Unbelieveable Proposal

837 75 25
                                    


Pada akhirnya kedua ibu mereka memutuskan untuk mengintrogasi keduanya seperti terdakwa yang tidak bisa mengelak telah melakukan kesalahan fatal.

"Jadi kalian sudah saling mengenal?"

"Tidak/iya," jawab Johara dan Surya berbarengan, sontak kedua ibu mereka itu saling melempar pandangan mendengar jawaban berbeda dari Johara dan Surya.

"Yang benar, TIDAK apa IYA?"

"Dia pelanggan di café Jo, mi," jawab Johara setengah hati, kedua ibu kece itu kompak saling pandang kembali namun kali ini bibir mereka serempak membentuk huruf 'O'.

"PE-LANG-GAN?! Oke, i see," ucap Ny.Ajeng dengan senyum misterius kepada Ny.Leti.

"YES! Hanya pelanggan seperti halnya kak Jingga!" ucap Johara tegas yang sontak mendapat tatapan tajam dari Surya. Detik berikutnya, Johara menyesali ucapannya saat menyadari suasana menjadi hening saat ia menyebut nama Jingga. Ia seolah lupa bahwa saat ini ia sedang bersama Ny.Leti yang tak lain berstatus mertua dari Jingga.

"Mumpung kita lagi ngumpul kayak gini, sekalian kita dinner bareng aja, yuk. Kebetulan bibi juga sudah selesai masaknya, ayo," ajak Ny.Ajeng bermaksud mencairkan suasana yang tiba – tiba beku karena ulah Johara, akhirnya dengan terpaksa Surya pun ikut makan malam di rumah Johara karena ibunya tidak menolak ajakan Ny.Ajeng. Selama acara makan malam, tak sepatah kata pun keluar dari bibir Johara untuk Surya dan begitupun sebaliknya, mereka hanya saling melempar tatapan tajam. Berbeda dengan Ny.Leti dan Ny.Ajeng yang asyik dengan dunia masa muda mereka, kedua ibu itu tenggelam dalam cerita nostalgia dan melupakan keberadaan Surya dan Johara di samping mereka.

"Yakin itu mami kamu?" tegur Surya mengejutkan Johara yang sedang sibuk mencuci piring bekas makan malam mereka.

"Apa maksud kamu?"

"Bagaimana mungkin wanita selembut Ny.Ajeng bisa memiliki anak secadas dirimu?"

"Jaga ucapanmu!"

"Jangan – jangan kamu ini bukan anak Ny.Ajeng? atau bahkan bukan anak dari ibu manapun, melihat kecadasanmu, jangan – jangan kamu ini spesies hasil rekayasa stek batang yang kemudian dibonsai alias bukan manusia nomal, mungil tapi bermulut pedas," ejek Surya dengan tawa renyahnya yang seketika membuat dada Johara bergemuruh marah.

"Well, melihat begitu hangatnya Ny.Leti dan begitu dinginnya kamu serta begitu sembarangannya lidahmu berucap,  aku pun yakin kalau kamu bukan hasil produksi manusia baik seperti Ny.Leti! Jangan – jangan kamu ini juga spesies hasil cangkokan dari buah naga campur buah nanas!" balas Johara mengejek tidak kalah pedas.

"What??"

"Iya!! Cangkokan buah yang sama-sama punya kulit kayak duri!  Tajam!" sahut Johara dengan berapi-api.

"Apa kamu bilang? Sembarangan kalau ngomong! Setidaknya,  biar keliatan tajam, isinya lembut dan manis!"

"Iya,  manis!  Tapi banyak bintik-bintik alias bopeng!!"

"Kauuuuuuuuu!!!!!!"

"Apa?! Ngajak berantem?! Siapa takut!!" tantang Johara sambil membusungkan dadanya, yang sontak saja membuat mata Surya seolah tertarik menatap bagian dada Johara.

"Ck!!! 32B," gumam Surya.

Pleeeettaaakkk....

"Dasar mesum!!!" umpat Johara sambil menjitak kepala Surya saat ia mendengar gumaman Surya tentang ukuran dadanya. Surya yang mendapat serangan tiba – tiba hanya bisa meringis kesakitan tanpa bisa melawan.

"Semakin jelas bahwa kau memang spesies hasil cangkokan dari buah naga campur buah nanas. Ucapanmu sangat tajam dan sembarangan!" omel Johara lalu pergi meninggalkan Surya dengan kekesalan yang menggunung untuk duda tampan itu.

Surat JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang