Thirteen

294 30 3
                                    


I admin i'm in and out of my head

***

"Selena! Astaga!" Justin berlari kearah gue yang terbaring lemah di kasur kamar gue.

Justin merangkak keatas kasur gue, mendekat, terus dia memegangi kening gue, dan menangkup kedua pipi gue,

"Kenapa bisa kaya gini? Yatuhan. Badan elo panas." Ringis justin. Gue menggeleng lemah.

Gue juga gak tau kenapa bisa sakit kaya gini, yang gue tau adalah gue keujanan waktu jalan sore sendirian karna badmood.

"Kerumah sakit ya?" Gue menggeleng dengan keras,

"Justin, besok juga panas gue turun kok, gausah kerumah sakit segala."

"Tapi-"

"Please? Gausah, boo." Bisik gue, gue menatap justin dengan mata anjing andalan gue. Justin menghela nafas lalu ngangguk,

Dia beranjak lalu menghambur ke pelukan gue,

"Gue khawatir." Cicit nya. Gue tersenyum,

"Gue gapapa."

"Bee, badan elo panas, dan elo bilang gapapa?" Justin melepas pelukannya tapi dia gak beranjak, hidung kita bersentuhan,

"Gue emang gapapa, gue kan kuat." Justin menggeleng geleng kan kepala, lalu mengecup kening gue,

"Jangan so kuat, apaan. Kucing meninggal aja elo nangis."

Gue mengerang, lalu memukul lengannya. Justin ketawa, dan dia ngeberhentiin ketawanya lalu tersenyum,

"Get well soon bee." Bisik justin, tangannya mengusap pipi gue, gue ngangguk,

"Makasih."

Justin memeluk gue singkat dan menjauh dari tubuh gue, kedua tangan justin mengangkat tubuh gue supaya gue tidur ditengah tengah,

"Sekarang istirahat, udah minum obat kan bee?" Gue ngangguk, gue meluk justin dengan erat, dan gue ngerasain justin mengusap pucuk kepala gue lalu mengecup ngecup pucuk kepala gue berkali kali.

"SELENA MARIE GOMEZ!"

Gue tersentak, mengerjap ngerjap mata gue, gue melihat mobil berlalu lalang di jalanan. Terus gue menengok menatap Luna yang cemberut,

"Kan! Mulai ngelamun terus!" Dengus luna.

Gue ketawa kecil, "sorry."

"Alah, sorry sorry, gue kesel sama elo titik."

Gue memutar bola mata gue, dan menatap luna,

"Gue beliin burger deh yang super big terus daging nya banyak."

Mata luna berbinar, lalu mengangguk dengan semangat,

"Luna gak jadi marah deh." Gue ketawa kecil. Tingkahnya kaya masih anak anak.

"Balik ke kelas masing masing yuk." Gue ngangguk, dan mengambil hp gue sama earphone.

Ana gak masuk katanya dia lagi kerumah neneknya. Terus gue dari tadi gak ngeliat bryan, kayanya sih gak masuk juga, ah bodo lah.

Gue memasang earphone gue ke telinga kiri. Lalu menyetel lagi Alessia Cara - River of tears.

Gue suka banget sama lagu itu, gak tau kenapa. Artinya dalem dan juga nadanya merdu parah,

"Sel, gue ke temen gue yang disitu ya. Elo gapapa kan sendiri?"

Gue menatap luna, lalu mengangguk, "gapapa, yaudah. Bye luna."

Luna melambaikan tangannya ke gue, gue tersenyum lalu berbalik menatap ke hp lagi.

Lagu ini tuh, gue inget gue pernah nyanyiin bareng sama justin, walaupun ini sedih lagunya tapi kita disitu ketawa ketawa.

I catch your scent in every wind

And i recall the love we had

I can't pretend that i don't miss you

Every now and then

But the hurt is for the better

Moving on, is now or never

Lost in the tide, i can't keep my pillows dry

Like there's a sea in my eyes

I realize that sometimes love brings you flowers

Then it builds your coffins

And far to often

We end up falling to our demise

Gue mengusap air mata gue yang gak tau kapan turunnya. Gue kangen nyanyiin ini bareng justin, gue memejamkan mata gue lalu membukannya. Masuk kedalam kelas dengan perlahan, dan duduk di bangku gue sendiri.

"Sel, duduk disini sama gue!"

"Engga! Lo duduk disini sama gue!"

"Bee sama gue please."

"Bee bee bee emang selena babi elo apa, just!"

"Diem lo, ana!"

Gue ketawa sekaligus bingung harus milih duduk sama siapa, gue justin ana dan luna satu kelas. Dan itu adalah hal yang dibangga bangga kan.

"Apa lo?!"

"Elo yang apa, ana!"

"Hei hei hei, stop!" Lerai gue. Justin menatap gue lalu kedua tangannya melipat di dadanya, sedangkan ana dia menatap gue dengan kedua tangannya yang menumpu dagunya dan bibir nya cemberut.

"Luna aja diem, kenapa kalian ribut?" Gue melirik luna yang mendelik ke gue, gue ketawa kecil.

"Ana, elo duduk sama luna ya? Gue sama justin, ini anak kolo gak diturutin bakal ngambek." Ucap gue, gue berjalan kearah bangku justin dan gue dengan cepat duduk disebelahnya.

"Gue menang, dan elo ana," tangan justin mengibas remeh ke ana. Ana mentap justin kesal, lalu berdecak dan menyuruh luna untuk duduk disebelahnya.

"Udah stop, astaga."

"Dia yang duluan." Ucap ana.

"Elo yan duluan! Kenapa jadi gue?"

"Ih elo itu ya! Selena jewer tu telinga justin! Ah gue kesel."

Gue mencubit hidung mancung justin dengan gemas,

"Berenti gak?" Ucap gue gemes.

Justin berusaha menarik tangan gue, mulut dia kebuka buat nafas,

"Iyaiya! Ih sakit!" Ringis justin. Gue langsung mencabut cubitan dihidungnya.

Justin menatap gue, lalu cemberut dan dia mengusap hidungnya,

"Sakit tau."

"Pagi miss!" Gue tersentak saat denger suara anak anak berseru. Gue langsung masukin hp sama earphone gue ke tas gue.

Astaga kenapa gue suka flashback kaya gini?

I can't take this pain // jb.sgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang