"Sayang" kata harry saat keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk sambil memeluk davin yg sedang memasang selimut bedcover dari belakang.
"Lepas!!" Kata davin. Tetapi harry masih memeluknya.
"Aku gak sabar buat kayak gini tiap hari sama kamu" kata harry lalu memutar davin dan memegang kedua lengannya lalu bersiap mencium keningnya.
"Terus-terusan kamu harry!!" Kata davin setelah menampar pipi kiri harry. Harry melepas ikatan handuk davin. Dia kaget dan memegang handuk itu. Harry mencium keningnya lalu berganti baju.Davina baru keluar dari kamar mandi. Harry sudah rapi dan sedang melihat album foto davina dan keluarganya yang ada di laci meja rias kamar tamu ini
"Belum pergi juga kamu?!! Pergi harry"
"Sebentar lagi" jawab harry
"Keluar!! Aku mau ganti baju" ucap davin
"Ganti aja sayang" komentar harry lembut.
"Berhenti panggil aku sayang!!"
"Sayang... kenapa kalo aku manggil sayang?" Kata harry sambil berdiri dan mendekatinya. Davin mundur dan takut harry melakukannya lagi.
"Harry stop,aku gak mau kamu paksa lagi!!" Teriak davin sambil menangis. Harry terus mendekatinya lalu memegang kedua lengan atasnya.
"Aku kerja dulu,kali ini aku telat karna paksa kamu. Lain kali.. suatu saat nanti,ada kalanya aku bolos kerja cuma karna istri aku ini pengen kencan sama aku" ucap harry lalu mencium kening davin dan segera keluar dari kamar ini.Ele datang,seperti biasa.. dia pulang sebelum jam 5 diatas jam 4
"Lu kenapa pucet gitu? Sakit?" Tanya ele
"Rada sakit kepala ele,buruan masuk.. btw mbak indah ke pasar apa kemana? Kok belum balik?"
"Oh iya,gue lupa suruh nyampein. Bapaknya meninggal jadi tadi langsung pulang"
"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un,kita harus kesana ele" ucap davina spontan.
"Yuk,tapi gue mandi dulu"
"Keluarin lagi mobilnya"
"Ya elah vin,situ doang naik mobil?? Kita jalan" jawab ele
"Duh ele-"
"Dehh manja" komentar ele.
"Tapi perih ele,badan gue sakit semua" jawab davin dalam hati.
"Ya udah lu masuk dulu,gue mau siap-siap" kata davina lalu berjalan bersama ele. Ele membenarkan tali sepatunya
"Vin?" Tanya ele
"Apa?" Jawab davin sambil terus berjalan
"Kayak ada yang beda sama lu,tapi apa ya?"
"Gue lagi patah hati"
"Nggak,lu sempoyongan apa gimana gitu kyknya"
"Gue gapapa" katanya"Ati-ati ele,bilangin sama temen-temen gue kalo gue sakit ya" kata davin sambil membukakan pintu untuk keluar ele.
"Davin" kata harry
"Heh!!lu ngapain kesini?" Maki ele
"Gue mau lihat davin aja" jawab harry tenang.
"lu udah lihat,sekarang pergi" ucap ele lagi
"Vin-" kata harry sambil mencoba meraih tangan davin tetapi ele melepasnya
"Dia lagi sakit,lu gak liat dia pucet gini!! Makin parah sakitnya kalo lu disini!!" celetuk ele ketus.
"Pergi har,tolong jangan kesini lagi" kata davin
"Kamu sakit apa? Yuk aku anter ke dokter"
"Gak usah,aku gapapa" kata davin spontan
"Pergi pergi pergi" kata ele mendorong harry. Davin menutup pintu dan menguncinya.1 bulan telah berlalu. Pagi ini davin bangun tanpa melihat dimana ele.
"Kemana nih ele?" Tanya davin dalam hati. Biasanya ele selalu membangunkannya untuk sholat subuh
"Gue sholat dulu deh,sebenernya apa guna sholat gue selama ini. Gue udah lakuin dosa besar"
"Seenggakny gue usaha buat tobat" kata davin dalam hati lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Could Fly
FanfictionMaaf, Kupaksa kau melakukannya... Aku hanya ingin mendapatkanmu,memilikimu selamanya. Maafkan aku.. Caraku menyakitimu sayang.