Eight

2.3K 102 4
                                    

Yna merengangkan kedua tangannya. Langit biru yang indah membuat kedua sudut bibirnya tertarik keatas. Kicauan burung seperti memberi salam di pagi yang cerah ini.

Banyak kejadian yang tak terduga yang Yna lewati. Dimulai Ia hidup dari sebuah panti. Hidup bertahun-tahun dengan anak-anak yang sama sepertinya, diledek disekolahan hingga Ia lulus dan menetap di sebuah apartement kecil.

Lalu, mendapat hukuman di sekolahnya dan Ia dipertemukan dengan Alen. Cowok dengan mata aneh yang ternyata membawanya ke masion ini.

Saat melihat mata Alen berubah dengan sangat cepat, Yn takut. Ia mengira Alen adalah sosok yang mengerikan dan banyak pula pikiran buruk tentang Alen dan matanya.

Di masion ini pula, hatinya tercabik-cabik mendapat kenyataan pahit. Dari sosok Alen berserta keluarganya dan cerita kedua orang tuanya yang katanya tidak selamat. Tapi, hati Yna seakan ada yang janggal.

Sepasang tangan melingkar dengan erat, begitu pas dengan lingkar perut Yna. Endusan di leher membuatnya kembali ke alam sadarnya.

"Bisakah tidak meninggalkanku sendirian di dalam, sweetty. Setiap pagi kau pasti saja berada di balkon." gumam Alen.

"Aku hanya menyapa burung-burung itu. Apa masih ada yang sakit?"

"Tidak. Aku baik. Kau wangi sekali."

"Hey! Aku bahkan belum mandi kau sudah bilang aku wangi. Apalagi kalau aku sudah mandi."

"Kau makin mempesona setelah mandi. Apalagi..." Yna mengerutkan dahi ketika Alen sengaja menggantungkan katanya.

"Apalagi?"

"Apa?"

"Kau tadi bilang apa?"

"Memang aku bilang apa?"

"Cepat beritahu kelanjutan katamu tadi!"

"Apa?"

"Huhh, tadi kau bilang aku semakin mempesona jika aku telah mandi, apalagi...?"

"Hmm, benar kau ingin tahu?"

"Iya, cepat jangan mengulur waktu."

"Tidak. Tidak akan kukatakan aku yakin setelah ini kau akan marah."

"Apa maksudmu?"

"Oke, aku akan mengatakannya. Tapi, kau janji jangan marah."

"Hmm, mencurigakan." Yna pura-pura mengelus dagunya, "Baiklah. Aku tak akan marah. Cepat katakan."

Alen berdehem sebelum mengatakan sesuatu. Lalu Ia mendekatkan bibirnya pada telinga Yna.

"Apalagi.... jika aku yang memandikanmu!"

Alen terbirit berlari ke kamar mandi, Ia yakin sesuatu akan meledak. Satu, Dua, Tig-

"ALENDRA SWIIISSSSS"

👑👑👑

"Apa kau akan melakukan itu?"

"Ya, ini saat yang tepat untuk balas dendam."

"Kudengar dari prajurit yang berjaga di perbatasan. Dia memiliki mate cantik dari kaum manusia. Aku tidak tau lelaki itu sudah menandainya atau belum, tapi kita bisa membalas dendam menggunakan mate-nya. Asal, kau tidak tergoda dengan gadis itu."

Pria itu mendelik kearah kembarannya. Louis menyidir kembarannya yang gila dengan wanita. Bahkan setiap hari wanita yang dikencaninya selalu berbeda. Liam tahu bahwa Louis menyindir dirinya dan kembarannya itu seakan meremehkannya.

"Aku tidak akan terdoga. Wanita itu pasti sama saja seperti yang aku kencani, hanya sedikit beruntung karna terpilih oleh Moon Goddes."

Louis menyeringai tajam Kembarannya.

Tbc.

Yey!! Setelah sekian lama akhirnya Update lagii... Lama banget yah😂
Oh iya, Yna itu di bacanya Yina. Yna Adzani = Yina Adzani. Soalnya takut ada yang ngiranya itu Your name atau lainnya.

Terimakasih, Jangan lupa Votenya. Komen bolehhh...

Mate Is LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang