Johara masih merasakan kedongkolan yang teramat sangat saat mengingat ekspresi sekertaris Surya. Bagaimana tidak, saat ia mengatakan ucapan sesuai apa yang diminta Jingga yaitu "SINARNYA TELAH DATANG", sontak sekertaris berlipstick merah merona itu langsung menatap horor padanya seolah ia adalah alien gila yang baru belajar kata-kata puitis. Dengan sinis sekretaris yang penampilannya lebih cocok menjadi artis daripada menjadi pekerja kantoran itu menyuruhnya untuk menunggu Surya di ruang tamu karena Surya masih mengadakan meeting dengan klien.
"Duh..! lama banget sih! Keburu berubah pikiran, nih," gerutu Johara yang semakin nervous menunggu kedatangan Surya, kecemasan membuat dirinya merasa harus segera pergi ke toilet untuk memenuhi panggilan alam alias buang air kecil. Setelah menanyakan pada salah satu karyawan di mana letak toilet, Johara pun langsung menuju toilet khusus para atasan dan tamu perusahaan yang terletak di ujung koridor tak jauh dari ruangan tempat ia menunggu Surya.
"Permisi, Pak Surya," sapa Maggi sekertaris Surya menghentikan langkah Surya yang akan masuk ke dalam ruangannya setelah meetingnya selesai.
"Ada apa, Mag?"
"Ada seorang wanita mencari anda, Pak. Wanita yang sangat aneh dan sok puitis!" ucap Maggi dengan penuh kejengkelan sambil membayangkan wajah Johara. Selama ini ia selalu berusaha menggaet hati bos dudanya itu, namun hingga detik ini usahanya belum berhasil. Setiap ada wanita yang mencari bos dudanya itu, maka ia kan bersikap sinis dan dengan senang hati ia akan mengatakan bahwa bosnya sibuk.
"Wanita? Siapa, Mag? Maksudku siapa namanya?" Mendengar kata wanita, ia merasa sedikit was-was mengingat kejadian tak mengenakkan dengan dua orang wanita yang disiapkan oleh sang mama untuk mendekatinya.
"Wanita aneh itu tidak mau menyebutkan namanya, dia hanya bilang agar saya menyampaikan pada anda bahwa, 'SINARNYA TELAH DATANG'. Hanya itu, pak."
DEGGG
Seketika Surya mematung di tempatnya. Ucapan Maggi seolah bagai dejavu bagi dirinya. Kalimat yang baru saja semalam terngiang-ngiang di telinganya, yang diucapkan langsung oleh Jingga kini kembali ia dengar dan anehnya, kata-kata itu meluncur dari wanita yang sedang mencarinya. Ia pun menjadi penasaran dengan sosok wanita itu. Bagaimana wanita itu bisa mengucapkan kalimat yang sama seperti yang diucapkan Jingga dalam mimpinya.
"Dimana wanita itu?"
"Saya menyuruhnya menunggu anda di ruang tamu." Tanpa membuang waktu Surya segera menuju ruang yang dimaksud, namun saat ia memasuki ruang tersebut ia tidak mendapati sosok wanita yang menunggunya disana.
"Di mana wanita yang ada disini?" Tanya Surya pada karyawannya yang lain.
"Oh.. sedang ke toilet, Pak."
Niatnya untuk menunggu kehadiran tamunya di ruang tersebut diurungkannya saat tiba-tiba saja naluri menggelitiknya untuk menoleh menatap ke arah toilet, seolah ada magnet yang menariknya untuk mendekat ke ruangan itu. Perlahan, ia pun memutar arah langkahnya mendekat ke toilet dan memandang ke arah dua buah pintu yang berpetunjuk toilet pria dan wanita. Matanya kini melirik ke arah toilet wanita yang ia yakini ada sosok yang tengah mencarinya berada di dalam sana. Tanpa ia sadari, ia pun mendekat dan kini ia telah berdiri tepat di depan pintu dengan jemari menggengam knop pintu toilet wanita tersebut.
KLIK!!!
BRUUKKKKKKKKK!!!!!
"Awwwwww!!!!!!" Johara memekik saat merasakan kepalanya terantuk sesuatu yang sedikit keras namun bertekstur cukup lembut.
"Upppsss!! Sorry," jawab sebuah suara pria yang terdengar cukup seksi di telinga Johara. Ia pun segera mendongakkan kepalanya untuk melihat siapakah sosok yang tadi menabraknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Jingga
RomanceSebuah tulisan tangan seorang wanita yang bernama Amira Cahya Jingga mampu membuat sebuah perubahan besar terjadi pada diri dua anak manusia yang bernama Suryane Jagad dan Johara Sinar Rembulan. Sebuah tulisan tangan yang berisi pesan terakhir seor...