Desire 2

22.2K 1.6K 88
                                    

Ada adegan 18+ ya. Mohon bijaksana memilih cerita 😁

London, 21 Juni 1850

Pesta rumah di pedesaan tidak akan pernah lepas dari skandal atau perjodohan hebat. Percayalah, pembaca yang budiman, bahwa pesta di Yorkshire akan menjadi saksi salah satu di antara dua hal tersebut.

Lembar Berita Lady Hutchenson

Louisa tersenyum ketika menyelesaikan lembar berita yang akan diterbitkan besok di London. Kurirnya telah siap di luar dapur estat kakaknya untuk membawa lembaran tersebut dan dicetak. Tangannya yang dipenuhi tinta, melipat isi dari lembaran tersebut.

Para undangan mulai berdatangan dari London. Kakaknya dan Meg menyambut di pintu depan hingga siang dan menjamu para undangan.

"Meredith, berhati-hatilah agar tidak ketahuan." Louisa menyerahkan lembar berita tersebut ke tangan Meredith.

"Aku akan selalu berhati-hati, Milady. Aku dengar sang lord datang tanpa menjawab undangan. Apa Anda ingin mencari tahu kegiatannya? Aku dengan senang hati akan memata-matai sang lord seperti di teater tempo hari." Mata Meredith bersinar-sinar dengan antisipasi. Ia sangat menyukai gosip, tapi juga bisa dipercaya memegang rahasia.

"Terima kasih, Meredith, tapi tidak perlu. Biar aku yang akan mengurusnya. Dia memang pantas dijuluki Lord Berandal."

Meredith tersenyum dan mengangguk, "Baiklah, Milady. Semoga berhasil." Dengan itu ia keluar dari kamar Louisa tanpa suara.

Louisa kembali mengingat masa remajanya yang kikuk sebelum pergi ke St. Gertrude. Di pesta anak Lady Montfort, dirinya tidak pernah diajak bermain. Usianya baru 13 tahun ketika itu.

Di sanalah ia bertemu Sebastian Blakely yang berumur 17 tahun yang sedang libur dari sekolahnya di Eton. Sebastian di sana untuk menjaga adiknya yang lebih muda tiga tahun dari Louisa. Dengan sorot mata nakal, pakaian acak-acakan, ia menemani Louisa yang diabaikan oleh anak-anak lain.

Sebastian tersenyum padanya. Ia berbicara padanya. Dan tertawa mendengar gurauannya. Dari situlah tumbuh rasa kagumnya. Sebuah kuncup yang belum dimengerti Louisa kala itu.

Dan saat pesta debutnya yang sukses, Louisa bertemu lagi dengannya. Semakin tampan dan gagah dengan sorot mata nakalnya. Setelah dansa keduanya dengan Harold. Sebastian, lebih cepat dari siapapun, berada di depannya, mengecup tangannya yang bersarung tangan, mengirimkan getar asing dalam dirinya. Louisa tahu, ia mengerti kalau kuncup bunga yang ada dalam hatinya perlahan mekar.

Dan dansanya dengan Sebastian menambah keharuman bunga yang mulai mekar di dalam hatinya.

Diantara beratus-ratus tamu undangan, berpuluh-puluh pasangan yang berputar di lantai dansa, Louisa mendengar sang lord berbisik di telinganya. "Hai, Little Swan. Kau telah tumbuh menjadi angsa yang cantik." Kata-kata itu mendorong Louisa untuk menatap matanya. Tidak ingin lepas dari genggaman tangannya. Ingin selalu memeluknya.

Sebastian-lah pria pertama yang melihat keseluruhan dirinya. Tidak hanya payudaranya yang tumbuh dengan sempurna atau lekuk tubuhnya yang berisi di tempat-tenpat yang tepat.

Meskipun sangat disayangkan setelahnya. Sebastian terkenal sebagai plabyoy mempesona. Yang mendorong Louisa untuk membuat berita tentang sepak terjang sang lord. Berharap dirinya sekali lagi diperhatikan secara keseluruhan dengan tatapannya yang membara.

Louisa bergidik. Ia bangkit dari meja kerja mini yang disediakan Harold di kamar tidurnya dan bergegas keluar. Rumah tampak lengang karena para tamu sedang beristirahat setelah perjalanan dari London atau dari estat mereka masing-masing yang melelahkan.

A Lady Secret's Desire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang