part 7

139 5 0
                                    

"Aku crita gini 'sayang.. ada yang mau tau gak tentang papa? Mama critain,tapi begitu kalian lahir,mungkin gak bisa ketemu papa' " air mata davina semakin deras mengalir mengingat saat2 itu
"Terus aku critain deh gini 'nama papa kalian,harry edward styles.. papa itu temen sekolah mama,ganteng banget sampe banyak yang suka.. papa juga playboy,tp kalian gak boleh niruin itu,papa baik terus kyknya sayang gitu ke mama,bukannya PD tapi emang gitu kenyataannya. tapi mama yakin.. kalo papa tau bakal punya kalian,pasti papa lebih sayang ke kalian daripada ke mama.. sayangnya mama gak bisa bilang' "
"Terus abis itu mereka nendang lagi sayang,aku lega ternyata mereka gapapa" davin berhenti lalu menangis tertahan.
"abis itu mereka nendang terus tiap hari sampe 2 hari sebelum melahirkan,trus mereka diem selama 2 hari,baru nendang sebentar pas kamu pegang perut aku,mereka tau papanya lagi pengen pegang mereka" davin berdiri untuk mencium pipi harry lalu duduk kembali.
"Abis itu kamu tau,aku nglahirin anak-anak kita.. makasih kamu mau nemenin aku,waktu nglahirin alex,itu kamu bilang wajah aku merah kayak pas marah akhir-akhir ini kan? Itu bukannya aku marah sama kamu,aku marah karna aku gak kuat lahirin alex padahal kamu terus semangatin aku" katanya terbata karena isakan.
"Sayang maafin aku,aku gak bermaksud nyia-nyiain kamu. Jangan hukum aku" air matanya tiada henti.
"Maafin aku harryku,sayangku,ayah dari anak-anak aku.. jangan tinggalin aku"
"Jangan tinggalin aku"
"Sayang.. aku gak bakal nyerah buat terus sama kamu,kamu juga jangan nyerah buat terus sama aku. Kamu mau apa sayang? Minta sesuatu biar kamu bangun dan aku bisa usaha turutin" davin menangis menindih punggung tangan harry dengan ciumannya. Dia menyesal,betapa saat dia mempunyai kesempatan untuk membahagiakan juga berbahagia dengan harry diawal pernikahannya,malah menyia-nyiakannya.
"Aku nyesel harry,aku minta maaf... jangan hukum aku kayak gini,aku sama anak-anak butuh kamu" katanya lalu bangkit dan mencium kening harry
_Hari ke 12
Davina terus menenani harry dan tidak ingin berbicara kepada siapapun. Dia hanya meninggalkan harry untuk sholat dan menemui alex dan edward selama 30 menit. Meminta kepada mereka agar mendoakan ayahnya. Bos dan istrinya menjenguk setiap 2 hari sekali tetapi davina tidak pernah tau karena selalu di ruangan harry yg hanya boleh ditunggu oleh 1 orang. Sepertinya wajah merahnya tidak akan lagi bisa pulih

Harry dipindahkan ke ruang perawatan agar bisa dijenguk lebih banyak keluarga. Dokter tidak bisa lagi harus melakukan sesuatu selain ini.
Davina langsung mengajak alex yang sedang melek untuk mengobrol dengan ayahnya yang pertama kali selama harry sakit
"Ayah.. kakak sama adek kangen pengen main sama ayah,ayah kapan bangun?" Kata davin sambil memegang tangan kanan alex dan diusapkan ke pipi kiri harry juga meneteskan air mata. Papa dan mamanya juga kedua mertuanya hanya bisa menangis menyesal meratapi apa yang mereka lakukan.
"Salim dulu sama ayah" davin mengajari al untuk mencium tangan harry. Al tidak melepaskan tangan harry tetapi memainkan jari-harinya dengan kedua tangan mungilnya.
"Alex sama kayak ayah,sukanya mainin jari ya? Sama kayak ayah,sukanya mainin jari mama pas mau tidur" air mata davin mulai mengalir
"Pappa" kata alex.
"Iya- iya sayang.. papa,alex udah bisa ngomong... kangen ya sama papa? Mama juga sayang" davin lebih menangis lagi.
"Mama seneng.. kata pertama alex papa. Andai aja papa denger sayang,belum biasa pangil ayah ya?"
"Harry denger sayang,alex manggil kamu.. tapi papa masihan,dia belum biasa,harry bangun sayang" katanya lalu menangis sambil memegang tangan harry.
_Hari ke 21
Mama dan mama mertua davina menggendong alex dan edward,papa mertuanya ada di samping harry memegang pundak harry lalu duduk di sofa. Papanya baru saja datang. Davina seperti biasa. Duduk termenung melihat wajah harry,dia mengingat-ingat bagaimana senyum dan lesung pipi suaminya itu. Tiba-tiba dia bangkit menghampiri orangtuanya dan harry.
"Aku yakin,papa mama semua udah puas sekarang,atau bahkan masih kurang puas" katanya Datar
"Davin-" kata mama lalu davin memotong
"Papa mama udah berhasil. Aku pngen pertahanin anak-anak aku tapi aku gk yakin sama umur yang aku punya" katanya. Mama mendekatinya,memeluk lalu mencium pipinya,davina diam mematung
"Maafin kami sayang,tolong jangan bilang gitu" kata mama
"Aku nitip mereka. Kalo mama papa gak mau,titipin ke bosnya harry dan istrinya.. mereka sayang sama anak-anak aku"
"Mama mohon,jangan bilang gitu sayang..." kata mama harry sambil memeluk menantunya ini. Mereka semua menoleh ke pintu,melihat siapa yang menjadi pemutus obrolan kesedihan iNi.
Mama mempersilahkan mereka masuk,davin hanya tersenyum sopan tanpa bicara jika tidak ada sesuatu yang harus dia jawab.
"Harry pasti sembuh,kamu harus kuat.. harus sabar" kata istri bos lalu memeluk davin. Dia hanya tersenyum padahal air matanya terus mengalir.
Ele dan niall datang saat pelukan istri bos belum selesai. Davin tersenyum melihat siapa yang datang. Sahabatnya itu berkunjung untuk yang pertama kalinya,menghambur memeluknya setelah antri dengan istri bos.
"Kenapa lu gak kasih tau gue sih vin? Lu butuh gue" kata ele sambil menangis.
"Iya vin,gimana keadaan harry?" Tanya niall. Davina tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana itu. Air matanya semakin deras mengalir.
"Harusnya gue,dia sama anak-anak jalan-jalan.. hari ini 3 minggu yang lalu" kata davin datar lalu mengajak ele duduk dan memberi isyarat niall untuk duduk.
"Harry pasti sembuh" kata ele sambil memegang kedua pipi sahabatnya itu.
"Jangan sedih,harry sedih nanti"
"Dia bahagia ele,dia bilang gue sama anak-anak bikin dia bahagia.." katanya sambil tersenyum dan meneteskan air mata lagi.
"Lu mau tau gak pas dia bilang gitu?" Tanya davin bersemangat. Dia tidak pernah berbicara kepada siapapun selain kepada harry dan anak-anaknya selama 21 hari ini.
"Iya,gimana critanya??" Tanya ele bersemangat untuk menyenangkan hati sahabatnya,bos menenangkan istrinya yang meneteskan air mata.
"Dia bilang gini ele 'kamu itu sumber kebahagiaan aku,makasih buat kasih sayang yang kamu kasih buat aku,termasuk anak-anak' " davin tersenyum tetapi air matanya makin deras mengalir. Ele mengusap air mata davin.
"Kenapa dia bilang makasih ele?" Tanyanya datar. Mata niall mulai basah. Ele memeluk sahabat karibnya untuk kesekian kali.
Papa mama davina merasa tersinggung tetapi menyadari kesalahan mereka. Papa mama harry menyesal terlalu memusuhi harry dan mementingkan membela besannya karena merasa bersalah. Istri bos menangis dan bos mulai memikirkan untuk menyetujui permintaan istrinya membawa harry ke luar negeri dan tidak lagi peduli jika kedua orang tua harry tersinggung.
"Ele" kata davin menghentikan setiap orang di dekatnya yang sedang bergelut dengan pikiran masing-masing saat ini.
"Apa sayang?" Kata ele sambil memegang kedua telapak tangan davin.
"Kali ini gue gak kuat" kata davin datar. Ele menutup mulutnya,sepersekian detik segera memeluk tubuh sahabatnya yang dulunya tidak rapuh seperti ini.
"Mas,kita bawa harry ke luar negeri secepetnya ya?" Pinta istri bos yang menangis di pelukan suaminya itu.
"Iya sayang,nanti kita bilang" kata bos
"Nggk vin,lu kuat.. demi alex sama edward.. demi gue-" kata ele lalu berhenti. Dia tidak sanggup lagi berkata-kata.
"Demi gue,demi squad yang terus nyariin lu" kata niall mendekat lalu memegang salah satu tangan davin di pinggang ele.
"Gue gak kuat" katanya lagi.
"Lu kuat sayang.. lu kuat" kata ele lalu memegang kedua pipi davin,
"Yang sabar sayang,yang sabar" kata ele lagi. Mama mendekati anak semata wayangnya.
"Sayang tolong maafin kami semuanya,kita doain harry" kata mama. Davina melihat mama dengan tatapan sendu yang datar. Tatapan putus asa yang tidak pernah ada dan terlihat dari matanya sebelumnya. Mbak esti dan bibi yang berada di dekat harry bersama al dan ed segera mengajak anak-anak harry ini keluar ruangan. Bibi menangis sambil membelai-belai pipi alex diluar ruangan.
"Tolong kamu sabar ya,sabar.. mama takut pembuluh darah kamu pecah sayang,jangan bikin mama jadi gila karna kehilangan kamu,mama sayang sama kamu"
"Bilang sama harry. Jangan bikin aku gila karna kehilangan dia" kata davin. Papanya bangkit lalu menghampiri tubuh harry. Alat itu berdengung panjang. Jantung harry berhenti sebelum papa mengatakan satu katapun.
"Harry" kata davin lalu menghampiri tubuh harry. Niall berlari memanggil dokter.
"Papa!!" Kata davin marah. Apa yang ada di pikirannya adalah kali ini ayahnya barusaja membunuh harry dengan sengaja.
Dokter memasuki ruangan dan meminta semua keluar. Davina menangis meminta untuk terus disamping harry. Ele dan niall menariknya keluar.
"Gue mau nemenin harry ele" kata davin disela tangisannya. Dia duduk menangis di depan pintu. Ele memegang kedua pipi davin dan mulai khawatir dengan keadaan wajahnya. Keringat di keningnya bercucuran.
"Biarin dokter usaha slametin harry" kata niall sambil berjongkok dan membelai rambut davin. Tiba-tiba dia diam tanpa tangisan
"Ele,harry gak pernah tidur sama kendall. Kendall udah bilang sama gue.. duhh,kenapa gue selalu lakuin kesalahan besar??. Semua ini salah gue.. ulah gue,gue bikin harry nanggung kesalahan gue" katanya datar tanpa tangisan.
"Vin jngan Mikir gitu?" Kata ele
"Jangan harry?! Jangan harry ya allah. Davin aja.. aku aja,aku gak bisa ngrasain kehilangan dia" kata davin lalu memangis.
"Ele? Lu sayang kan sama gue?" Tanya davin
"Iya,lu harus sabar buat gue juga.." kata ele
"Kalo gitu bunuh gue ele" pintanya
"Davin!! yang bener aja,gue gak gila" kata ele spontan
"Yell?"
"Gak mungkin,lu gak boleh kayak gini" kata niall
"Nak-" kata papa sambil memegang salah satu bahu davin. Dia segera berdiri.
"Papa?atau papa aja?" Tanya davin. Wajahnya semakin merah,tetapi bibirnya memucat.
"Sayang mana mungkin papa bunuh kamu" kata mama.
"Pa" pinta davin memelas kepada papa harry. Mertuanya itu menggelengkan kepalanya. Davin kembali menangis.
"Harry marah kalo aku bunuh diri. Lagipula dosa. Aku udah kebanyakan lakuin salah" kata davin. Tiba-tiba dia merasa sesak,dadanya luar biasa sakit,kepalanya serasa akan pecah beberapa detik lagi.
"Davin" kata papanya mengingat kejadian yang sama saat itu. Tubuh davin telah tersungkur ke lantai. Terlambat..

If I Could FlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang