Esok harinya Novela kembali menangis ketika ia tak sengaja mendengar rintihan suara Dima dikamarnya. Ia bukan orang bodoh yang tidak tau apa yang terjadi di dalam sana. Hal itu menyentil hati terkecil nya, yang begitu terasa pedihnya. Saat ia membayangkan apa yang mereka lakukan di dalam kamar itu.
Novela beranjak pergi menuju kamar mandinya kemudian duduk di atas closet sambil meratapi nasibnya yang harus menjadi istri kedua. Dimana ia harus rela membagi suami dengan istri pertama suaminya. Ia merasa bersalah karena ia yang terlambat menemui Thomas padahal ia sudah tau kalo Thomas sedang mencarinya. Semua karena ia yang terlena dengan dunianya sehingga melupakan cinta yang ia tunggu-tunggu selama bertahun-tahun lamanya.
.
.
.
.
."Kak Thomassss..... Astagfirullahallazim Mba Novela"
Thomas berlari ketika mendengar jeritan Dima dari kamar Novela. Ia terbelalak saat melihat Dima yang memangku Novela yang sudah berdarah darah di kakinya. Teringat di kepalanya bahwa di dalam sana ada buah hatinya. Permata hati yang sudah bertahun-tahun ia tunggu. Kemudian rasa menyesal mulai menerpa dirinya.
"NOVELAAAAAA..... Anakku" Thomas mengangkat tubuh Novela dan membawa nya keluar rumah menuju mobil dan membawanya pergi begitu saja tanpa mengajak Dima yang terdiam menatap mobil hitam yang sudah menghilang dari belokan perumahan nya.
Air mata semakin deras jatuh... Rasa sakit itu ada dan akan selalu ada. Dima menyusul bersama supir pribadinya. Di lihatnya Thomas yang sudah duduk bersandar di dinding putih rumah sakit sambil memegangi kepalanya.
"Kakak..." panggil Dima dan di tariknya kepala Thomas menuju dadanya sambil mengelus rambutnya dan mengucapkan kata-kata menenangkan. Kini Dima menangis bukan hanya karena Thomas namun ke khawatiran nya dengan Novela dan janin yang di kandungnya.
"Bapak sebaiknya lebih memperhatikan ibu karena kondisi janin nya yang sangat lemah untung saja janinnya masih bisa tertolong. Jangan biarkan dia stress dan pantau gizi yang dimakannya. Emm maaf ibu siapa nya? Saran saya ibu juga ajak dia untuk terus bersenang senang dan berpikir tenang agar beban pikirannya hilang."
***
Dua bulan setelah Novela di larikan ke rumah sakit.....
"Novela.... Kamu harus makan" Ucap Thomas.
"Aku tidak berselera Thomas"
"Biar ku suapi, tapi kau makan ya." Novela tersenyum girang hal yang di inginkan nya akhirnya terlaksanakan.
"Baiklah" Thomas menyuapi Novela dengan sabar dan tenang meski sesekali Novela akan bertingkah. Novela duduk nyaman sambil bersandar di dada Thomas dan terus mengelus perut nya yang sudah mulai membesar. Lalu sesekali Thomas juga akan ikut mengelus nya, kadang Thomas akan menghabiskan waktunya hanya untuk berbicara dengan sang cabang bayi yang berkembang di dalam rahim Novela. Tanpa ia sadari perlakuan nya membuat Dima sedikit iri, namun bagi Dima ia tetap harus tegar dan mengerti keadaan.
"Thomas, aku sayang kamu" Ucap Novela.
"Iya" jawab Thomas seadanya.
Kenapa kau tidak pernah berkata bahwa kau juga menyayangiku Thomas. Begitu sulitnya kah?
"Thomas, bagaimana kalau kita berjalan-jalan ketempat wisata alam?. Aku mau kesana" Rengek Novela dengan wajah memelas.
"Hmmm tunggu biar ku pikirkan apakah ada waktu kosongnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS
Short Story17+ Menceritakan kisah rumah tangga yang pelik dan penuh lika-liku. Ada Sequelnya.. Jangan lupa cek work yaaa :)