part 7

18K 957 27
                                    


Mata bulat Sungyoung terbuka perlahan. Sebenarnya ia sangat susah hanya untuk membuka mata, kedua kelopak matanya terasa sangat berat untuk dibuka. Tak hanya itu, tubuhnya benar-benar terasa remuk. Kejadian semalam sangat membekas diingatannya. Bagaimana ia melihat sisi mengerikan Mingyu yang tak pernah pria itu perlihatkan padanya selama ini.

“Apa? Kalian gagal membunuh Sehun?”

Suara Mingyu mengusik telinganya. Dan ketika matanya terbuka sepenuhnya, ia melihat tubuh kekar Mingyu yang tengah berdiri menghadap jendela. Boxer putih dan kemeja putih yang melekat ditubuhnya, kemeja itu tidak satupun yang ia kancingkan. Sehingga dada bidang dan perut sixpack itu terlihat jelas. Rambutnya juga basah dan berantakan. Sangat sexy!

“Siapa saja orang yang dimilikinya? Apa mereka lebih kuat dariku?” Tanyanya pada seseorang yang tengah berteleponan dengannya.

Dengan posisi tengkurap, Sungyoung masih saja membeku disana. Seolah tak bisa menggerakkan tubuhnya sedikitpun. Punggung terasa sakit akibat cambukan Mingyu, belum lagi pergelangan tangannya yang semalam diikat kuat. Dan yang paling parah ada daerah intimnya. Semalam, Mingyu menyerangnya sebanyak kurang lebih 18x. Dan mereka tidur pukul 2 pagi. Sungguh, tubuhnya terasa sangat kaku dan susah digerakkan.

“Cari tahu! Pokoknya secepat mungkin aku harus menghabisi Oh Sehun.”

Brak!

Mata Sungyoung langsung terpejam erat saat Mingyu menghantam keras tembok dengan tangannya. Emosi pria itu belum surut rupanya.

“Aku tahu kau sudah bangun.” Suara itu seakan menitahnya untuk membuka mata. Matanya menangkap sosok Mingyu yang berdiri tegap disamping ranjang dengan tangan terlipat didada.

“Pergi mandi lalu sarapan!”

Bukannya menjawab atau merespon, Sungyoung malah membalikan kepalanya ke arah lain. Menghindari Mingyu begitu saja. Ia muak, marah, kesal pada pria ini.

Chup!

Dirasakan ada sebuah benda lembut yang mencium punggungnya. Ranjang juga bergerak, itu artinya kini Mingyu ikut berbarik disana.

“Maafkan aku! Sungguh, semalam itu diluar kesadaranku. Aku tak bisa mengontrol diriku sendiri.” Bisik Mingyu lembut. Jarinya mengusap lembut luka yanh tercetak dipunggung Sungyoung, itu adalah ulahnya.

“Aku sudah membuatmu terluka, aku sudah membuatmu menangis lagi. Maaf maaf maaf!” Lirihnya dengan kecupan bertubi-tubi pada puncak kepala Sungyoung.

Gadis itu masih diam. Tak tahu harus bereaksi apa. Mingyu begitu tulus dan menyesal sepertinya. Namun mengingat lagi kejadian semalam, semua itu sungguh membuat Sungyoung meringis ngeri. Kim Mingyu benar-benar mematikan jika sedang tersulut emosi.

“Sungyoung .. bicaralah! Jangan diam seperti ini! Aku tahu aku salah, maka dari itu aku minta maaf.”

“Aku ingin mengakhiri hubungan kita, Kim Mingyu.”

****

Bukan Mingyu namanya jika dengan mudah melepaskan sesuatu yang berharga untuknya. Setelah Sungyoung meminta untuk mengakhiri hubungan mereka, Mingyu malah semakin menjaga ketat gadisnya. Tak peduli jika Sungyoung mengabaikan atau memakinya kasar. Pria itu tetap saja pada pendiriannya.

Seperti sekarang misalnya, mata tajam Mingyu selalu memperhatikan gerak-gerik Sungyoung yang tengah berolahraga dilapangan. Gadis itu tengah bermain basket dengan Minyoung, Jongin, Mark dan Taeyong. Saking bahagianya, ia bisa melihat gadisnya tersenyum lebar. Hal yang tak pernah ia lihat lagi semenjak kejadian itu.

Bad Boy (Mingyu Seventeen) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang