Pagi ini, cuaca sangat cerah. Berbanding terbalik dengan kemarin sore. Sepertinya seharian ini, takkan ada air yang turun dari langit. Pas sekali! Hari Minggu dengan cuaca bagus. Para keluarga dan pasangan pasti pergi keluar rumah.
“Sungyoung-ah, ayo kita berkencan hari ini!” Ajak Mingyu saat mereka tengah menonton tv. Masih ditempat yang sama.
“Berkencan? Shirreo!”
“Yak, wae?!”
“Tubuhku sangat sakit, bodoh! Kau menyerangku 4 ronde. Bajingan gila!” Umpatnya kesal.
Kemarin sore setelah Mingyu mengambil mahkotanya, pria itu meminta lagi. Dan mereka melakukannya. Ditambah saat mereka pergi mandi bersama, Mingyu memintanya lagi. Dan terakhir saat mereka hendak tidur. Dan saat pagi datang, tubuh Sungyoung benar-benar terasa remuk. Terutama dibagian terpenting tubuhnya, terasa sakit dan perih. Dia tak bisa berjalan pagi ini. Bahkan Mingyu harus menggendongnya ke kamar mandi saat pergi mandi tadi. Awalnya, Mingyu lagi-lagi ingin mandi bersama. Namun secepat mungkin gadis itu melarangnya.
“Aku tak bisa mengontrol diriku sendiri. Bahkan sekarang aku menginginkanmu lagi.” Bisiknya tepat ditelinga Sungyoung. Gadis itu sedikit menggelinjang ketika bibir Mingyu mengecup bahunya yang terbuka. Kemeja biru milik pria itu yang kini melekat ditubuh Sungyoung, tak tertutup sempurna. Tiga kancing atas terbuka bebas. Siapa lagi jika bukan ulahnya?
“Mingyu, aku ingin pulang.” Rengeknya manja.
“Kau tidak betah bersamaku?”
“Ya. Kau mesum! Aku bahkan bingung bagaimana aku berjalan. Ini sangat sakit!”
“Maaf.”
Singkat padat jelas. Tapi terdengar sangat tulus. Sungyoung sendiri tertegun. Selama mengenal Mingyu, baru kali ini pria itu meminta maaf. “Untuk apa?”
“Karena menyakitimu. Maafkan aku, hem?”
Suaranya sangat lembut. Lagi-lagi hati Sungyoung terasa aneh. Perasaan aneh yang ia rasakan, sama seperti pada Sehun dulu. Mungkinkah??
“Antarkan aku pulang!”
Mingyu mendesah pasrah. Itu artinya ia akan berpisah dengan gadis ini! Hatinya menolak keras. Keinginan untuk terus bersama gadis ini begitu kuat.
“Baik, kita pulang. Ayo!” Ketusnya.
Mata Sungyoung selalu memperhatikan gerak-gerik Mingyu. Mulai dari Mingyu bangkit dari sofa, mematikan tv, mengambil jaket kulitnya, memakainya, bercermin dan merapikan rambutnya, mengambil kunci mobil, dan pergi keluar dari sana. Dengan wajah datar, dingin dan tanpa peduli.
Tentu semua itu membuat Sungyoung menganga tak percaya. Pria itu bahkan keluar dari sini dengan hentakan pintu yang keras. Meninggalkannya sendirian. “Yak, Kim Mingyu!!”
Tak ada jawaban. Pria sialan! Baiklah, mungkin dia kesal karena Sungyoung terus menerus ingin pulang. Akhirnya, gadis itu tertatih sendiri. Mengambil tasnya dan memakainya di punggung. Berjalan sangat pelan, bagian terpentingnya terasa sakit. Ulah Kim Mingyu! Harusnya ia membantunya berjalan saat ini.
“Ingin kugendong?”
Sungyoung yang baru keluar, mendapati Mingyu yang berdiri tak jauh dari pintu ruangan itu. Ternyata pria ini tak meninggalkannya. “Tidak, terima kasih.”
Tanpa melirik, tanpa senyum, tanpa ekspresi. Sungyoung melewati Mingyu begitu saja. Jalannya sudah seperti siput. Lambat! Ditambah sedikit mengangkang. Untung saja eommanya pulang lusa. Jadi ia tak perlu takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy (Mingyu Seventeen) ✔✔
Fiksi Penggemar(PRIVATE) (COMPLETE) Ketika Sungyoung yang ingin melupakan mantan kekasihnya, namun bertemu 'bad boy' seperti mingyu