Reflection

462 45 3
                                    

Setelah menemui Yerin dan Sowon saat di taman tadi, V pun pergi ke rumah sakit untuk melihat kembali keadaan Jungkook disana.

Sesampainya di rumah sakit, V pun langsung barlari mengarah ke kamar rawat Jungkook dengan perasaan khawatir. Lalu, saat sampai di kamar Jungkook, didapat ibu V sedang duduk menangis di depan kamar rawat Jungkook. Ibu V pun tersadar akan kehadiran V. Ia pun langsung berlari ke arah V untuk memeluknya.

"Taehyung! (hiks)"

"Ibu.." V pun lansung memeluk ibunya dengan mengeluarkan beberapa tetes air mata.

"Ibu, bagaimana dengan Jungkook?" tanya V sambil memegang kedua tangan ibunya.

"Jungkook (hiks), Jungkook telah mencukur rambutnya (hiks). Ibu tidak bisa melihatnya seperti ini (hiks)" ibunya sangat sedih akan kondisi Jungkook. V pun terdiam tidak bisa berkata apa-apa. Pikirannya kosong akan kondisi adiknya itu.

"Aku harus menemuinya" V pun langsung masuk ke dalam kamar Jungkook.

Saat sudah didalam kamar Jungkook, V melihat Jungkook sedang memegang suatu buku sambil meneteskan air mata. Ternyata buku itu adalah album foto Jungkook dan V saat masih kecil. V yang melihat Jungkook dalam kondisi rambut yang botak pun tak bisa menahan air matanya. Lalu, V berjalan mendekat ke Jungkook yang sedang melihat foto-foto mereka saat kecil.

"V..."

"Jungkook (hiks), kau... (hiks) Kau baik-baik saja (hiks) ?" tanya V sambil menagis tapi mencoba untuk bersikap tenang.

"Aku baik-baik saja. Hanya saja, aku kehilangan rambut coklatku. Sekarang aku tidak lebih tampan lagi darimu" jawab Jungkook dengan aksen bercandanya untuk menghibur V.

"Kau ini. Asal kau tau, kau tetap tampan tau dengan kondisi yang seperti ini"

"Haha, benarkah? (hiks)" mata Jungkook pun mulai berkaca-kaca.

"Oh iya, apa kau tau aku sedang melihat apa?" tanya Jungkook ke V untuk mengalihkan pembicaraan.

"Apa itu?"

"Ini adalah album foto kita saat masih kecil. Lihatlah, apakah kau ingat yang satu ini?" Jungkook menunjuk salah satu foto di album itu. V pun melihat foto tersebut.

"Ya, (hiks) aku ingat. Saat itu kita pergi ke taman bermain yang ada di Busan bersama ayah dan ibu. (hiks) Kau menumpahkan susu cokelatmu di bajuku saat itu sampai kita bertengkar (hiks)" jawab V sambil tersenyum tapi mengeluarkan beberapa tetes air mata.

"Haha, kau benar. Dan lihatlah yang satu ini! Ini saat hari pertama kita masuk sekolah. (hiks) Kau menangis ke ayah dan ibu untuk pulang ke rumah karna kau malu untuk sekolah. Aku ingat saat itu. Kau sangat lucu saat menangis. Kau berteriak sangat kencang (hiks) sampai semua orang disekolah memperhatikan kita" tambah Jungkook.

"Kau ini (hiks). Jangan mengingat kembali masa memalukan itu, donk!" V tersenyum malu tapi mengeluarkan tetesan air mata.

"Haha. Bagitu indah masa-masa itu. Saat kita bersama dalam satu keluarga. Sampai ayah tiada, (hiks) tetapi kita terus bersama untuk mendukung satu sama lain (hiks). Tapi, dengan keadaanku ini. Aku hanya bisa berharap kita masih akan bersama" ucap Jungkook menghayati.

"Tidak. Kau tidak boleh berkata seperti itu (hiks). Kita harus yakin kalau kita pasti akan selalu bersama (hiks). Aku akan selalu bersamamu dan mendukungmu." jawab V meyakinkan.

"(hiks) V, terima kasih atas semua yang telah kau lakukan untukku. (hiks) Aku bangga memiliki seorang kakak seperti dirimu."

"(hiks) Kemarilah." V pun lansung memeluk Jungkook sambil mengangis.

Let Me See YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang