"Hyung".Jimin terheran melihat Taehyung degan tatapan yang sangst sulit diartikan.
"Kau mengenalnya hyung". Jimin memandang Suga dengan tatapan menyelidik.
"Aku tak mengenalnya". Tanpa basa-basi Suga melangkah pergi meninggalkan ketiga namja yang masih sesikit heran menatapnya.
"Aku duluan". Jimin berlari mengikuti Suga, tatapan Taehyung masih melihat kedua namja itu.
Kau memang pantas membenciku hyung. Bahkan jika saat ini kau tak marah padaku aku akan sangat menyesal.
"Kau kenapa?". Taehyung hanya menggeleng tak kala Jungkook menepuk pipinya pelan.
Suga berhenti tepat di cafe tempatnya bekerja dengan Jimin yang masih setia dibelakangnya.
Jimin nampak mengerti ketika kini Suga telah berganti pakaian kerjanya, tadinya ia mengira Suga akan mengajaknya makan disini, tetapi dugaannya salah. Dirinya duduk di kursi paling pojok, seraya bertopang dagu memperhatikan namja mungil hang membuatnya gemas.
"Kau mengajak kekasihmu?". Jacson teman kerja nampak memandang Jimin.
"Hah? Siapa?". Suga nampak mengikuti arah pandang Jacson.
Suga hanya menghela nafas berat. Dirinya bahkan jengah menghadapi namja cerewet itu, mana mungkin ia kekasihnya.
Sampai detik cafe tertutup Jimin masih setia berada diluar menunggu Suga-suga nya muncul.
"Ngapain kau". Lontaran kata yang tidak lembut dar bibir mungil itu tak menurunkan niat Jimin. Hanya senyum polos nan tulus yang ia sodorkan.
"Ayo aku antar pulang hyung". Suga hanya malas menanggapi Jimin yang masih bocah. Ia hanya berjalan tanpa menghiraukan setiap perkataan Jimin.
"Kurasa Taehyung mengenalmu, itu loh? Kekasih sahabatku tadi".
Langkah Suga terhenti, hatinya sedikit berdenyut sesak. Kilasan-kilasan di masa lalu kini kembali mengiangi otaknya.
"Jangan pernah sebut nama itu lagi diahadapanku. Kau paham". Jimin hanya mengangguk mengiyakan. Dirinya memang masih penasaran akan hubungan keduanya, tapi tatapan sendu yang sarat akan kesedihan itu mengurungkan niatnya untuk menggali lebih dalam.
Dalam keheningan malam keduanya terdiam dalam langkah kaki yang terus menerus melangkah tanpa sadar bahwa hati salah seorangnya kini kembali tersayat.
Flash back.
Kisah ini bermula saat Suga berumur 16 tahun. Keluarga utuh, dengan ayah, ibu dan juga hyung yang selalu menyayanginya.
Satu hal yang melengkapi kehidupannya yakni cinta pertamanya.
Dahulu marganya bukan Min melainkan Kim. Lebih tepanya Kim Yoongi.
Kehidupan bahagia nampak menghiasi harinya setiap saat. Sampai ia hubungan itu terkuak dan sang appa tak menyetujuinya.
"Anak kurang ajar. Beraninya kau membantah, kau tau siapa pacarmu itu hah? Dia saingan appa. Tak mungkin aku menyetujui cinta monyet kalian". Yoongi hanya menggeleng , ia bersimpuh pada sang appa memohon kekerasan hatinya akan melunak.
Sang eomma menangis memegangi lengan suaminya."Appa aku mohon". Lirih Yoongi pelan.
"Baiklah kalau kau tetap keras kepala, kau boleh memilih dia, tapi jangan harap namamu ada dalam daftsr keluarga, akan kucoret namamu dsri sana". Bagai guntur yang menggelegar. Ini tentu pilihan yang sulit bagi Yoongi. Tapi kalian tau istilah Cinta itu Buta, yah Yoongi yang baru berumur 16 tahun menganggap bahwa pilihan inilah yang terbaik. Ia berdiri dan mengambil beberapa helai pakaiannya dan berpamit pada sang appa. Teriakan keras sang eomma pun tak ia dengar. Ia tahu ini berat, sangat berat. Terlebih melihat eommanya menangis seperti ini. Tapi ia harus kuat untuk cintanya.
Setelah berjalan kaki selama 2 jam ahirnya ia sampai dikediaman kekasihnya, bukan karena ia ingin jalan kaki. Sepeserpun uang tak ia miliki sekarang. Sungguh cinta memang bisa membutakan semua orang.
Namun perjuang cinta tak selalu berjalan mulus. Ketika ia berharap kekasihnya akan menyambutnya dengan senyuman yang selalu menghiasi disetiap pertemuan mereka, kini nampak lain.
Saat Yoongi datang, pertama kali appa kekasihnya datang. Dengan tatapan sengit ketidaksukaannya.
"Berhentilah mengejar cinta monyet kalian, kau butuh berapa apa ini kurang". Selembar cek kosong kini tepampang di atas meja. Sungguh miris mdlihatnya. Bahkan namja yang Yoongi yakini akan memeluknya yang terluka kini tak menunjukkan batang hidungnya.
Shit.....
"Aku memang tak lagi kaya, tapi aku bukan pengemis yang akan menjual apapun pada orang kaya. Aku bahkan tak akan menjual perasaanku pada anak bodohmu, katakan padanya aku tak memerlukan uangnya". Smirk sinis itu kembali tercetak pada namja paruh baya yang tengah menyesapi cerutunya.
"Hmmm kau sombong sekali, apa keluargamu telah mengusirmu. Betapa bodohnya dirimu hanya karena cinta kau meninggalkan semuanya". Gelak tawa itu semakin terdengar mencela. "Kemari kau Taehyung".
Ketiganya berhadapan saling menatap dengan pikiran masing-masing.
"Apa pilihanmu". Taehyung menggigit bibirnya bingung. Sang appa hanya tersenyum miring. Sungguh ia paham akan sifat anaknya.
"Apa kau akan mengikuti jejaknya?". Gelengan ragu-ragu Taehyung lakukan.
"Maa...maafkan aku hyung, lebih baik kita berpisah".
Hiksssssss....hikssss...
"Kenapa kenapa ingatan itu kembali.. argghhhh fuck...". Suga meremat surai hitamnya dengan tubuh bergetar hebat.
Jimin mengernyit heran.melihat punggung namja kesayangannya yang bergetar tanda bahwa ia tengah menangis. Sungguh ia ikut tersiksa melihat kondisi kesayangannya. Ia ingin meringankan beban yang ia pikul.
"Ssssttr tenanglah hyung". Suga tak menolak rengkuhan Jimin, dirinya semakin tenggelam dalam isakan yang kembali meluap. Sampai ahirnya dirinya terkulai lemas tertidur di bahu kekar Jimin.
"Tidurlah hyung, aku akan menjagamu".
Tbc..
Hy kinan back.
Maaf lama yahh...
Kinan lagi asyik nimbrung di group nya si bunga tuh Myg93msg
Jadi radak lama gk nengok kesini.. maafkan yahh 😁😁😁😊😊
Hapoy reading.. thanksKinan
KAMU SEDANG MEMBACA
be Happy (MINYOON ft. Taegi)
Fanfictionsemua yang aku miliki aku tinggalkan, bahkan mimpi didepanku aku lupakan. setelah semuanya tlah raip kau menikamku dengan pahitnya. aku bukan lagi Yoongi yang dulu... aku Min Suga... Min Yoongi x Park Jimin x Kim Taehyung . .