Three.

3.9K 207 3
                                    

Yna POV

Huh, aku melepas rasa lelahku dengan merebahkan tubuhku pada kasur yang empuk. Betapa lelahnya hari ini. Setelah dapat skors satu hari aku sangat menyesal. Besok aku harus membersihkan apartement ini. Tak ada kerjaan lain. Perlahan mataku tertutup dan aku telah beralih ke alam mimpi.

***

Cahaya menerobos masuk kedalam kamarku. Aku menyimbakkan selimutku, berniat ingin mandi membersihkan diriku sebersih bersihnya.

Aku siap dengan baju santaiku. Ku awali dengan membersihkan benda-benda kecil dengan kemoceng, lalu mengelapnya dengan lap basah. Aku menyapu lalu mengepel lantaiku. Keringat bercucuran tak henti-henti. "Huh, untung apartement ini ukuranya sedang, gimana kalau dulu aku belinya VVIP. Mati berdiri aku."

Aku merebahkan diriku di sofa. Membanyangkan aku hidup di istana mewah, banyak pelayan disana. Ah mungkin hidupku akan sejahtera, apalagi dengan pasanganku nanti.

Aku tertawa hambar. Bisa-bisanya aku membanyangkan hidup di istana. Mana mungkin, orang tuaku saja tak tau dimana dan keadaannya bagaimana. Ku pejamkan mataku dan perlahan pergi ke alam mimpi.

Alen POV

Hari ini ulang tahunku yang ke 17. Aku sebetulnya tak ingin berlebihan, namun kedua orang tua ku selalu memaksakku. Karna perayaan ini bertepatan dengan penobatkan Alpha di White Pack ini.

Setelah berganti shif untuk pertama kalinya aku langsung diangkat menjadi Alpha, dan di dalam tubuhku ini juga ada seekor serigala yang sangat kuat.

Ini masih pagi, semua masih menyiapkan acaranya. Aku berharap nanti aku akan bertemu dengan lunaku.

'Hey! Kau baru saja mempunyaiku, dan sekarang kau menginginkan bertemu dengan mateku. Upss, mate kita.' ucar geo, serigalaku.

'Kau ini serigala baru saja sudah cerewet, apalagi nanti.' aku langsung memutuskan mindlik dengannya.

Aku ingin mencari angin segar di luar sana. Kali saja aku mendapatkan lunaku. Aku tidak sabar, secantik apakah dia.

Yna POV

"Hosh,,,,,Hosh,,,,,Hosh,,,,," nafas ku terengah-engah, saat aku mendapatkan mimpi buruk. Ya, kedua orang tuaku belum meninggalkanku. Mereka masih hidup. Mereka masih ada disini.

Aku melihat sekelilingku putih dan semua lurus seakan tak ada ujungnya. Aku ketakutan. Aku juga baru menyadari bahwa aku memakai baju putih selutut tanpa lengan. Dimana ini?

"Dimana ini? Apakah ada orang?." lirihku sambil bergetar. Aku merasakan sebuah tangan hangat nan halus menyentuh pundakku. Saat aku berbalik aku menemukan dua orang, pria dan wanita.

"K-kau siapa?" wanita itu tersenyum padaku. Ah apa perasaanku saja, bahwa senyum wanita ini sedikit mirip denganku?

"Maaf, maaf telah kami meninggalkanmu, maaf kami tak bisa menjagamu seperti orang tua yang lain." lirihnya. "Kau akan tau alasanku meninggalkan dirimu, kau harus membantu kami."

Orang tua? Apa dia orang tuaku? "Kau ibu dan ayahku?" mereka mengangguk, air mataku tak bisa ku tahan lagi. Aku langsung memeluk mereka rasa rinduku tak terbendung.

"Maaf, maafkan kami, ma-"

"Cukuplah meminta maaf, tanpa kau bilang sudah ku maafkan." Aku melepaskan pelukannya. " Aku rindu kalian, kalian kemana saja?"

"Kita akan bertemu. Tapi sebelumnya kau selamat kan kami."

"Se-selamatkan kalian maksud kalian apa?" tiba-tiba mereka mulai tak terlihat di mataku. "Ayah! Ibu! Kau dimana?"

"AYAH" Aku terbangun dari tidurku.

Ayah?

Ibu?

Mereka masih hidup?

Aku tak tau harus apa. Mereka masih hidup. Bagaimana aku menyelamatkan mereka. Aku tak tau apapun.

Alen POV

Aku baru sampai gerbang sekolah. Lengan kiriku sudah terasa berat sebelah. Saat ku tengok, tenyata Kara yang sedang bergelayutan manja di tanganku. Apa maunya?

'Hey, bisa kah kau lepaskan wanita itu! Aku muak melihatnya.' seru geo.

'Bukan kau saja yang muak, bahkan aku jijik liatnya.' Dengan halus aku melepaskan tanganku darinya, tapi dia makin erat memelukku. Ku hentakkan dengan keras tanganku membuatnya jatuh.

Aku berjalan saja tak peduli dengannya yang jatuh karna ku. Tiba-tiba langkahku terhenti karna Geo mengaung sambil mengatakan 'Mate'. Ya, wangi stawberry bercampur vanilla sangat menyeruak di hidungku. Aku mengikuti arah kemana wangi ini. Mataku melihat gadis yang dugaanku memiliki wangi ini. Sungguh. Ini sangat memabukkan.

'Geo, apa wangi ini berasal dari gadia itu!' tanya ku pada Geo.

'Mungkin'

Mate Is LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang