Tangan Sungyoung mendekap erat kepala Mingyu, berusaha menyembunyikannya dibalik tubuhnya. Untungnya tubuh Mingyu tertutup selimut. Dan parahnya lagi, Bibi Shin semakin mendekat."Nanti aku akan menelpon eomma lewat ponselku. Bibi keluarlah!" Ucap Sungyoung cepat.
"Tapi nyonya ingin bicara denganmu sekarang."
"Aku akan menelponnya sekarang jug ... ahhhhh." Pekiknya kencang.
Sialan!
Mingyu mengigit gemas niple pink miliknya itu. Tentu saja membuat Sungyoung kesakitan. Bibi Shin semakin curiga.
"Sungyoung, kau kenapa?"
"Tidak apa-apa. Oh! Kurasa ada yang memanggilmu." Ucap Sungyoung cepat. "Ahhh, itu pasti paman Shin. Sepertinya eomma ingin bicara padamu sekarang."
Terlihat bibi Shin semakin memicing tajam. Namun lagi-lagi keberuntungan memihak pada Sungyoung. Wanita paruh baya itu akhirnya keluar dari kamarnya dengan senyum lebar. Pintu tertutup! Aman!
Plak!
Tamparan cukup keras mendarat dipipi Mingyu. Didorongnya keras kepala pria itu hingga lepas dari niplenya. Jangan lupakan tatapan tajam Sungyoung untuk Mingyu.
"Kau idiot!" Desisnya tajam.
Sungyoung mengecek keadaan niplenya yang kini berwarna merah. Sungguh, pria itu mengigitnya lumayan keras. Terasa sakit dan perih rasanya. Untung saja tidak sampai lecet.
Mingyu yang melihat itu lagi-lagi mengulumnya tanpa dosa. Memainkannya dengan lembut dan mengecupnya berkali-kali.
"Pergi sana! Aku tak mau cari mati. Bibi bisa saja memergoki kita."
Ajaib!
Tanpa sepatah kata pun Mingyu beranjak dari ranjang dan menuju pintu keluar. Sungyoung tak mempedulikannya. Gadis itu mengusap pelan niplenya yang masih terasa sakit, lalu memasukannya lagi ke dalam tanktopnya. Kembali menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, mencoba untuk tidur sebentar.
"Ayo lanjutkan!"
Tiba-tiba saja Mingyu kembali berbaring diranjang bersamanya. Memeluk tubuh Sungyoung lagi. Tak murni hanya memeluk, tangan kekarnya bergerak mengusap dan meremas daerah favoritnya. Bibirnya juga tak tinggal diam, ia menjamah tengkuk sampai belakang telinga Sungyoung. Membuat gadis itu mendesag tertahan tanpa bisa berbuat apapun.
"Mingyuuuhh, bagaimanahhh jika bibi kembali masuk?" Tanyanya dengan desahan tertahan itu.
"Aku sudah mengunci pintunya." Jawab Mingyu tanpa menghentikan aktivitasnya.
Pria itu bangun dari posisinya. Berada diatas Sungyoung dengan beradu pandangan. Tubuh mereka masih tertutup selimut. Perlahan Mingyu membuka celana dalam Sungyoung, tak lupa juga boxernya. Gadis itu sudah memejamkan mata pasrah. Tak dipungkiri ia juga merindukan Mingyu lebih dari apapun.
Sungyoung mengigit bibirnya saat merasa sesuatu memasuki tubuhnya. Ia tak berani melihat kebawah, hanya mata Mingyu yang menjadi pelabuhan pandangannya.
"Kau masih saja sempit." Bisik Mingyu seraya mengecup lembut bibir Sungyoung.
Dan kening gadis itu semakin berkerut saat Mingyu bergerak. Yang dikira ia bergerak akan pelan, namun ternyata cukup cepat. Dicengkeramnya bahu bidang Mingyu yang masih ditutupi kaos. Lalu bergerak menyentuh kedua pipi Mingyu, menariknya agar mendekat. Melumat lagi bibir tipis pria itu yang sangat menggodanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy (Mingyu Seventeen) ✔✔
Fanfiction(PRIVATE) (COMPLETE) Ketika Sungyoung yang ingin melupakan mantan kekasihnya, namun bertemu 'bad boy' seperti mingyu