Stigma

801 86 2
                                    

Setelah beberapa menit, akhirnya Yerin dan ibunya sampai di sekolah Yerin.

"Baiklah, bu aku pergi dulu. Sampai jumpa." Yerin memeluk ibunya dengan senyuman manis.

"Jaga dirimu, ya." pesan ibunya.

Lalu, Yerin masuk ke sekolahnya dengan bantuan tongkat jalannya. Tak lama kemudian, sahabat Yerin yaitu Sowon mendatangi dan menyapa Yerin.

"Hai, Yerin! Apa kabarmu? Sini aku akan membantumu." sapa Sowon dengan baik kepada Yerin.

Sowon adalah sahabat Yerin sejak kecil. Ia tidak peduli akan kebutaan Yerin. Setiap ada orang yang mengejek Yerin, pasti Sowon akan membela Yerin.

"Sowon, aku tau itu pasti kau. Terima kasih, ya." ujar Yerin kepada Sowon.

"Tenang saja. Aku akan selalu membantumu." jawab Sowon sambil tersenyum.

Setiap Yerin dan Sowon berjalan untuk menuju ke kelas mereka, semua murid di sekolah pasti melihat mereka sambil membicarakan mereka berdua. Ada yang mengatakan mereka aneh ada juga yang mengatakan mereka berdua adalah alien.

"Sowon, apakah mereka sedang membicarakan kita? Aku mendengar banyak yang sedang membicarakan kita." tanya Yerin dengan nada agak sedih. Tetapi, Yerin berusaha untuk menahan air matanya.

"Tidak, Yerin. Mereka hanya sirik karna mereka tidak mempunyai kisah perahabatan yang indah seperti kita. Jadi, tidak usah dipikirkan. Lagipula kan ada aku yang akan melindungimu." jawab Sowon dengan tersenyum tetapi Ia juga merasakan perasaan sedih di hatinya akan penderitaan Yerin.

Sesampainya mereka di kelas, seperti biasa orang-orang di kelas langsung menatap mereka dan diam sejenak.

Tapi, berbeda dengan Eunha. Eunha adalah gadis yang membenci Yerin dan Sowon. Ia selalu membully dan mengerjai Yerin ataupun Sowon. Tetapi, Yerin tidak pernah merasa dendam kepada Eunha.

Lalu, Eunha berkata "Wah, lihatlah si 2 gadis aneh sudah datang rupanya. Selamat datang gadis-gadis aneh!"

Semua orang langsung tertawa saat mendengar Eunha mengejek Yerin dan Sowon.

"Hentikan Eunha! Apa kau tidak puas menghina Yerin?! Kau selalu saja menghinanya. Tapi lihat, Yerin tidak pernah merasa dendam padamu!" jawab Sowon dengan nada yang sangat marah.

"Berani sekali kau? Kau tidak tau kau berbicara pada siapa?" ujar Eunha seperti mengancam.

"Heh?! Aku tidak takut kepadamu!" balas Sowon dengan kesal.

"Sudahlah Sowon. Kita tidak usah mendengarnya. Kita tidak boleh terpancing emosi akan ucapannya. Aku tidak apa-apa" ujar Yerin menyabarkan Sowon sambil memegang tangan Sowon.

"Tapi, Yerin dia..."

*KRING...KRING

Saat Sowon berbicara kepada Yerin, tiba-tiba bel masuk kelas berbunyi menandakan pelajaran akan dimulai.

"Awas kau lihat saja nanti!" ancam Eunha kepada Yerin dan Sowon.

Sowon pun memplototi Eunha. Lalu, Sowon membantu Yerin untuk duduk di kursinya.

Semua orang duduk berpasangan dalam 1 meja (1 meja untuk 1 laki-laki dan 1 perempuan) kecuali Yerin dan Eunha. Eunha tidak mau duduk bersebelahan dengan yang lain karna Ia mengira semua orang di kelasnya itu menjijikkan.

Sowon duduk dibelakang Yerin dan duduk disebelah salah satu murid laki-laki di kelasnya.

Pelajaran pun dimulai.

Let Me See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang