Seven

3.6K 148 7
                                    

Yna POV'

Dimana ini?

Tak lama cahaya putih terang menyilaukan penglihatanku. Cahaya apa itu?

Aku menutup mata karena cahaya itu sangat silau. Lalu tiba-tiba meredup.

Saat aku membuka mata. Seorang wanita yang pasti menurutku Ia sangat cantik. Tapi siapa dia?

"K-kau siapa?" tanyaku.

Dia tersenyum. Sungguh sangat cantik. "Kau tak perlu tau aku siapa, sekarang kembalilah pada Mate mu! Dia menunggumu cemas."

Penuturannya sangat lembut. Tapi, apa dia bilang? Mate? Satu-satunya yang bilang aku adalah Mate. Emm, Ale.

"A-le?"

Wanita itu mengangguk, "Iya."

"Oh, kenapa harus Ale?" tanyaku dengan perlahan.

"Karna takdirmu sudah menentukan. Kau pasti bahagia bersamanya. Terimalah dia dengan apapun keadaannya. Karna takdirmu memilih dia."

Aku tertegun, Takdirku memilih Ale?

"Dia mengunggumu. Ayo."

Wanita itu pergi begitu saja. Sekarang hanyalah sunyi. Dan tiba-tiba sebuah cahaya berada didepanku. Cahaya apa ini. Perlahan aku memasukinnya dan setelah itu aku hanya menutup mata karna silau.

Author POV'

Mata gadis itu mengerjabkan matanya beberapa kali. Seketika pikirannya berusaha mengingat kejadian yang membuatnya berada disini.

Yna ingat! Yna kabur karena ketakutannya pada pria itu dan tersesat di dalam hutan. Yna bahkan bertemu serigala dan moster itu?

Yna meringgis memegangi kepalanya yang sakit.

"Luna sudah bangun?"

Yna tersentak kaget tiba-tiba salah satu pelayannya ada di kamarnya.

"K-kau tanya siapa?"

"Anda Luna."

"Aku baik, dan jangan panggil aku Luna. Aku tidak suka."

"Maaf, tapi aku harus memanggilmu Luna."

"Terserah. Aku ingin minum."

"Ini Luna."

Aku meneguk habis minumannya.

"Yang lain kemana?"

"Em, sedang ada masalah."

"Masalah apa? Oh ya, Ale mana?"

Aku baru teringat Ale.

"Saya tidak bisa memberitau keduanya."

"Tapi aku ingin bertemu Ale." pelayan itu meninggalkanku sendirian. Sebenarnya ada apa ini?

Aku beranjak dari ranjangku dan keluar kamar. Aku melewati sebuah pintu yang sangat besar. Ada sedikit celah di pintu itu. Aku mendekatinya agar bisa menguping pembicaraan.

"Bagaimana keadaannya dokter?"

"Dia sangat lemah. Perlu istirahat banyak. Mungkin sekitar seminggu. Cakarannya sangat dalam dan untungnya tidak mengenai organ lunaknya."

"Kapan dia akan sadar?"

"Belum diketahui kapan dia akan sadar. Tapi tak perlu khawatir dia pasti sadar."

"Apa ada obat-obatan herbal atau obat tradisional yang bisa mempercepat kesembuhannya."

"Mengenai itu saya tidak terlalu tahu. Oh ya, apa Alpha sudah menemukan Luna?"

"Memangnya kenapa?"

"Yang saya tahu. Kesembuhan Alpha akan cepat bila didekatkan dengan Lunanya."

"Tapi, Luna belum pulih kesehatannya."

Luna? Dan Alpha? Siapa yang sakit?

"Semoga Alpha Alen bisa sembuh. Saya permisi dulu."

Aku cepat-cepat bersembunyi. Setelah dokter tadi keluar tak lama seorang Pria juga keluar. Kurasa ini waktunya aku lihat siapa yang sakit.

Pintu kubuka, dan betapa terkejutnya aku melihat siapa yang berbaring disana. Aku mendekatinya. Sungguh aku tak tahan melihatnya seperti ini. Keadaanya yang parah.

Aku berbaring disebelahnya, memeluknya sambil terus meminta maaf. Aku tak tau jika akan seperti ini. Tak lama aku sudah terlelap. Satu kata untuknya.

Get well soon, Ale.

👑👑👑

Tidurku terganggu karna belaian di rambutku. Dengan terpaksa aku membuka mataku melihat siapa yang membelai rambutku.

"Maaf, Nyonya siapa?"

Perempuan paruh baya itu hanya tersenyum. Disisiku masih ada Ale yang tak berubah sedikit pun. Saat aku ingin duduk perempuan itu melarangku.

"Kamu tidur saja, sambil terus peluk Alen."

"Tapi, maaf Nyonya bukankah itu tidak sopan."

"Tidak apa-apa dan jangan memanggilku Nyonya, panggil Bunda saja. Aku ibunya Alen."

"Maaf, aku tidak terlalu tahu tentang kehidupan Ale."

"Akan kucerita kan semuanya. Kamu peluk saja Alen. Biar dia lebih cepat sembuh."

"Baiklah."

"Namaku Nathalie. Aku, suami ku dan anakku bukanlah dari bansa manusia. Kamu harus percaya. Kami bangsa Werewolf. Dan di usia Alen sekarang dia sudah bertemu dengan Matenya atau jodohnya, yaitu kamu.

Walau kamu menolak itu, kamu tak akan bisa merubah semua. Kami para werewolf hanya mencintai seseorang sepanjang hidup kami. Dan begitu pula Alen. Dia sangat mencintaimu. Kamu adalah jodohnya. Awalnya aku juga tidak percaya bahwa kamu, bangsa manusia yang akan menjadi Mate dari anakku. Tapi takdir.

Beberapa hari kemarin, setelah Ale memberitahu bahwa dia sudah menemukan Matenya. Suamiku mencari tau tentang mu. Ternyata kau adalah anak Yuna dan Dava."

"Yuna, Dava. Apa mereka nama orang tuaku?" gumamku.

"Iya, Yuna, ibumu, adalah sahabatku. Dia juga tau bahwa aku bangsa werewolf. Tapi dia masih mau bersahabat denganku. Sampai aku memiliki anak dengan suamiku dan Yuna juga menikah dan memiliki anak, yaitu kamu. Tapi, karna saat itu akan terjadi perang yang besar, Aku, Suamiku, Yuna dan Dava menitipkan Alen dan Kamu kepada salah satu panti asuhan. Dan memberi biaya yang amat banyak agar mereka bisa menjaga kalian dengan aman.

Saat perang Yuna dan Dava. Tidak selamat. Aku sangat menyesal membiarkan mereka membantu Pack kami. Hingga Yuna berpesan agar mencari anaknya jika sudah besar. Aku mengunjungi panti asuhan itu. Dan mengambil Alen tanpa kamu.

Sampai sekarang aku sangat bahagia ternyata kau berjodoh dengan anakku..." ucapnya sambil mengusap air mata.

"Jadi, orang tuaku sudah tiada."

"Maaf. Nak."

Aku memeluk Ale dan menangis di dadanya tanpa menghiraukan keadan Ale.

"Tunggu sampai Alen sadar. Dan jangan takut, apalagi pergi ninggalin Alen, aku tunggu di bawah."

Terdengar suara sepatu dan pintu yang di buka. Sebelun pintu tertutup sebuah bisikan yang membuatku merasa sakit.

"Maaf. Kau bisa menganggap kami orangtua mu."

....

Tbc...

Yey!! Update lagii.....

★★★

Mate Is LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang