar kalah.

Bagaimana keadaan suamiku disana? Apakah dia bahagia? Pastinya! karena Novela adalah wanita cantik yang sangat seksi. Semua laki-laki pasti akan tergoda dengannya.

Ahh... Membayangkan 'itu' hanya akan membuatku menangis saja. Aku harus melupakannya, lebih baik aku mencari kesibukan sendiri saja. Walau pun ini sudah larut malam Tapi tidak apalah, ku langkah kan kakiku menuju pintu kamarku.

Ceklekkk.....

"Adek..." Aku terlonjak kaget saat melihat tubuh besar menjulang tinggi di hadapanku di sertai suara nya yang memanggil ku.

"Ka..kak Thomas?" Aku menjadi gagu ketika menyadari bahwa ia sudah di hadapan ku. Kemudian ia merengkuh ku, memeluk tubuhku dengan begitu erat seperti menyalurkan rasa rindu yang teramat sangat.

"Kakak merindukanmu.... Sangat merindukanmu" ku balas dengan tak kalah eratnya. Meresapi tubuh yang sangat kurindukan ini satu minggu ini.

"Adek juga" aku benci menangis tapi air mata ini tidak pernah bisa berhenti. Aku menangis di pelukannya membiarkan air mata ku membasahi kemeja biru nya.Betapa aku merindukan nya dan sangat mencintainya.

"Kakak... Ayo duduk dulu. Kakak dari rumah?" Aku mengajaknya untuk duduk di ranjang. Keadaannya cukup berantakan dengan kemeja yang keluar dari celananya. Kancing teratasnya terbuka rambut lebatnya pun tak tertata rapih. Ia menggenggam ku sepeti tak ingin melepaskan ku sebentar saja.

"Biar adek ambilkan minum dulu ya,kak?."

"Jangan.... Kakak mau adek di sini saja. Temani kakak." aku tersenyum melihatnya seperti anak kecil yang merengek meminta sesuatu. Ia mengajak ku tidur dan memelukku erat. Rasa nyaman melingkupi hatiku sudah lama sekali rasanya aku tidak tidur dipeluk nya. Ia mengusap usap perutku sambil terus mengecup puncak kepala ku. Dia sangat suka memelukku dari belakang begitu juga aku yang suka dirinya memeluk ku dari belakang.

"Kakak sepertinya baru sampai,ya?".

"Hmmm." senyum terbit di wajahku. Aku merasa sangat di cintai sekali, aku bahagia bersama nya walau aku harus berbagi dengan Mba Novela.

TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang