part 9 (end)

25.7K 1.2K 115
                                    


Jantung Mingyu seolah berhenti berdetak saat itu juga. Tepat dihadapannya kini, Sungyoung terjatuh tak berdaya dengan luka tembak. Waktu seolah berhenti berputar. Semuanya terdiam ditempat saking shocknya. Terutama Wonwoo. Tangannya bergetar hebat saat memegang amunisi itu. Niat awal ingin menembak Sehun, namun yang terkena pelurunya itu justru Sungyoung yang tepat berada disebelah Sehun.

"HYUNG APA YANG KAU LAKUKAN?!" Mingyu berteriak dengan sisa tenaganya.

Brak!

Jeonghan, Jun dan Joshua masuk ke dalam ruangan itu beserta seluruh anak buah Mingyu yang lainnya. Tanpa menunggu lama lagi mereka segera menghabisi sisa anak buah Sehun dan segera menyelamatkan Mingyu. Pria itu tersu saja menatap Sungyoung tanpa berkedip. Mulutnya menggumankan nama gadisnya berkali-kali.

"Jeonghan hyung, bawa Sungyoung ke rumah sakit secepat mungkin. Aku mohon!" lirih Mingyu saat kini Jeonghan tengah berada didepannya.

"Kau juga hampir mati, bodoh!"

"Selamatkan dulu gadisku, hyung! Jebal!"

Jeonghan tertegun kala melihat Mingyu mulai menitikkan air matanya. Selama bertahun-tahun setelah kepergian ibunya, ia baru lagi melihat pria ini menangis. "Baik. Aku akan menyelamatkan Sungyoung lebih dulu."

Secepat mungkin ia memerintah Jun dan Joshua agar cepat menyelesaikan semuanya dan membawa Mingyu pergi dari sana juga. Setelah itu ia dan beberapa anak buahnya yang lain pergi menuju ke arah Sungyoung dan membawa gadis yang sudah tak sadarkan diri itu pergi dari sana. Wonwoo dan Sehun masih terpaku ditempat. Pistol itu akhirnya jatuh ke lantai, Wonwoo seolah kehilangan tenaganya. Salah sasaran!

Tertatih Mingyu mencoba berdiri. Kakinya benar-benar terasa lemas setelah dipukuli dengan membabi buta seperti tadi. Sepelan mungkin ia berjalan ke arah Wonwoo, air mata menyedihkan itu belum bisa Mingyu cegah dari pelupuk matanya.

"Hyung, aku tahu siapa yang ingin kau bunuh tadi. Dia bukan gadisku, kan? Kau ingin menembak bajingan itu, kan?" tanyanya pelan.

Wonwoo masih terdiam. Pandangannya menembus manik mata Mingyu. Ya, Mingyu sadar kini sorot lukalah yang Wonwoo berikan untuknya. Pria berkulit putih pucat ini menyesal, sangat menyesal. "Aku menyayangimu lebih dari siapapun, hyung."

Dan semuanya gelap!

*****

Saat pertama kali membuka mata, Mingyu hanya melihat cahaya putih. Berkali-kali ia berkedip, mencoba menetralkan pandangannya. Bau-bau obat melingkupi indra penciumannya. Sedetik kemudia ia menyadari bahwa kini ia tengah berada di rumah sakit.

"Mingyu-ah, kau sudah sadar?" tanya seseorang disebelahnya. Kepala Mingyu tertoleh ke samping. Senyum samarnya terbit seketika saat melihat siapa yang ada disebelahnya kini.

Tepat disebelah kirinya, ada Sungyoung yang juga tengah berbaring diranjang pasien dengan baju rumah sakit itu. Tangan mereka sama-sama diinfus dan hidung mereka tertempel selang oksigen. Keduanya saling melempar senyum.

"Sungyoung, kau tidak apa-apa?" tanya Mingyu pelan.

"Ya, aku tak apa. Peluru itu hanya mengenai bahuku. Kemarin aku pingsan karena shock." Ucap Sungyoung diiringi senyumannya. "Kau hampir mati, Mingyu. Aku selalu berdoa agar kau cepat sadar."

Ranjang pasien mereka sangat dekat bahkan menempel. Ini pasti disetting dengan sengaja. Salah satu tangan Mingyu yang bebas dari jarum infus, mulai bergerak menggenggam tangan Sungyoung. Mata mereka kembali beradu. Ada sorot kerinduan disana.

"Aku merindukanmu, Han." Lirih Mingyu dengan senyum tipisnya.

"Aku sangat merindukanmu. Kau tahu? Aku bahkan menangis saat aku memikirkanmu. Aku merindukan semuanya tentangmu. Aku.. tak bisa jauh darimu."

Bad Boy (Mingyu Seventeen) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang