Mingyu terus menatap gadis didepannya setajam mungkin. Matanya bahkan menggelap menahan sebuah amarah yang bisa meledak kapanpun juga. Sungyoung sadar akan tatapan itu. Yang bisa ia lakukan hanyalah kembali menatap Mingyu dengan pandangan biasa. Semalaman ia tak tidur hanya karena memikirkan hal ini.
“Berakhir? Apa Sehun yang menyuruhmu untuk mengatakan ini?” Tanya Mingyu kasar.
“Sehun? Dia bahkan tidak tahu kita adalah kekasih. Aku hanya bertanya, Mingyu. Tidak mengajak untuk mengakhiri semuanya.”
“Alasan! Aku tahu kau memang ingin kita berakhir agar kau bisa kembali pada pria sialan itu. Bahkan kemarin kau pergi untuk merawatnya, kan?” Mingyu meledak. Amarahnya tak tertahan.
“Gadis sialan! Kau sengaja menyalahkanku bersama gadis-gadis lain. Kau sendiri pun sama! Merawat pria yang telah membuangmu. Kau punya harga diri tidak?”
“Mingyu!!”
“Apa? Kau tak terima? Sekarang dengan santainya kau mengatakan ingin mengakhiri semua ini. Sialan! Haruskah aku membunuh pria itu sekarang juga?”
“Yak! Aku sudah bilang jika tadi aku hanya bertanya. Jika kau tidak mau, katakan dengan pelan. Tak usah memaki dan membentakku!”
“Kau pantas untuk dimaki! Kau ingin mempermainkan aku, hah?”
“Mempermainkan apa? Kenapa bicaramu jadi kemana-mana?” Tanya Sungyoung bingung.
“Tak ada sikapmu yang mencegahku secara terang-terangan. Kau selalu bersikap biasa saja saat melihatku bersama gadis lain. Tak bisakah kau tunjukan pada mereka jika aku milikmu? Kenapa selalu aku yang mencegahmu bersama pria lain? Apa disini hanya aku yang menginginkanmu?”
“Mingyu!”
“Semua sikapmulah yang membuatku terus bersama mereka. Sekarang semua terserah padamu. Aku muak!” Ucapnya dingin. Pria bermata tajam itu beranjak pergi. Sungyoung segera menahannya.
“Kau mau kemana? Dengarkan aku dulu!”
“Terserah!”
Dihempaskannya kasar tangan Sungyoung. Gadis itu sedikit terhuyung kebelakang. Dan akhirnya Mingyu pergi, meninggalkannya yang benar-benar shock. Jujur saja, tak ada niat untuk mengajaknya mengakhiri hubungan ini. Ia hanya ingin bertanya, berhari-hari ia larut dalam kebimbangan yang amat menyiksanya. Ibunya akan menikah dengan ayahnya Mingyu, ditambah sikap Mingyu yang terus menerus tak berubah, dan juga Sehun yang terus mendekatinya. Mungkin sekilas tak masalah jika Sehun kembali padanya, hanya saja Mingyu selalu melukai Sehun setelahnya. Bahkan sampai pria itu kritis. Benar-benar tak pernah main-main setiap kata yang dikeluarkan Mingyu.
“Oh Ya Tuhan! Apa yang harus kulakukan?” Lirihnya pelan.
****
Keadaan bertambah buruk. Mingyu menghindar, menjauhi Sungyoung dengan kejamnya. Pria itu bahkan tak segan menghempas kasar tangan Sungyoung yang berkali-kali mengajaknya bicara. Pertama saat di atap, kedua saat jam makan. Kala itu Sungyoung menghampiri Mingyu yang tengah makan bersama teman-temannya, bahkan ada Tzuyu dan gerombolannya disana. Mingyu hanya diam saat Sungyoung mengajaknya bicara. Setelah itu ia pergi meninggalkannya begitu saja, tentu saja ia mendapat tatapan sinis dari Tzuyu. Ketiga, ia sampai menghampiri kelas Mingyu. Menahan malu ketika teman-temannya menggodanya, para wanita juga tak henti berkata sinis padanya. Namun lagi-lagi Mingyu tak peduli. Dan yang terakhir saat pulang sekolah, Mingyu memilih pulang bersama gadis lain dan meninggalkan Sungyoung seperti orang bodoh.
Dan disinilah ia sekarang, didepan sebuah gedung tinggi yang tak lain adalah rumah sakit. Menjaga dan menemani Sehun, itulah yang akan ia lakukan sekarang. Dari rumah, ia juga sudah mempersiapkan perbekalan dan baju ganti. Ada perasaan aneh saat ia akan memasuki bangunan ini. Entahlah, yang ia ingin hanyalah Mingyu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy (Mingyu Seventeen) ✔✔
Fiksi Penggemar(PRIVATE) (COMPLETE) Ketika Sungyoung yang ingin melupakan mantan kekasihnya, namun bertemu 'bad boy' seperti mingyu