END

4.5K 233 16
                                    

"Dima... Jangan pergi!" Novela menahan lengan Dima saat ia tak sengaja bertemu dengannya di rumah sakit.

"Mba.. Saya buru-buru pulang. Maaf" ucap Dima pelan dengan senyum getir.

"Tidak! Bukan yang seperti ini yang aku inginkan Dima! Harusnya kau memarahi dan membalas  ku!" Novela masih menatap Dima dengan sendu namun Dima tak kunjung menatapnya.

"Mba ingin saya marah dan membalas mba?" ucap Dima datar terkesan sangat dingin sarat akan kebencian.

"I-iya"Cicit Novela.

Dima terkekeh pelan di tatapnya Novela dengan tegas " aku hanya Hamba Allah yang biasa, tak pantas lah aku menghakimi mu. Cukup Allah saja yang akan menghakimi mu kelak!" Ujar Dima dengan menatap tajam ke arah Novela  sama persis saat mereka beradu cekcok di dapur pada waktu lalu.

Dima menepis tangan Novela yang masih erat di lengannya. Ia berjalan meninggalkan Novela dengan kepala semakin terasa sangat sakit.

"Satu lagi,aku ingin menyampaikan isi hati ini!" Dima kembali berbalik dan menunjuk Novela yang sudah dilingkupi dengan rasa bersalah.

"Harusnya aku yang mengataimu sebuah kesalahan, bukan aku. Bukan aku mba..." Dima berucap tajam di awal dan diakhiri dengan rasa terluka.

"Aku tidak bersalah, Kaulah yang salah mba. Kau yang merebut kak Thomas dari ku. Kau yang merusak semuanya kau juga yang menyakitiku. Apa salah ku mba? Apa? Coba jelaskan padaku sehingga kau berbuat seperti ini kepada ku? Tanpa seijinku kau tidak akan pernah bisa mengandung seperti sekarang! Ingat itu mba." lirih Dima air mata nya sudah bersimbah memenuhi wajahnya.

"Hati ini..... Sakit mba. Kita sesama wanita bukan? Apakah kau tak pernah memikirkan perasaan ku? Aku sakit sangat sakit,mba. Tak bisakah kau berbuat baik padaku?. Berubah lah mba! Kalau mau ini semua berjalan dengan baik. Karena seberapa kuat aku untuk menjauh bahkan melupakan kak Thomas aku tak sanggup mba! Aku tidak bisa, hati ini hanya miliknya. Maafkan aku!"

"Harusnya dari awal aku melarang kak Thomas untuk menikahi mu! Walau sesungguhnya poligami di dalam agama kita di bolehkan. Tapi aku tak terima sekarang. Bahkan Rasul kita saja menikah lagi setelah bunda Siti Khadijah meninggal dunia. Harusnya tunggu aku pergi dulu mba. Tunggu aku tak bernafas dulu baru kau datang merebut kekasih ku" Dima menangis hebat dan Dima berjalan gontai setelah mengucapkan seluruh isi hatinya. Di usapnya kasar air mata yang terus mengalir seiring dengan sakitnya rasa di dada.

Novela jatuh duduk seorang diri di lorong rumah sakit itu, memukul dadanya kuat. Ia menyesal! Ia bodoh! Ia tidak tau diri! Dima sudah sangat terlalu baik untuknya. Tapi apa yang dia balas? Dia benar-benar perusak. Apa yang dia lakukan selama ini benar-benar hasutan iblis. Ia terjerumus ia terjatuh kedalam jurang kesesatan. Tanpa ada yang berniat menolongnya.

"Novela kau kenapa?"lalu tak lama kemudian Thomas datang setelah ia mengantri obat untuk kesehatan kandungan Novela.

"Thomas maafkan aku.." isak Novela.

"Dima ada disini Thomas, kejarlah. Perbaiki masalah ini, kumohon" Novela menatap Thomas dengan sedih ia usap rahang tegas milik suaminya.

"Bawa kembali Dima kerumah, dan tinggalkan aku yang penuh dosa ini" Ucap Novela dengan senyum lembut di hiasi air bening di matanya.

Thomas membantu Novela berdiri dan mendudukan istrinya di kursi tunggu rumah sakit. Ia duduk berjongkok menghadap Novela.

"Tidak akan ada yang aku lepas di antara kalian, aku yang salah! Aku yang gagal. Aku akan memperbaiki semuanya, pulang lah bersama supir kita nanti dia akan menjemputmu kesini. Doakan aku untuk mempertahankan salah satu penghuni hatiku, sayang." Air mata Novela semakin runtuh setelah mendengar kata 'sayang"meluncur di bibir Thomas.

TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang