Nine

2.2K 87 8
                                    

'Gunakan gaun.
Jam 19.30 Gerry akan menjemputmu.
Jangan buat dirimu cantik. Aku takut pria lain menatapmu.

Ale, your love.'

Yna tersenyum membaca pesan dari Alen. Ia melihat gaun didalam kotak itu. Gaun yang sangat bagus tentunya juga mahal. Entah itu cocok atau tidak untuknya. Tapi Alen mungkin akan kecewa jika Ia tidak memakainnya.

"Kau sangat tidak bisa ditebak Ale." gumamnya

Matanya melirik jam dinding menunjukan pukul 17.00. Itu berarti masih ada waktu untuk bersiap-siap. Yna bergegas masuk ke kamar mandi.

***

Tangan besar itu mengetuk pintu tiga kali, lalu tak lama pintu terbuka, menampilkan sosok yang, tidak. Ia tidak bisa menjelaskan atau hidupnya akan tamat.

Sepanjang perjalanan banyak pelayan yang menatapnya terpesona, bahkan pelayan pria yang terang-terangnya memuji sosok itu, sebelum mendapatkan tatapan maut dari Sang Beta. Pria itu menuntun sosok tadi kedalam sebuah mobil yang telah disiapkan. "Anda siap, Nona?"

"Aku siap, selalu siap."

***

Alendra Swiss, Alpha baru dari White Pack tak henti-hentinya mengosokan kedua telapak tangan. Ia gugup. Untuk pertama kalinya mengajak seseorang untuk kencan. Padahal itu matenya sendiri.

Aroma stawberry bercampur Vanilla menyeruak dipenciumannya. Itu tandanya Matenya sudah sampai. Ia merapikan lagi jas hitam yang sedikit kusut akibat kegugupannya tadi. Tak lama Ia mendengar suara merdu yang sangat Ia rindukan.

"Ale?"

Alen berbalik tersenyum pada Yna. Tapi senyumnya pudar saat melihat Yna yang sangat cantik dan mempesona. Rasanya Ia ingin mengurung Yna untuk dirinya saja.

"Ale? Apa aku terlihat aneh? Semua pelayan tadi melihatku."

"Pelayan? Melihatmu? Berapa pelayan pria yang melihatmu?"

Yna mengerutkan dahinya, "Entahlah, kau ingin aku disini hanya menanyakan berapa pelayan lelaki dirumahmu yang sebesar istana itu?"

"Tidak."

"Oh ya, Ini tempat apa Ale?  kenapa sangat cantik? Sebuah pohon beringin dan lampion menyala. Emmh, Dinner. Kau tahu, ini seperti tempat di film-film." Yna menatap Ale yang menatapmya sedari tadi.

Alen tertawa kecil, "Sweetheart, di tempat ini aku akan menjelaskan semuanya. Siapa aku, kenapa aku ingin dirimu dan kenapa kita harus bersama."

Yna memutuskan pandangannya, menunduk kebawah. Ia menelan salivanya kemudia menatap Alen lagi. Ia tersenyum masam.

"Ada apa Sweetheart? "

"Ale, sebenarnya... Emmh, sebenarnya a-aku sudah tahu siapa kamu. Kau seorang werewolf dan aku, aku mate mu, k-kita, kita. Hmmmpptt...."

Mata Yna membulat saat Alen tiba-tiba menciumnya. Alen menciumnya sangat lembut sampai Ia mau tak mau membalas ciumannya juga, mengalungkan lengannya di leher Alen. Alen melepaskan ciumannya saat Yna kehabisan nafas, keduanya nafasnya saling menderu. Mata mereka saling menatap.

"Kau tau, kau sangat cantik malam ini. Aku ingin membawamu tepat diatas rajang."

"Dasar tuan mesum."

"Aku ingin memberitahumu, biarkan aku berbicara."

"Bicaralah."

"Aku Alen, kau memanggilku dengan sebutan Ale. Aku seorang werewolf yang sangat berutung memiliki mate sepertimu. Aku adalah Alpha atau pemimpin dari White pack, pasangan Alpha adalah Luna. Itu sebabnya mereka memanggilmu Luna, kau mengerti?

Aku memiliki seekor serigala yang bersemayam ditubuhku, bernama Geo. Jangan takut padanya, dirinya adalah diriku juga. Kita tidak bisa dipisahkan.

Kau, Yna Adzani, adalah Mateku, mate itu berarti Soulmate, belahan jiwa. Jika ada yang menyakitimu aku juga akan merasakannya, bahkan lebih dari rasa sakitmu. Tapi kupastikan tak ada yang menyakitimu, karena sedikit saja ada yang menyentuhmu akan mati saat itu juga.

Dan aku tak akan melepaskanmu, kita akan hidup bersama. Namun ada satu hal yang harus aku lakukan, yaitu menandaimu."

Yna mengerenyit, "Menandai, bagaimana? Aku tidak mengerti."

"Sebuah gigitan dilehermu, tapi tenang saja aku akan melakukan itu saat kau sudah siap."

"Oh, okey. Emmh, bagaimana kau tahu aku Mate-mu?"

"Werewolf mempunyai penciuman yang tajam, dan juga menemukanmu dengan mencium aromamu?"

"Aroma-ku?"

"Stawberry campur vanilla."

"Baguslah, aku kira emmh... Tidak jadi. Bagaimana denga Geo? Dimana dia?"

"Didalam tubuhku, Ia terus meraung ingin bertemu denganmu."

"Benarkah? Kalau begitu aku ingin bertemu denganya. Bolehkah?" Yna tersenyum riang tak sabar ingin bertemu Geo.

Alen terdiam, tapi Geo-pun ingin bertemu dengan Yna, apa boleh buat?

"Tapi kau jangan takut."

"Tidak."

Alen mundur beberapa langkah. Tak lama terdengar suara retakan tulang. Yna menutup matanya, beberapa saat Ia merasakan jilatan pada pipinya. Saat membuka matanya Ia melihat serigala yang lebih besar dari biasanya.

"Kau geo? Ya tuhan, kau lucu sekali."

***

Brakk

"Apa ini?"

"Data tentang gadis itu, kau tau sangat sulit mendapatkan datanya yang kudapatkan hanya dari panti asuhan itu pun tak banyak."

Liam mengambil sebuah foto yang diyakininya sebagai mate dari Alen. Sangat manis, beruntung sekali kau Alen, tapi sebentar lagi gadis ini akan berada ditanganku, gumamnya dalam hati.

"Ah, itu foto terakhir sebelum gadis itu meninggalkan panti."

"Akan kucari gadis ini. Dan Alen akan menderita."

***

Alen dan Yna memakan makanan yang sudah tersedia. Yna tak henti-hentinya berbicara tentang Geo yang menurutnya menggemaskan. Sedangkan Alen hanya cemberut mendengarkan geo yang meraung-raung senang karna dipuji oleh sang Mate.

"Sweetheart, habiskan makanmu dulu. Baru berbicara lagi."

"Maaf..."

Setelah semua makanan habis, Alen bangkit menuju Yna. Yna hanya mengertukan dahi melihat Alen menjulurkan tangannya tapi Ia sambut juga. Alen memeluk pinggang ramping Yna menatap matanya dalam-dalam.

"Sesuai yang kujelaskan tadi, kita harus bersama. Mungkin kedepannya banyak rintangan yang akan kita hadapi. Tapi, maukah kau menikah denganku?"

Tbc.

Maaf lama, sangat lama hehe😂

Mate Is LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang