5

71 3 0
                                    

"Papa janji?"
"Iya,kalo kamu bukan anak satu-satunya dan kesayangan papa,udah papa coret nama kamu dari keluarga ini" kata papa.

Davin menuju kasur dan menidurkan anak-anaknya tetapi mereka malah tengkurap. Dia tersenyum. Wajahnya perlahan mulai pulih
"Abis ini kita nyamperin papa,yee"kata davin sambil tersenyum mengobrol dengan anak-anaknya. Davin teringat handphone lalu mengambil tasnya kemudian menelpon harry.
Harry : hallo sayang
Davina : sayang,kenapa kamu ninggalin aku disini?Aku gak mau disini (pintu terbuka dan dokter datang bersama papa,dokter bertanya kepada papa,apa yang salah dengan wajah davina? Semua normal)
Harry : kamu baik-baik disana. Apapun yang terjadi,aku selalu sayang dan cinta sama kamu. Salam buat anak-anak. Maafin aku..
Davina : sayang ak- (tuutt)
Davina : harry??? Harryy!! (Melihat layar handphone,lalu menelpon harry lagi)
Op : nomor yang anda tuju sedang tidak aktiif- (davin melempar handphonenya)
"Papa!! Pasti papa yang nyuruh harry jauhin aku!! Pasti papa!!" Amukan davin tiada terkira. Dia menangis mendekati papa. Secepat cahaya wajahnya kembali merah. Perlahan pembuluh darah halus di wajahnyanya kembali merekah memberontak.
"Dokter seperti itu tadinya" kata papa. Dokter menyiapkan suntikan obat penenang.
"Dokter!! Jangan beraninya memberi saya obat penenang!!" Kata davin
"Davin kamu itu kayak orang kesetanan"
"Papa yang kesetanan!! Papa yang jahat" kata davin. Papa berusaha mendekatinya untuk memegangi. Davin berlari menuju meja rias memukulkan kursi ke kaca riasnya. Kedua anaknya menangis karena kaget.
"Davin!! Ya tuhan..keterlaluan kamu!!" Kata papa tidak habis pikir dengan sikap davin. Dia mengambil pecahan kaca itu dan bersiap mengiris nadinya jika papa mendekat. Dia mendekati kedua anaknya.
"Sayang maafin mama,cup cup" kata davin
"Papa keluar,ajak dokter ini juga" kata davin lagi
"Dav-"
"Papa keluar" kata davin lagi. Papa keluar dengan dokter dan kembali mengunci pintu. Dia mendiamkan kedua anaknya sambil menangis
"Maafin mama ya,Mama kesel sama kakek kalian sayang" kata davin kepada kedua anaknya.

Davina tidak tidur semalaman dan terus menangis. Dia masih mengenakan seragam kerjanya dari kemarin. Dia memandangi amplop gaji yang harry berikan kepadanya.

Kedua anak davina masih tidur,mereka juga tidak rewel. Dia melihat bubur,susu dan termos air panas juga air putih di meja dekat box bayi al dan ed.
"Biarpun mungkin nantinya gak se bermerk itu,tapi aku sama harry pasti bisa hidupin mereka" pikir davin.
"Gue harus kabur dari sini bawa anak-anak" kata lagi. Wajahnya belum pulih,kemarahannya belum reda sejak semalam.

Davina mengurus anak-anaknya dengan baik,dia tidak memakan sarapan yang mama siapkan untuknya. Untuknya saat ini tidak ada yang lebih mengenyangkan selain bertemu dengan harry.
"Apa aku kualat ya sama harry" pikir devin lalu menangis lagi lalu dia mendengar seseorang memutar kunci lalu pintu terbuka.
"Sayang,makan siang dulu.. ayo dong makan" kata mama. Mama tidak takut lagi melihat wajah davin yang merah dalam keadaan marah ini.
"Makan vin" kata papa. Davin terus berpikir bagaimana caranya bisa keluar dari rumah ini dengan kedua anaknya.
"Sayang,kamu dari kemarin sore gak makan" kata mama. Davin mengambil 2 pecahan kaca senjatanya.
"Biarin aku ikut harry" kata davin sambil bersiap memotong nadinya dengan kaca itu.
"Sayang,kalo kamu bunuh diri,kamu gak akan ketemu harry" kata mama
"Seenggaknya gak ngrasain di pisahin sama dia" kata davin
"Kamu gak bisa gertak mama papa gini ya!!" Kata papa. Davin menggoreskan kaca itu tidak tepat pembuluh nadinya tetapi darahnya keluar lumayan banyak.
"Vin jangan,jangan nak.." kata mama. Papa mulai khawatir
"Ini peringatan pertama,sampai jumpa di peringatan terakhir" kata davin mengancam.
"Iya iya,kamu ketemu harry" kata mama
"Bawa al sama ed keluar" perintah davin. Mama menggendong al dan ed masing2

Davina berjalan mendahului kedua orang tuanya ketika dekat gerbang dan berhenti tepat di gerbang.
"Ma,tolong bawa al sama ed kesini"
"Mana bisa sayang-"
"Satu-satu ma" kata davin. Mama menggendongkan al lalu mengambil ed dan menggendongkan kepada davina. Mereka berdua menghadap pundak davin masing2. Walaupun sedang memegang punggung kedua anaknya,davina masih memegang pecahan kaca.
"Tangan kamu nak" kata mama
"Aku gapapa ma" katanya lalu mama merebut kaca itu.
"Mama!!" Ucap davin marah lalu segera berlari,papa dan mama mengejar begitu jg satpam

If I Could FlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang