don't cry baby

1.8K 236 15
                                    


Suga terduduk malas menatap adiknya yang sedang asyik bersama sang hyung.

Beberapa hari belakangan ini, Seokjin-hyung sering mengunjungi dirinya bersama sang adik, sesekali membawa makanan ataupun hadiah untuk Jihoon.

Suga tak marah ataupun menolak kehadiran sang hyung, jujur saja ia sedikit senang bahwa Jihoon dapat merasakan apa yang tak bisa ia berikan.

Suga pamit kepada kedua namja yang sedang cekikikan di sofa ruang tengah. Ia harus bekerja seperti biasa di cafe sang sahabat.

Perjalanan sekitar 20 menit untuk sampai di tempat kerjanya. Setelahnya berganti pakaian pelayan dan seperi biasa ia akan bekerja tanpa ekspresi yang berubah.

Dan setiap jadwal koskng, Jimin sempatkan untuk sekedar melihat namja kesukaannya. Seperti sekarang ini, duduk termangu menatap lalu lalangnya. Senyum mengembang tak henti-hentinya menempel di bibirnya.

#skip

Jam sudah menunjuk angka 9 malam, waktu cafe tutup. Seperti biasa pula. Suga berjalan pulang dalam kesendirian dan keheningan.

Setelah sampai di apartemen kecilnya, ia merebahkan tubuh kurusnya di atas tempat tidur. Suga terdiam dalam posisi terlentang menghadap langit-langit atap. Sang adik masih bekum pulang. Hanya sebuah pesang yang ia terima dari sang hyung, bahwa mereka tengah di perjalan pulang.

Apa kau senang Ji . . .
Aku pun ikut senang. .
Meski aku sedikit iri . . .
Bukan iri karena aku tak mendapatkannya, hanya perasaan iri karena aku tak bisa memberikan yang seperti itu padamu . . .

Tak terasa Suga terlelap dalam tidur, tak lama mungkin sekitar 1 jam lebih. Dilihatnya jam pada ponsel sudah merujuk angka 11 malam. Ia berjalan keluar memeriksa kamar sang adik yang nyatanya kini kosong.
Dahinya mengernyit heran. "Kemana dia?".

Jemarinya men spead dial kontak Seokjin.

Shit.....

Nomernya tak aktif, segera ia sambar hoodie dan memakainya cepat. Belum berapa jauh ia melangkah, ponselnya berdering.

"......"

"Nde, saya sendiri".

"Namja bernama Min Jihoon mengalami kecelakaan bersama namja bernama Kim Seokjin, saya harap anda segera datang ke rumah sakit untuk administrasinya".

Suga terduduk dengan isakan pilu. Tubuhnya runtuh seketika, tak bisa dipungkiri bahwa ini berita yang membuat dirinya hancur. "Jihoon-ah". Lirihnya.

Ia masih berpikir dalam posisi yang tak berubah. Di atas tanah dengan posisi duduk meratapi ponsel di genggamannya.

Apa yang harus ia lakukan? Administrasi rumah sakit pasti mahal, uangnya pun tak mungkin cukup. Dalam kondisi seperti ini ia sungguh kecewa akan nasib yang mempermainkannya.

Hikss..hikssss "aku harus bagaimana?".

Tiba-tiba ingatannya tertuju pada seseorang. Tanpa mengindahkan sifat dan sikap swag nya ia menghubungi seseorang yang dipikir bisa membantunya.

"Ya hyung?, tumben kau menelponku? Kau rindu padaku yah? Hehehhehe". Kekehan menggelikan itu kini terhenti setelah sang lawan bicara sesegukan dengan isakan parau.

"Hyung, kau baik-baik saja".

Hikss...hiksss

"Hyung jangan membuatku khawatir, kau dimana?"

"Jimin-ah, tolong aku".

"Kau dimana? Tunggu di sana jangan kemana-mana. Aku akan segera datang. Tunggu aku"

be Happy (MINYOON ft. Taegi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang