Part 5 : Punya Saingan Itu Sulit

235 9 4
                                    

Gue pernah mendapat kabar kalau Caca lagi suka sama kakak kelas. Kabar yang gue peroleh dari temannya, Winda.

"Kak, Caca lagi suka sama kaka kelas tau !" Chat dia yang dikirim ketika gue lagi menanyakan tentang Caca.

"Siapa ?" Tanya gue.

"Ada deh, kalau gak salah Kak Ben namanya." Bales dia.

Selama gue sekolah disini, gue gak pernah tau kakak kelas yang bernama Ben. Entah gue yang kudet atau dia yang jarang keluar kelas. Gue berasumsi kalau dia adalah anak baru di sekolah ini.

"Anak baru bukan ?"

"Iya kak, sama kok kelas A juga."

Gue coba tanya teman-teman tentang kakak kelas ini. Beberapa ada yang tau, dan bilang kalau nanti akan ditunjukan yang mana orangnya. Iya nanti. Entah kata "nanti" yang terlontar dari teman gue itu berapa tahun lamanya.

Kala itu, gue lagi nongkrong di kantin bersama para siswa laki-laki tampan. Gue melihat segerombolan kakak kelas dengan satu orang yang mukanya asing. Gue coba tanya teman gue tentang cowok yang ada di gerombolan itu.

"Coy, yang itu bukan orangnya ?" Tanya gue.

"Iya yang itu." Dia mengangguk.

Gue mulai berfikir, apa gantengnya sih dia ? Okay, dia tinggi, kalem, dan muka ke arab-araban. Rasanya, gue juga gak kalah gantengnya kok. Lebih malah. Tolong, jangan punya pertanyaan apapun. Percaya aja gue lebih ganteng dari pada dia. Please ! kali-kali buat gue senang. Lagipula muka lokal Indonesia terkadang lebih ganteng kok. All hail muka lokal, cintai produk-produk Indonesia.

Semua udah terbukti kalau gue lebih ganteng. Bahkan kucing tom di android juga mengakuinya kok.

Gue : "Siapa yang paling ganteng antara Zi dan Ben ?"

Tom : "Siapa yang paling ganteng antara Zi dan Ben ?"

Gue : "Zi lah pastinya"

Tom : "Zi lah pastinya"

Fix gue ganteng !

#

The truth is, Dia memang lebih ganteng daripada gue. Ini kadang yang bikin gue minder. Melihat diri gue sendiri yang kumuh dan acak-acakan. Bisa dibilang wajah gue mirip dengan musuh Batman "Two Face". Tapi bedanya sebelah kiri wajah gue jerawatan sedangkan kanan bersih walau berminyak. Mungkin bentar lagi Batman akan memburu gue.

Ada yang bilang "tenang sob, cinta itu buta." Buta apanya, dia masih punya tangan buat meraba mana yang bersih mana yang kasar. Termasuk meraba dompet dan kendaraan lu.

#

Pernah melihat cowok mencoba buat maskeran ? Kalau belum bisa kok kita ke salon bareng buat facial menicure pedicure, aaaw chyiin. Begitulah cara gue buat mengatasi muka kusem gue. Dengan cara pergi ke salon maksud lu ? Kagak lah, uang gue disimpan untuk pergi ke warnet. Awalnya gue bingung mau pakai produk apa, pada akhirnya gue coba resep alami yang didapat dari mbah yahoo (google udah terlalu mainstream, kasian yahoo jarang di pakai).

Pertama, gue coba irisan tomat untuk menghilangkan jerawat. Berhasil kah ? Yoi sob, tapi muncul lagi, muncul lagi. Astaga kapan hilangnya. But trust me, it works ! (ngomong sambil terlanjang dada megang tomat). Walau berhasil, tetapi membutuhkan waktu yang lama. Gak bisa instan.

Emak gue sampai bingung. Kenapa ada tomat yang hilang dari kulkas. Gue coba jelasin ke emak, dan itu yang kadang bikin emak gue marah. Marah karena maskeran pakai tomat ? Bukan sob !

"Kak, ini apaan merah-merah di kasur ?!" Tanya emak gue yang panik mengira itu darah.

"Oh, itu tomat." Jawab gue santai.

"Kamu pakai sambil tidur ?!" Nada bertanyanya mulai meningkat.

"Iya mak..." Ampuni anakmu ini yang mak !

Begitulah gue, kadang pakai itu pas mau tidur. Gak jarang gue malah ketiduran ketika maskeran. Lalu munculah bercak merah di kasur yang dikira darah oleh emak gue. Mungkin emak gue panik tiba-tiba gue mens.

Kedua, Pernah denger soal maskeran pakai putih telur ? Gue pernah coba. Gimana rasanya ? Lengket-lengket gimana gitu. Baunya ? Ya gitu deh, gak terlalu menyengat kok. Ada efeknya gak ? Entahlah gue cuman pakai beberapa kali, setelahnya engga lagi. Ribet, sekaligus bikin emak gue makin geleng-geleng sama tingkah gue.

"Ini kenapa ada telor di mangkok ?" Tanya emak gue pas buka kulkas.

"Oh, itu buat maskeran" Jawab gue lebih santai dari sebelumnya.

"Kamu maskeran pakai telor ?!" Tanya emak gue panic dengan tingkah gue mulai kecewek-cewekan.

Selain itu gue juga mulai rajin pakai pembersih muka. Efek mulai sebel dan gak betah sama wajah kusam dan berminyak.

#

Karena rambut gue yang acak-acakan, gue coba buat pakai minyak rambut. Itu pertama kalinya gue pakai hampir tiap hari ke sekolah. Jadi lebih rapih sih, sedikit. Hampir tiap hari juga gue beli tisu sebelum berangkat sekolah. Alasannya, untuk bersihin keringat yang berlebihan di dahi. Gue tipe orang yang gampang keringatan. Mungkin itu sebabnya sering muncul titik titik merah yang gue kira jerawat, padahal itu adalah biang keringat.

Teman gue : " Zi, itu apaan putih-putih di rambut ?"

Gue : "Hah ?!" gue panik lalu bercemin di kaca hp "Oh bukan, ini tisu."

Sampai sekarang gue gak tau gimana serpihan tisu itu bisa menempel di rambut gue. Kejadiannya gak hanya sekali dua kali. Gue pernah disangka ubanan waktu itu. Gue merasa jadi cewek ketika jatuh cinta. Normal kah ? Setidaknya kali ini gue ngerasa lebih pede.

#

Karena gue orang yang gampang keringatan, tentu terkadang bikin bau gue hampir sama seperti kerbau sawah. Itu menyebalkan, entah kenapa gue baru sadar sekarang kenapa hal itu yang menyebabkan cewek menjauh dari gue.

Gue mulai membiasakan diri untuk menggunakan parfum. Yang gue pakai saat itu untuk cewek, terasa dari baunya yang bearoma bunga-bunga. Untungnya bukan bau dari bunga 7 rupa. Pasti akan dikira lagi jaga lilin kalau berbau seperti itu.

Gue percaya teori kalau gaya yang masuk harus sama dengan gaya yang keluar. Bau busuk harus sama dengan bau harum yang keluar. Kalau mau bau busuknya hilang, bau harum harus lebih besar dari pada bau busuk. Jadi, kalian pasti tau apa yang terjadi.

Dengan penuh percaya diri gue masuk kelas dengan menenteng jaket. Berasa ala di film-film gitu, bangsawan yang menenteng jasnya. Gue duduk dengan senyum yang menghiasi. Berharap ada orang yang menyadari perubahan gue.

"Eh bau apaan sih ini ?" Teriak salah satu cewek.

"Iya ih nyengat banget" Sahut cewek yang lain.

Gue mencium badan gue sendiri. Ah, okay gue gak tahan. Gue langsung mengenakan jaket gue kembali.

#

Menyebalkan rasanya kalau bukan nama gue yang disebut dalam pembicaraan temannya. Disinilah gue duduk dibangku yang terdapat di depan ruang tata usaha. Dengan harapan bisa pas-pasan dengannya nanti.

Beberapa teman gue juga ikut. Numpang modus dengan niatan yang sama agar bisa pas-pasan dengan gebetannya. Ketika gue melihat Caca dan teman-temannya keluar dari kantin, disisi lain gue melihat Kak Ben dengan gerombolannya berjalan menuju kantin.

Gue yang cuman diam duduk, sedangkan dia yang berjalan mendekat udah pasti dia yang berpas-pasan terlebih dahulu. Dari jauh gue bisa lihat temannya menyenggol lengan Caca dan membisikan nama Kak Ben. Entah kenapa udara bisa memanas seketika.

Gue gak mau kalah. Gue udah siap-siap disini, menunggu dia lewat. Kali ini gue yakin dia juga bakal tersenyum ke arah gue. Giliran gue akan indah pada waktunya.

Temen gue menepuk-nepuk bahu gue "Zi ! Zi! Dianya malah belok !"

Semenjak kejadian itu, entah kenapa malah gue yang sering ketemu Kak Ben. Jujur gue takut, jantung gue berdebar-debar setiap harinya setelah ketemu dia. Gue takut, kalau nanti malah gue yang suka sama dia. Apakah ini petada cinta ?

Cinta Kura KuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang