Navillera

1.4K 98 3
                                    

Dipagi yang cerah, burung berterbangan. Matahari memberikan cahaya yang indah seperti kilauan emas. Kupu-kupu memberikan warnanya lewat jendela-jendela rumah. Semua orang di sekitar rumah merasakannya.

Kecuali Yerin. Ia hanya dapat merasakan dingin dan sejuknya udara lewat kedua tangannya yang lembut. Walaupun begitu, Ia tetap bersyukur karna dapat merasakan keindahan dunia walaupun tanpa melihat. Lalu, Ia membuka jendela kamarnya yang berwarna pink.

"Udara hari ini lumayan sejuk. Aku juga bisa mendengar suara burung dari sini. Pasti hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan." Yerin tersenyum manis dengan rasa penuh syukur.

"Yerin! Yerin! Ayo nak, nanti kamu akan terlambat ke sekolah!" terdengar suara ibu Yerin yang memanggil dari bawah dekat tangga.

"Baiklah, bu. Aku akan bersiap-siap." jawab Yerin kepada ibunya.

Yerin pun mengambil tongkat jalannya lalu berjalan dengan pelan ke arah kamar mandi. Saat Yerin ingin berjalan ke kamar mandi, tiba-tiba Ia tersandung kaki kasurnya.

"Aduh!" ujar Yerin

Tetapi sebelum Ia jatuh ke lantai, ibu Yerin langsung memegang pundak Yerin sehingga Yerin tidak terjatuh. Saat Yerin ingin ke kamar mandi, ternyata ibu Yerin pergi ke kamar Yerin untuk membawakannya secangkir teh. Dan pas saat ibu Yerin masuk, Yerin tersandung dan hampir jatuh sehingga ibunya langsung bergegas menolong putrinya.

"Yerin, kau tidak apa-apa nak? Apa kakimu sakit?" tanya ibu Yerin dengan sangat cemas.

"Tidak, ibu. Aku baik-baik saja. Terima kasih karna ibu telah menolongku. Jika tidak, pasti aku sudah jatuh." jawab Yerin sambil tersenyum.

Ibu Yerin tak kuasa melihat anaknya yang buta. Ia merasa bahwa putrinya selama ini menderita berat. Lalu, Ia menangis dan meneteskan air matanya. Yerin mendengar hendusan ibunya yang menangis. Ia merasa bingung dan sedih karna ibunya menangis.

"Ibu, aku tidak apa-apa. Kenapa ibu menangis. Aku bisa menjalani semua ini, bu." ucap Yerin sambil memegang kedua pipi ibunya dan menghapus air mata ibunya.

"Ibu tidak bisa melihat kamu seperti ini, Yerin. Kau sering dibully di sekolahmu. Seandainya ibu punya cukup uang, kamu pasti bisa dioperasi agar kamu bisa melihat lagi. Maafkan ibu" ibu Yerin sangat sedih. Begitu banyak tetesan air mata yang keluar dari mata ibunya.

"Ibu, aku tau ibu menyayangiku. Tapi ibu, ini sudah menjadi takdirku. Aku tidak bisa menolaknya. Kita harus rela dan sabar untuk menerimanya. Aku yakin suatu hari nanti kita akan menemukan jalannya." Yerin pun meneteskan air mata saat berbicara kepada ibunya.

"Baiklah. Kau sangat cantik. Ibu sangat bangga karna memiliki bidadari cantik sepertimu." ibu Yerin langsung memeluk Yerin dan menghelus rambut Yerin yang coklat dengan sentuhan lembut.

"Yerin berjanji tidak akan membuat ibu sedih lagi karna kondisi Yerin."

"Baiklah ibu. Nanti aku akan terlambat ke sekolah." ujar Yerin kepada ibunya.

"Iya kau benar. Baiklah ibu akan membantumu." jawab ibunya.

Lalu, Yerin bersiap-siap untuk ke sekolahnya. Setelah selsai, Ia pergi sarapan dan pergi ke sekolahnya bersama ibunya.

Let Me See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang