"Assalamualaikum... Aku pulang" Ucap Thomas dengan girang.
"Thomas" Pekik Novela dan segera menghampiri Thomas.
"Oww jangan lari Novela" ucap Thomas khawatir. Dima yang mendengar suara Thomas pun ikut mengejar ke asal suara namun terlambat karena sesampainya disana ia sedang melihat Novela yang bermanja sambil menceritakan kebiasaan baru si cabang bayi yang di sambut dengan rona bahagia oleh Thomas tangan nya terus mengelus perut Novela.
"Anak ayah rindu banget ya sama ayah?" Ucap nya dengan senyuman lembutnya.
Melihat itu Dima melangkah mundur sambil memegang dadanya dan menahan air mata yang ingin melesak keluar. Ia tidak mau menggangu acara keluarga yang sedang saling merindukan. Tiba-tiba saja perutnya sakit lagi di iringi dengan rasa mual yang hebat. Segera saja ia berlari menuju kamarnya agar suaranya tidak menggangu dua sejoli yang sedang berbahagia itu.
"Dimana Dima?" tanya Thomas kepada Novela.
"Nggak tau, palingan dia di kamar dari kamu tinggal aja dia di kamar terus gak pernah bantuin aku. Dia sibuk sendiri seperti ingin memusuhi ku. Bahkan dia sempat berkata kalau dia tidak suka melihat kedekatan kamu denganku. Gelagat nya seperti ingin mengusirku saja" ucap Novela dengan wajah sedih. Thomas mengerutkan dahinya dan menatap lekat Novela.
"Sudah lah tidak usah di pikirkan dia baik-baik saja kok. Dia hanya mengurus tubuhnya saja yang hanya satu, berbeda denganku yang sedang berbadan dua lebih pantas di perhatikan."
Thomas terdiam dan mengabaikan ucapan Novela kemudian menuju kamar Dima sambi mengepal erat tangannya dan tak lupa mengetatkan rahangnya hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Novela tersenyum senang Thomas terlihat sudah masuk ke dalam perangkap nya. Dan Dima yang ada di dalam sana sedang berbaring memegang perutnya yang terasa kembung dan juga sakit.
"DIMAA... KAU TIDAK MELAKSANAKAN PERINTAHKU!"
Dima yang sedang meringis kesakitan tersentak mendengar suara lantang dari Thomas segara ia duduk dan berbalik menghadap Thomas yang sudah memancarkan aura kemarahan membuat nyali Dima seketika ciut.
"Kakak kenapa marah? Kakak baru pulang bukan?" Ucap Dima berusaha tersenyum menutupi kesakitan nya selama beberapa minggu ini.
"OMONG KOSONG! KAU MENGECEWAKAN KU DIMA... BERANINYA KAU BERBUAT JAHAT KEPADA NOVELA IBU DARI CALON ANAK-ANAK KU. SIAPA KAU HAH!" Thomas berteriak kuat membuat Dima semakin takut dan merasakan sakit di perut nya semakin hebat.
"Kakak tenanglah dengarkan adek dulu"Ucap Dima berusaha berdiri dan meraih Thomas namun Thomas bergerak mundur dan pergi meninggalkan Dima yang kesakitan.
Di luar kamar Novela tersenyum senang dan menjerit pelan ia sangat senang rencana busuknya ternyata sukses berjalan. Thomas meremas rambutnya dengan kesal dan melonggarkan dasinya lalu berjalan menuju kamar Novela.
Dima yang sedari tadi menahan tangisnya akhirnya pecah juga dan terus meremas perut nya yang terasa sakit. Ia melangkah keluar dan berjalan menuju dapur hendak mengambil minum berharap bisa menghilangkan rasa sakit yang mendera perut nya.
Di dapur ia bertemu Novela yang sedang asik menggigiti Apel Hijau khas Malang.
"Apa yang Mba katakan ke kak Thomas sehingga ia marah besar kepadaku?" Tanya Dima emosi nya datang membakar dirinya, ucapan-ucapan setan mulai mempengaruhi nya.
"Tidak ada" Jawab Novela santai.
Membuat Dima menjadi menggeram kesal dan berjalan mendekati Novela yang tak memperdulikannya.
"Apa yang kau katakan dengan kak Thomas, Mba?" Tanya Dima dengan tajam. Sambil menatap lekap wajah Novela yang sudah berkeringat melihat Dima yang seperti kerasukan setan, tidak pernah ia melihat Dima seperti Dima yang saat ini. Yang ia tau Dima adalah sosok anak manis yang lemah lembut pengertian dan suka mengalah tapi Dima yang berada di hadapannya ini bukanlah Dima yang ia kenal selama ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS
Historia Corta17+ Menceritakan kisah rumah tangga yang pelik dan penuh lika-liku. Ada Sequelnya.. Jangan lupa cek work yaaa :)